Dug dug, dug dug, dug dug ...Detak jantung Wang Zhuocheng semakin bedegup kencang begitu mereka sampai di depan pintu kamar Xiao Zhan. Sementara Wang Yibo yang menyadarinya hanya mengernyit sambil kepala pria itu menggeleng pelan, tampak sangat penasaran dengan sikap aneh sang sepupu.
"Apa ada masalah?" tanya Yibo akhirnya.
Wang Zhuocheng menggeleng sekilas. "Yibo, kamu tunggu di sini. Aku akan bicara pada temanku."
"Mengapa tidak sekalian?" sahut Yibo. "Bukankah aku yang akan tinggal bersamanya." Dia kembali mengernyit.
"Jangan!" Zhocheng menggeleng cepat. Bukan maksud dia melarang Yibo. Tapi Xiao Zhan, teman sekelasnya itu benar-benar sangat kejam. Xiao Zhan tidak akan segan memukul Zhuocheng kalau dia membuat temannya yang sangat populer seantero kampus itu, marah.
Dan Yibo, sepupunya yang sangat pandai bela diri dan juga terkenal akan sifat pemarahnya, Wang Zhuocheng frustrasi memikirkan bagaimana cara agar teman dan sepupunya itu bisa akur nantinya.
Baiklah, Zhuocheng mungkin sudah berpikir terlalu jauh. Dia seharusnya berpikir bagaimana cara agar Xiao Zhah bisa menerima Yibo sebagai teman sekamar terlebih dahulu. Setelah itu, terserah jika mereka akan perang di dalam kamar.
"Tidak perlu," balas Wang Zhuocheng akhirnya. "Yibo, kau tunggu di sini saja."
Dan Yibo pun langsung mengangguk, menuruti.
Zhuocheng menarik napas panjang, berusaha menahan kegugupan dan rasa takut yang melanda. Begitu selesai mengetuk pintu sebanyak tiga kali, Zhuocheng segera memberanikan diri untuk memasuki kamar Xiao Zhan.
"Zhan, tolong aku..." ucap Wang Zhuocheng dengan nada memelas.
Xiao Zhan yang saat itu sedang duduk di depan TV sembari memakan snack potato-nya pun langsung berhenti kemudian mengernyit menatap wajah memelas Wang Zhuocheng. Beberapa saat lalu, JiLi yang juga teman sekelasnya sekaligus teman sekamar Zhuocheng, baru saja datang juga dengan memasang wajah memelas yang ternyata bermaksud meminta tolong untuk meminjam uang padanya.
Dan sekarang Wang Zhuocheng ...
Xiao Zhan tidak bisa menahan kekehannya sementara Zhuocheng yang mendapati Xiao Zhan tiba-tiba terkekeh tidak jelas, membuatnya mengernyit terheran.
"Mau pinjam berapa duit?" tanya Xiao Zhan kemudian.
Wang Zhuocheng semakin mengernyit. "Duit?" Dia bingung sendiri.
Xiao Zhan kembali terkekeh. "Bukankah kau mau pinjam duit?"
"Bukan," potong Zhuocheng, Xiao Zhan mengernyit. "Aku... " Zhuocheng menjeda kalimatnya untuk berdehem. "Sepupuku... tolong ijinkan dia tinggal sekamar denganmu, Zhan!"
"Wang Zhuocheng..." dengus Xiao Zhan seraya menghela napas panjang.
Wang Zhuocheng yang menyadari perubahan raut Xiao Zhan pun, kembali memasang wajah memelasnya. "Kumohon..." pintanya.
"Aku sudah mengatakannya padamu, bukan? Aku tidak mau menerima siapa pun! Aku tidak mau punya teman sekamar, Wang Zhuocheng!"
Mati! Sepertinya dia baru saja membuat Xiao Zhan marah. Sebenarnya Zhuocheng juga sudah memprediksi reaksi dari teman sekelasnya itu. Tetapi tidak ada pilihan lain selain memohon atau Yibo tidak mendapat tempat tinggal.
"Hanya sekali ini saja, Zhan. Kumohon .." rengek Wang Zhuocheng lagi.
Xiao Zhan beranjak dari duduknya. "Tidak!" tolaknya seraya menggeleng. "Sekali tidak, tetap tidak!"
"Tapi dia sepupuku." Zhuocheng kembali berusaha memohon. "Tidak mungkin 'kan kalau aku mengajaknya tinggal bertiga dengan JiLi?"
Sementara itu dari luar kamar, Wang Yibo tampak kesal mendengar suara ribut lengkap dengan kebisingan dari sepupu dan seorang senior yang terkesan sangat sombong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND not Boy Friend ✔
Romance*Tersedia PDF* Kisah itu dimulai ketika Wang Yibo memutuskan untuk tinggal sekamar dengan seorang senior di asrama. Di kamar asrama, Wang Yibo bertemu dengan Xiao Zhan, seorang senior jurusan kedokteran universitas Beijing yang pada akhirnya membua...