Dua Puluh Enam

274 29 1
                                    

Selepas latihan beberapa lagu, Calvin pun turut berkomentar, "Kalo menurut gua, makin kesini suara lu makin oke, Sya! Tinggal di permantap aja sih. Jangan ditahan-tahan"

"Iya, kak" jawab Rasya.

"Tuh dengerin, jangan suka insecure makanya" ujar Farel pada Rasya.

"Iya"

Seketika Amir datang memasuki ruang musik sambil membawa seplastik makanan dan minuman ringan disana.

"Naaah, pas kan kalo kayak gini!" cetus Calvin sumringah, "Ada Amir si sultan baik hati"

Mata Farel terputar sinis begitu melihat kedatangan Amir.

Calvin langsung menjurus pada tas berisi makanan dan minuman tersebut.

"Nih, Sya! Buat lo!" Amir menyodorkan sushi ke arah Rasya.

"Mmm..." Rasya bimbang untuk menerima makanan tersebut dari Amir.

"Udah, ambil aja. Ini enak kok" kata Amir.

"Dia gak doyan makanan begituan kali!" cetus Farel seketika.

Amir bernapas berat begitu mendengar suara Farel yang begitu panas di telinganya.

Rasya tahu ini akan terjadi, dia belum melakukan apa-apa kecuali ini akan berlarut.

"Udah, Ca! Jangan mau! Nanti kita makan nasi kebuli aja di kantin!" tukas Farrel.

Amir geram seketika. Dia berbali menghadap Farel. "Gue masih anggota band ini, kan?"

"Ya lo ngerasanya apa?" tanya Farel balik.

"Bisa santai aja gak lu? Gue kesini niat baik, sekalian mau ikut latihan juga!"

"Ikut latihan apa mau deketin Aca?" cetus Farel tiba-tiba.

"Eh, ini apa-apaan sih, kok malah jadi pada ribut gini?" tanya Calvin.

"Gue gak pernah cari ribut sama ni orang! Tapi dia sendiri yang selalu usil sama gue!" tukas Amir sambil mendorong dada Farel.

"Gausah bacot lu!" tukas Farel sambil balas mendorong Amir.

"Farel... Amir... udah dooong, gausah ribut. Mending kita fokus latihan. Waktu aku, waktu kita, sangat terbatas" ungkap Rasya seketika.

Farel dan Amir bungkam mendadak.

"Makasih ya, Mir. Udah kasih makanan ini. Nanti pasti aku makan kok. Yang lebih penting sekarang kita latihan dulu" ujar Rasya.

Farel dan Amir mau tidak mau menurunkan egonya masing-masing karena Rasya yang meminta.

"Rasya bener! Kita fokus dulu latihan! Oke" ujar Calvin.

Mereka berempat pun kembali memainkan keahlian musiknya masing-masing.

~

"Amir..." Rasya memanggil Amir yang lebih dulu keluar dari koridor.

Amir berbalik, "Kenapa?"

"Soal Farel tadi, dimaafin ya. Dia gak gitu kok niatnya. Dia kan temen baik kamu" ujar Rasya, jelas.

"Oh, yaelah. Santai aja kali, Sya"

"Tetep aja aku gak enak tadi"

Amir menekuk alisnya, "Lu kayaknya peduli banget ya sama Farel?"

"Hah? Enggak kok. Biasa aja"

"Keliatan banget kali"

Rasya makin gelagapan, "Enggak kok Mir"

"Balik lo bareng gue!" perintah Amir tiba-tiba.

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang