.:: Chapter - 14 ::.

1.5K 176 244
                                    



Setelah membaca pesan dari Xiao Zhan yang dikirim ke ponsel Wenhan, ada beragam pemikiran yang langsung terbentuk di kelapanya. Seungyoun bertanya-tanya apa yang harus dia lakukan setelah membaca pesan itu. Apa yang akan terjadi jika nanti seseorang mengganggu seniornya yang terkenal kejam itu? Kepala Seungyoun terasa mau pecah.

Seungyoun mendengus dalam hati karena frustrasi. Semakin frustrasi ketika dia melihat wajah Cheng Xiao yang terlihat frustrasi juga. Tampaknya teman sekelasnya itu sangat kesal karena menunggu Yibo.

Seungyoun masih berpikir keras. Jika nanti Cheng Xiao semakin kesal lalu memutuskan untuk mencari Yibo, habis sudah nasibnya dan nasib Wenhan. Bagaimana ini? Seungyoun semakin frustrasi dan dia sudah tak ingin berpikir lagi. Lelaki itu pun memutuskan beranjak dari duduknya bermaksud mencari buku referensi. Karena Seungyoun tidak ingin kalau nanti Cheng Xiao mendahuluinya untuk pergi mencari Yibo.

Namun, terkadang keinginan memang tak sesuai dengan harapan. Niat Seungyoun agar sang senior tidak murka karena diganggu oleh Cheng Xiao, tapi Seungyoun sendiri yang malah mengganggu momen romantis sang senior.

Untuk beberapa saat, Seungyoun membeku saat melihat adegan panas itu. Tetapi tak berapa lama otaknya kembali teringat di mana saat itu, Yibo yang selalu mengelak atas tuduhannya tentang ucapan mereka yang mengatakan bahwa Yibo mulai menyukai Xiao Zhan. Dan Yibo juga selalu mengatakan padanya kalau laki-laki itu, benar-benar lurus.

Sehingga, pemandangan di mana tangan Yibo yang bergerak seduktif, menarik tengkuk Xiao Zhan dan mencium rakus bibir seniornya itu, membuat Seungyoun terkejut setengah mati hingga buku-buku yang dia bawa, jatuh berhamburan ke lantai.

Sontak Seungyoun berseru, "astaga!"

Xiao Zhan langsung balik badan dengan tatapan tajamnya yang langsung ia torehkan pada Seungyoun.

Sementara Seungyoun masih mengamati raut wajah Xiao Zhan yang tampak kesal. Tatapan mata lebar seniornya itu, tidak setenang biasanya. Kali ini Seungyoun benar-benar yakin kalau Xiao Zhan pasti akan menghabisinya.

"Ma-maaf, Senior Zhan. Aku minta maaf." Menjadi satu-satunya kalimat yang akhirnya mampu diucapkan oleh Seungyoun karena sangking takutnya.

Yibo tidak menanggapi. Dia langsung pergi begitu saja.

Sementara mata Xiao Zhan langsung mengekor ke arah Yibo yang perlahan menghilang dari padangannya.

Xiao Zhan mendengus. "Ah.... kau mengganggu saja, Seungyoun," katanya di sela langkahnya ke arah Seungyoun.

Seungyoun menunduk. "Ma-maaf, Senior Zhan. Aku minta maaf."

Xiao Zhan terkekeh, memandangi Seungyoun yang berusaha menyembunyikan ketakutan. "Kenapa kau menunduk?" godanya.

Perlahan-lahan, Seungyoun mengangkat wajah, mensejajarkan wajahnya untuk menatap Xiao Zhan. "Se-Senior tidak akan memukulku 'kan?

Xiao Zhan segera terbahak. "Hahaha. Apa kau ingin kupukul?"

Seungyoun menggeleng cepat. "Tidak. Tidak, Senior," sahutnya cepat.

"Baiklah kalau begitu," kata Xiao Zhan tersenyum. Ketimbang marah, dia lebih memilih untuk menyusul Wang Yibo. "Sampai jumpa!" ucapnya pada Seungyoun sebelum pergi meninggalkan junior itu.

BOYFRIEND not Boy Friend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang