.:: Chapter - 08 ::.

1.4K 191 39
                                    


"Sial!"

Yibo berjalan hendak keluar dari asrama tetapi tertahan saat pemikirannya kembali melayang pada kejadian tadi. Dan tepat di depan pintu kamar mereka yang sudah tertutup rapat, Wang Yibo menghela napas panjang. Apa-apaan sikapnya tadi? Bukankah bersikap seperti itu malah membuatnya terlihat seolah ia sedang cemburu?

"Aggghhhrrrr!!!" Yibo mendengus keras sambil mengacak rambutnya kasar karena terlalu frustrasi. Dia sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Yibo juga terlalu hilang kendali saat mendengar Xiao Zhan yang akan pergi satu mobil dengan seorang wanita.

Dengan langkah kesalnya, Yibo berderap ke dapur asrama. Sambil mencuci piring dia kembali menarik napas panjang-panjang untuk meredakan hatinya yang memanas. Begitu selesai, Yibo pun berniat hendak kembali ke kamar.

Lagi-lagi Yibo kembali menghela napas panjang-panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu.

Cklek

Yibo berjalan dengan santai memasuki kamar, dan mendapati ketiga seniornya yang langsung menoleh padanya saat ia berderap ke arah tempat tidurnya. Tetapi, ketiga senior itu hanya diam lalu mereka melanjutkan pembicaraan satu sama lain.

Yibo langsung memutuskan untuk kembali duduk di atas kasur sambil kembali menajamkan pendengaran.

"Bagaimana kalau aku ke lokasi camping dengan mengendarai mobilku sendiri?"

Ucapan Xiao Zhan yang terdengar membuat Yibo semakin mempertajam pendengaran. Yibo tersenyum dalam hati dan entah mengapa dia bisa merasakan kalau saat ini Xiao Zhan sedang melirik sambil tersenyum ke arahnya. Meski pun begitu, tetap saja Yibo tidak berani menoleh mau pun membalas lirikan itu sekarang. Bagaimana ia bisa? Yibo masih sangat malu karena kejadian tadi malam. Bahkan, jantung Yibo tiba-tiba kembali berdegup kencang setiap kali ia mengingatnya.

"Hei, kenapa kau mau pakai mobil sendiri?" sahut JiLi kesal.

Wang Zhuocheng mengangguk. "Iya. Kenapa kau mau pakai mobil sendiri?" timpalnya.

Sejenak, Xiao Zhan berdengung sambil menengadah sekilas. "Hm... sepertinya lebih asik kalau aku pakai mobil sendiri. Aku tidak suka berkendara dengan orang banyak."

Dan, plakkk! Lagi-lagi pukulan JiLi mendarat tepat di lengan Xiao Zhan, membuat pria itu kembali mengaduh. Sementara Yibo dengan cepat langsung menoleh.

"Dasar! Tidak asik kau, Zhan!" cerca JiLi.

Xiao Zhan kembali mengusap lengannya di tengah ia mengaduh. "Ah.. bahuku masih sakit tapi kau malah memukul lenganku," dengusnya, kemudian tersenyum saat Xiao Zhan mencuri padang dengan Wang Yibo. Sementara Yibo hanya menggeleng pelan karena terheran.

"Tidak bisa! Pokoknya kita harus berangkat bersama, mengendarai mobil Ziyi," tambah JiLi. "Setidaknya perjalanan panjang kita tidak akan membosankan kalau ada wanita. Bukankah begitu, Zhuocheng?" lanjut JiLi kemudian terkikik.

Zhuocheng mengangguk sebagai isyarat setuju. "Itu benar. Nanti kau bisa tidur di mobil dan tidak akan lelah menyetir. Bukankah bahumu masih sakit?" tambah Zhuocheng.

Sementara dalam diamnya, entah mengapa Yibo benar-benar sangat kesal sekarang. Tetapi, mengapa ia harus mendengar percakapan yang tidak penting dari ketiga seniornya itu? Kenapa dia harus peduli kalau Xiao Zhan akan pergi mengendarai mobil sendiri atau dengan seorang wanita? Lagi-lagi Yibo ingin berteriak pada dirinya sendiri.

BOYFRIEND not Boy Friend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang