Dua

905 85 92
                                    

Setelah mendapat pemeriksaan dari ruang konseling, Farrel ikut nimbrung bersama kedua teman idiotnya bernama Gentong dan Amir.

Sebenarnya nama asli Gentong bukan gentong beneran, melainkan Gilang. Karena badannya yang besar dan tingkahnya yang selalu bikin onar, orang-orang di sekolah mengenalinya dengan sebutan Gentong. Kelebihan Gentong : Doyan makan. Kekurangan Gentong : Kurang kurus.

Sementara Amir sendiri adalah anak dari konglomerat ternama. Putra tunggal. Satu-satunya sahabat Farrel yang paling tajir melintir. Amir tipe cowok yang setia setiap saat. Sudah seperti merek deodorant. Amir orang paling terdepan jika Farrel dan Gentong sedang kesusahan.

"Gimana hasilnya, Rel?" tanya Amir, penasaran saking pedulinya pada Farrel.

"Yaaah, gitulah. Seperti biasa!" jawab Farrel.

"Gak sampe di keluarin kan?" tanya Amir lagi.

Farrel mengangkat kedua bahunya.

"Gila sih, Rel! Lu mukulin satu orang. Yang dateng malah satu sekolahan kemari! Kan geblek!" cetus Amir. "Jidat ampe di perban begitu"

Farrel hanya tertawa-tawa.

"Tapi lo serius gak kenapa-kenapa kan?" tanya Amir.

"Kagaaaak! Tuh, yang kenapa-kenapa mah si Gentong tuh! Makan udah kayak orang seabad gak makan!" cetus Farrel.

"Udah nape makannya, Tong! Rakus amat, makanan buat sekelas dimakan sendiri." cetus Amir pada Gentong yang sudah menghabiskan satu dus beng-beng. Tiga tumpuk piring siomay tertata rapih di depan Gentong. Ludes.

"Baru juga satu bungkus" jawab Gentong sambil terus melahap cokelatnya.

"Satu bungkus satu bungkus, satu dos maksud lo???" Amir melempar bekas dus coklat itu pada Gentong.

"Ah, jangan dilempar dong, Mir. Sayang itu masih banyak looh!" Gentong mengambil bungkus dus tersebut di lantai.

"Istighfar lo!"

"Alhamdulillah"

"Istighfar, bege!"

"Abis makan ya bilang Alhamdulillah lah. Bodoh kali lah anak ini!"

Farrel tertawa melihat tingkah kedua temannya.

"Abis ini kita jadi kan ngintipin Mbak Sari kencing lagi?" tanya Gentong pada Amir.

Amir menyengir lebar, "Jadi dooong. Mekmer yak?"

Farrel bingung dengan bahasa Amir, "Mekmer apaan?"

"Meki merah" cetus Amir, ngakak.

Farrel bergidik geli.

"Piiiiiinnk!!!" Gentong melempar dos coklat pada Amir.

"Emang pink?" Amir garuk-garuk kepala.

"Ih, lupa lah ini anak! Apa merah, kau pikir mekinya Mbak Sari dipakein liptint?" cetus Gentong.

Farrel dan Amir makin tertawa terbahak-bahak. "Nih anak bener-bener ye, mesumnye!" tunjuk Amir pada Gentong.

Sampai tawa renyah Farrel habis ketika dia melihat sosok Rasya yang keluar dari perpustakaan dan berjalan di koridor kelas.

Farrel langsung saja menepuk-nepuk bahu Amir, "Eh, Mir Mir Mir!!!"

Amir setengah malas menggubris Farrel. Pasti dia punya rencana busuk lagi sama Bu Nita, guru tersangar di SMA Bakti Perwira. Pecahin ban motor, racunin kucingnya sampai taruh petasan di dalam toilet guru kalau Bu Nita sedang kencing. "Paan???" tanya Amir. "Bu Nita lagi?"

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang