Kembali kuliah.Hari ini mahasiswa kedokteran tingkat senior sedang melakukan diskusi tentang rencana temu keakraban. Suara riyuh terdengar dari percekcokan antara kubu setuju dan kubu tidak setuju.
Sebagai seorang komting, Ziyi tidak akan membiarkan acara yang sudah menjadi tradisi turun-temurun itu, musnah hanya karena mulut sampah dari teman-temannya yang menolak atas diadakannya acara tersebut.
Ziyi duduk di kursi dosen. Sudah hampir satu jam dia memasang tatapan tajamnya, berharap agar teman sekelasnya itu, mengerti. Tetapi sepertinya tidak demikian karena hal yang terjadi sampai detik ini, kelas mahasiswa kedokteran tingkat senior itu, masih sangat gaduh. Penuh dengan bisik-bisik dan perdebatan di antara mereka.
"Acara temu keakraban tahun ini akan kita adakan pada hari Jum'at malam," ucap Ziyi telak.
"Huuuuuuuuu ..."
Terdengar sorakan riuh dari kubu tidak setuju.
Ziyi mendelik tajam. Dia membuat kepalan tangan kemudian memukul meja. "Kenapa kalian menolak?" sentaknya.
"Karena acara itu, tidak asik!" sahut salah satu mahasiswa dari kubu tidak setuju.
"Kita harus bersusah payah memasak!" sahut mahasiswa lain.
"Aku tidak suka tidur bersama!" sahut mahasiswa lain lagi.
"Ya, benar!" Mahasiswa lainnya ikut menimpali. "Lebih baik kita mengganti acara itu, dengan berdansa di bar!"
"Apa kalian bilang?" sentak Ziyi lagi.
Baru para mahasiswa dari kubu tidak setuju hendak kembali mengeluarkan protesan mereka. Tiba-tiba terdengar bunyi gagang pintu yang diputar.
Cklek.
Pintu kelas pun terbuka dan datanglah Xiao Zhan, JiLi dan juga Zhuocheng. Sontak perhatian mereka segera teralih pada ketiga pria itu, yang berjalan lenggang ke arah bangku. Sampai akhirnya Xiao Zhan, JiLi, dan juga Zuocheng mengambil duduk, kelas pun kembali gaduh.
Ziyi menghela napas. "Pokoknya Jum'at malam harus hadir semua!" sentaknya lagi.
"Tapi .." sahut salah satu mahasiswa.
"Tak ada tapi," potong Ziyi. "Kalian harus menurut!"
Sementara itu di bangku, Xiao Zhan tampak mengernyit. Untuk beberapa alasan lelaki itu tampak penasaran dengan kegaduhan yang ada.
Selama kuliah, Xiao Zhan memang belum pernah ikut campur dengan percekcokan di antara teman-temannya mengenai setiap kegiatan yang ada di kelasnya. Xiao Zhan hanya mengikuti alur. Dia hanya perlu menjalani apa-apa yang dikatakan teman-temannya meski itu mendatangkan sebuah rasa kebosanan untuk Xiao Zhan. Namun, kali ini sepertinya Xiao Zhan akan merubah kebiasaan tersebut karena dia sudah tidak tahan lagi merasakan aura mencekam yang mengudara di kelasnya.
Sehingga, Xiao Zhan pun memutuskan beranjak dari duduk kemudian berjalan ke arah kursi dosen. "Hei, ada apa dengan wajahmu?" tanya Xiao Zhan pada Ziyi. Dia terkekeh mendapati Ziyi yang memasang wajah galak padanya.
Ziyi melirik Xiao Zhan singkat. "Jangan menggodaku, Zhan!" sahutnya ketus.
Xiao Zhan menggeleng cepat. "Aku tidak menggodamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND not Boy Friend ✔
Romance*Tersedia PDF* Kisah itu dimulai ketika Wang Yibo memutuskan untuk tinggal sekamar dengan seorang senior di asrama. Di kamar asrama, Wang Yibo bertemu dengan Xiao Zhan, seorang senior jurusan kedokteran universitas Beijing yang pada akhirnya membua...