.:: Chapter - 10 ::.

1.4K 171 184
                                    



Bruakk!

Bunyi bising yang dihasilkan oleh Wang Yibo saat melempar tasnya secara kasar itu, segera memecah keheningan kamar mereka. Sejenak, Wang Yibo memerhatikan sekitar sebelum akhirnya memutuskan untuk merebahkan diri di atas kasurnya.

'Haaah...' Wang Yibo mendengus dalam hati sementara satu lengannya terangkat dan bertengger di atas dahi. Entah mengapa hari ini begitu melelahkan padahal dia tidak ada mata kuliah olah-raga.

Wang Yibo berdengung. Sepertinya yang lelah bukanlah raganya, melainkan hati dan otaknya. Ya, mungkin karena akhir-akhir ini ada seseorang yang selalu menyita pemikirannya. Dan entah mengapa hati Yibo seolah ikut serta mendukung otaknya yang semakin error di setiap detiknya itu.

Ck! Yang benar saja! Wang Yibo berdecak pada diri sendiri. Benar-benar sangat menyebalkan, pikirnya.

Malam ini adalah bagi Yibo akan bermalam sendirian tanpa Xiao Zhan. Mengingat tingkah Xiao Zhan, entah mengapa tiba-tiba Yibo kembali teringkat dengan sikapnya tadi pagi yang benar-benar di luar nalar. Bagaimana bisa dia malah dengan sukarela memberikan bibirnya pada Xiao Zhan?

"Aghhrrrrr!!!" Naluri kesal Yibo membuatnya tanpa sadar melempar bantal dan guling ke lantai dengan kasar sembari berteriak, "sialan, kau, Yibooo!!!!"

Sesaat setelah emosinya sedikit mereda, Yibo pun bangun kemudian memungut kembali bantal-bantal yang ia lempar tadi. Tetapi, ketika ia akan menata bantal-bantal itu kembali, sejenak Yibo mengamati kasur di seberang yang tak berpenghuni untuk sementara itu.

Dan, tiba-tiba saja otak Yibo memutar sebuah kenangan yang begitu mengejutkan.

Saat itu, Yibo sangat khawatir pada Xiao Zhan yang tersedak akibat teriakan kerasnya. Lalu Yibo memapah Xiao Zhan dan membaringkan pelan senior itu di atas kasur. Naluri penolong Yibo sebagai mahasiswa kedokteran membuat lelaki itu dengan tak sadar meraup bibir Xiao Zhan, berniat menyedot makanan yang menyumbat saluran pernapasan sang senior. Alih-alih menyadari praktik erortisnya, di sana Yibo malah tampak benar-benar menikmati setiap lumatan dari bibir Xiao Zhan.

Tiba-tiba sosok Xiao Zhan muncul dengan posisi duduk di tepian ranjang. Wang Yibo segera mengerjap beberapa kali sambil mengucek matanya cepat. Bersamaan dengan itu, film yang seolah kembali berputar di depannya itu langsung menghilang, tergantikan dengan sosok Xiao Zhan yang solah memerhatikannya sejak tadi.

"Apa kau merindukanku, Bo-Di?" Senior itu tersenyum dengan menampilkan gigi kelincinya.

Mata Yibo mendelik horor. "Aghrrrrr... siallll!!" teriaknya frustrasi.

Bantal-bantal yang Yibo pungut tadi pun kembali dia lempar ke ranjang seberang untuk melenyapkan wajah Xiao Zhan dari pandangannya yang semakin lama semakin ngawur itu.

Senyuman yang menampilkan gigi kelinci itu pun perlahan memudar. Wajah Xiao Zhan pun semakin lama semakin menghilang. Kembali menampilkan sebuah ranjang yang tak berpenghuni.

Lalu Yibo kembali duduk di tepian ranjangnya, menghela napas panjang untuk meredakan emosinya yang tak beralasan itu.

Setelah napasnya kembali normal, Yibo bangkit kemudian berderap ke arah lemari untuk mengambil sepasang baju yang akan ia kenakan setelah mandi. Tetapi, sesaat Yibo akan memilah baju, dia tertawa ketika menyadari jika dirinya sedang sendirian di kamar mereka.

BOYFRIEND not Boy Friend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang