69. Teka-teki

604 71 9
                                    

Mau ngomong apa sama Atlanta?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau ngomong apa sama Atlanta?

🥀🥀


Sang surya perlahan mulai menampakkan sosoknya di langit kemerahan, memberi secercah kehangatan setelah semalaman tanah bumi diguyur hujan yang sangat lebat.

Masih dengan pikirannya, Bi Mirna tak henti-hentinya memikirkan keadaan Atlanta saat ini. Ia berharap anak itu baik-baik saja di sana, meski kenyataan selalu mematahkan pikiran positifnya, mengingat Rudi yang menyiksa anak itu tanpa ampun kemarin sore. Hingga malam tiba pun, wanita itu selalu setia menunggu di depan kamar Atlanta yang terkunci sampai melupakan waktu istirahatnya.

Pagi itu, di dapur, setelah Bi Mirna menyiapkan sarapan, ia kembali gelisah, memikirkan bagaimana caranya untuk mengambil kunci kamar Atlanta di tangan Rudi.

Ata ... tunggu sebentar, Bibi akan cari cara buat bantu kamu.

Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7, Atlanta pasti sangat kelaparan, karena sejak kemarin sore laki-laki itu tak mendapat jatah makan.

Tak lama, ia mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. Itu pasti Rudi. Ia bergegas pergi ke garasi.

Wanita itu menghela napas, melihat majikannya yang hendak berangkat ke kantor, dan mulai menghampiri Rudi dengan sangat hati-hati.

"Pak ...."

Rudi menoleh sekilas, lalu kembali memakai jas hitamnya yang sempat tertunda.

"Ada apa, Bi? Mau minta kunci kamar anak sialan itu lagi?" ucapnya ringan. Bahkan pria itu tak menyaring kalimat yang di dalamnya terdapat kata yang tak pantas untuk diucapkan pada anak kandungnya sendiri.

"Iya, Pak. Saya mohon. Kasihan Atlanta dari kemarin belum makan."

Pria itu berdecih. "Memangnya saya peduli? Kalau perlu, biar dia mati kelaparan aja sekalian."

"Pak, gak baik bicara seperti itu sama anak kandung Bapak sendiri. Bu Hani pasti sangat kecewa kalau tau Bapak memperlakukan Atlanta seperti ini."

Rudi mengangkat kepala, menoleh pada Bi Mirna dengan rahangnya yang mulai mengeras. "Jangan pernah sebut nama Hani di depan saya. Mengerti?"

Sontak wanita itu berdiri tegang karena tatapan tajam yang ditujukan padanya.

Rudi beralih berbalik badan, hendak masuk ke dalam mobil, namun Bi Mirna segera kembali berucap yang lagi-lagi membuat pria itu menoleh.

Surat untuk AtlantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang