.:: Chapter - 23 ::.

931 98 26
                                    



Ketika Xiao Zhan membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah tubuh telanjang Wang Yibo yang berada di pelukannya. Xiao Zhan menoleh ke jendela kamar mereka yang hanya tertutup oleh night curtain. Cahaya matahari yang terpancar menembus tirai yang tersibak menunjukan bahwa saat ini hari sudah menjelang siang.

Xiao Zhan menguap sambil pandangannya kembali beralih pada Yibo. Sepertinya dia tertidur sangat pulas sampai melewatkan alarmnya yang selalu berbunyi di jam tujuh pagi. Atau mungkin karena kegiatan mereka tadi malam yang cukup melelahkan, hingga membuatnya terlelap begitu saja. Xiao Zhan sendiri bahkan tidak ingat jam berapa terakhir kali dia menyerang Wang Yibo.

Xiao Zhan mengulas senyum. Ingin rasanya ia kembali mengulang kegiatan mereka, tetapi mengingat tadi malam bagaimana singa kesayangannya yang terus merancu dan memprotes atas perlakuannya. Xiao Zhan pun mengurungkan niatannya yang hendak kembali menindih Wang Yibo. Dan satu-satunya pilihan yang Xiao Zhan miliki demi meluapkan rasa keinginan sesatnya itu adalah dengan kembali menutup mata meski hal itu sama sekali tak mengurangi keinginannya untuk kembali menyatukan tubuh mereka. Dan, Xiao Zhan akhirnya tetap memutuskan untuk kembali tidur.

Tetapi, belum sampai sepuluh detik Xiao Zhan menutup mata. Tiba-tiba...

Cup!

Kecupan lembut di bibir yang diikuti dengan tarikan tubuhnya hingga membawa Xiao Zhan merasakan hangatnya sebuah dekapan, membuat kelebatan ingatan tadi malam pun kembali berputar di kepalanya sementara bibirnya tersungging sebuah senyum samar.

"Aku benar-benar tak mengerti. Meski pun kau tidur, kau tetap seperti idiot," ucap Wang Yibo datar.

Mata Xiao Zhan masih terpejam. Dia berusaha mengusir hawa panas dari tubuhnya yang mulai menguar sebab merasakan bagaimana napas hangat Wang Yibo yang berembus lembut ke wajahnya.

Tadi malam, Wang Yibo memaksa dan Xiao Zhan terpaksa harus menuruti keinginan kekasihnya atau junior berharganya yang akan jadi sasaran amukan Wang Yibo karena Xiao Zhan tidak sabar dan sedikit kasar saat akan memasuki Wang Yibo. Dan Xiao Zhan sangat mengakui kalau Wang Yibo benar-benar menakutkan ketika kekasihnya itu mengamuk, meronta untuk berhenti. Untuk itu, mau tidak mau Xiao Zhan pun akhirnya sedikit menahan diri.

Meski pun demikian, Xiao Zhan tak akan pernah menyangkal dengan sikap Wang Yibo yang sangat menggemaskan ketika dia menyerang lelaki itu. Xiao Zhan bahkan tidak akan pernah memungkiri bagaimana sikap manis dan kelembutan Wang Yibo saat ia menyentuh setiap inchi kulit halus pria itu.

"Aku tahu kau sudah bangun," sambung Wang Yibo.

Xiao Zhan bisa merasakan bagaimana wajah datar Yibo yang menatap kesal padanya. Tetapi Xiao Zhan masih enggan membuka mata.

"Sepertinya tidurmu sangat nyenyak 'ya?" ucap Yibo lagi.

Kali ini Xiao Zhan merasa kalau wajah Yibo beringsut mendekat sebab napas hangat kekasihnya terasa semakin hangat menyapu wajahnya. Sebelum Xiao Zhan merasakan satu tangan Wang Yibo yang bergerak perlahan mendorong tengkuknya.

Xiao Zhan kembali mengulas senyuman samar. Sepertinya kekasihnya itu ingin menciumnya. Sehingga, Xiao Zhan memutuskan untuk tetap menutup mata karena dia ingin Wang Yibo yang memulai permainan mereka.

Sementara Wang Yibo yang merasa kalau kekasihnya itu tampak tersenyum mengejek padanya pun membuat kelebatan ingatan tadi malam mengguncang kepalanya sekaligus membuatnya kesal.

BOYFRIEND not Boy Friend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang