01.Persidangan

7.7K 170 0
                                    


.......**.......

Ketukan palu dari hakim menggema di seluruh ruang sidang. hari ini, kedua pasangan yang mengikat janji suci selama 20 tahun silam resmi berpisah. Menyisakan luka bagi gadis cantik berambut pendek sebahu yang menatap kosong sedari tadi kini mulai mengeluarkan air mata namun masih tanpa ekspresi.

Keputusan mereka sudah bulat.tidak dapat diganggu gugat lagi. Dan pada akhirnya seluruh hak asuh jatuh ketangan sang Ayah. Isakan demi isakan kini semakin terdengar jelas begitu memilukan, sehingga siapapun yang mendegarnya pasti bisa memahami rasa sakit yang dirasanya. pundaknya bergetar hebat, bulir bulir bening yang berdesakan mulai keluar tanpa disuruh, membasahi kedua pipi bulatnya yang menggemaskan, mata indahnya pun kini dipenuhi air mata kesedihan.

Rasa sakit yang ia rasakan mungkin akan sangat sulit dihilangkan.

Sebelum kedua orang tuanya bercerai, setiap hari seperti neraka bagi gadis itu dan ke empat kakaknya. Tidak ada ketenangan di rumahnya sejak hubungan Ayah dan Bundanya mulai renggang, hanya ada pertengkaran dan adu mulut dari keduanya bahkan untuk hal-hal sepele saja, akan berubah jadi masalah besar.

Mungkin keduanya juga sudah sama-sama lelah, sehingga memutuskan untuk berpisah saja. Namun mereka tidak memikirkan dampak dari semua ini. tapi menurut Syhiera, ini mungkin jauh lebih baik daripada ia harus melihat orang tuanya bertengkar setiap hari di depannya.

Syhiera menangis tersedu-sedu di samping kakaknya. namun karena tidak ingin menambah kesedihan dari adiknya ini, Leon memilih untuk menahan sekuat tenaga agar air matanya tak jatuh, Sambil terus memeluk dan mengusap punggung serta kepala adiknya itu secara lembut dan penuh kasih sayang. Sedangkan kakak keduanya langsung pergi meninggalkan ruang sidang tanpa sepatah katapun.

Dengan perasaan kesal dan amarah yang memuncak, Kenzo membanting pintu dengan keras saat dirinya hendak keluar dari ruangan itu. Lelaki itu memang sedikit pendiam dan tak banyak bicara.

Syhiera mempunyai 4 orang kakak laki-laki, hari ini hanya kakak pertama dan keduanya saja yang hadir bersamanya. kakak ketiga dan keempatnya adalah kembar tapi tidak identik, yang satu bernama Reinan dan yang satunya lagi bernama Keinan,Hari ini mereka tidak hadir karna sibuk bermain Basket.

Itu adalah kegiatan favorit mereka mengingat Keinan adalah cowok yang sangat aktif,kalau Reinan katanya hanya mengikut saja. mereka berdua sengaja tidak datang karena menurut Keinan itu hanya akan membuatnya sakit hati jadi dia lebih memilih untuk menyibukkan diri bersama Reinan. karna tidak ingin melihat Keinan sendirian jadi Reinan menemaninya.

-Skip

2 hari berlalu, sejak kejadian itu Shyiera tampak murung dan berubah menjadi sosok gadis yang begitu pendiam, padahal, kepribadian anak itu dulunya adalah anak yang begitu ceria dan sangat supel sama seperti kakaknya Keinan.

Namun perceraian orang tuanya benar-benar menggoreskan luka yang sangat dalam di hatinya. Anak mana yang ingin melihat kedua orang tuanya berpisah?. Apa lagi dia anak terakhir dan satu-satunya perempuan yang sudah terbiasa dimanja sejak kecil oleh Bundanya. Maka tidak heran kalau sifat gadis itu langsung berubah 360° dari biasanya.

Ia bahkan lebih sering melamun dan tiba-tiba menangis seorang diri di dalam kamarnya yang luas.

Leon dan ketiga adiknya hanya bisa menyemangati dan berusaha menghibur adik perempuannya itu agar bisa melupakan sedikit rasa sakit yang ia rasakan.


Syhiera, gadis cantik yang baru berusia 16 tahun itu harus merasakan pahitnya kehidupan yang diakibatkan oleh orang yang sangat ia cintai. Bahkan, hari dimana orang tuanya bercerai, sang ibu kandung yang membesarkannya selama ini pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. menoleh saja ia nampak sudah tak sudi lagi.

Pagi ini seperti biasa mereka akan sarapan bersama di meja makan. namun tidak ada sepata katapun yang keluar dari mulut mereka, yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu satu sama lain.

Sejak perceraian diantara Ayah dan Bundanya, suasana dikeluarga itu tiba-tiba menjadi lebih suram dan mencekam. membuat Syhiera dan keempat kakaknya itu tak nyaman. Namun begitu, mereka harus tetap makan bersama ketika sang Ayah berada di rumah.

"Aku udah selesai, ayok pak Eko nanti telat kesekolahnya" katanya pada sekertaris sang Ayah

Syhiera memang sering diantar jemput oleh sekertaris kepercayaan Ayahnya itu. Namun sangat menyebalkan jika sekertaris Ayahnya itu terlambat atau tak datang menjeputnya, karena ia harus
Berjalan sedikit lebih jauh untuk menemukan sebuah Taxi.

"baik nona" jawabnya seraya mengambil tas milik gadis itu.

"pulang sekolah langsung pulang, jangan kelayapan kemana-mana" ucap sang Ayah dingin sambil terus menyuapi makanan kedalam mulutnya tanpa enggan untuk melihat putrinya itu.

"tapi pulang sekolah aku ada kerja kelompok bareng temen-temen Ayah" sambil membalikan badan karna tadi dirinya sudah melewati sang Ayah

"Tidak ada alasan, pulang sekolah kamu sudah harus ada di rumah." meletakkan peralatan makan dan melenggang pergi melewati Putrinya

"trus tugas aku gimana?"

"Suruh temen-temen kamu saja yang kerumah"

"tapikan...."

"Jangan bantah Ayah, atau kamu mau Ayah kurung?" ucapnya final menghentikan langkahnya sambil menatap putrinya tajam

Tatapan mata Ayahnya itu membuat Syhiera sedikit takut dan dengan terpaksa dia menuruti permintaan sang Ayah, kalau dulu ia bisa menolak dan bersikap semaunya namun sekarang tidak lagi. apapun yang dikatakan Ayahnya adalah perintah yang mutlak baginya dan seluruh kakaknya.

"Iya Aku nurut sama Ayah"

Syhiera benar-benar benci hal itu, setiap kali dia melakukan kesalahan dia akan dikurung oleh Ayahnya di gudang belakang rumah, tempat yang benar-benar Ia takuti. di sana sangat gelap tanpa pencahayaan apapun.

Pertama kali dia dikurung adalah saat Ayah dan Bundanya bertengkar hebat sampai Ayahnya tega menampar Bundanya, Syhiera yang melihat kejadian saat itu berlalri memeluk sang Bunda dan memohon kepada Ayahnya untuk tidak menyakiti Bundanya lagi.

Namun dia malah diseret oleh Ayahnya dan dikurung di gudang itu. Dia hanya bisa menangis dan terus menerus memanggil Ayah dan Bundanya secara bergantian namun tidak ada yang datang menolongya membukakan pintu itu. karena rasa takut yang begitu hebat dia mengalami sesak nafas dan pingsan di tempat yang gelap itu, hingga akhirnya menyisakan trauma saat berada di ruangan yang gelap dan sempit baginya.

.
.
.
.

Huhu selesaiiiii...
Maaf yah guys kalo misal cerita aku ini ada kemiripan sama cerita yg mungkin pernah kalian baca..
Tapi sumpah ini pemikiran dari otak aku langsung.

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang