29.Kakek Nenek

981 49 2
                                    


.......**.......

Malam ini gadis itu menangis sendirian di kamarnya yang luas dengan penerangan seadanya. Memutuskan hubungan dengan lelaki yang dicintainya selama 6 bulan terakhir ini membuat hatinya benar-benar sakit, karena untuk pertama kalinya ia merasa dicintai oleh seorang pria tanpa syarat. Ia terpaksa harus melakukannya meskipun dalam lubuk hatinya yang terdalam ia tak ingin melepaskan Najendra. Ia menangis tanpa suara takut Kenzo yang berada di kamar sebelah mendengarnya. Sepertinya laki-laki itu berada dikamar dan tak keluar untuk balapan. Saat sedang sibuk dengan pikirannya tentang Najendra, pintu kamarnya tiba-tiba diketuk oleh Reinan dari luar yang mengajaknya untuk makan malam.

"Dek makan malam, abang tunggu di bawah"

"Iya bang" ia segera berdiri dan menghapus jejak air matanya lalu turun ke bawah menemui Reinan dan yang lainnya.

Sampainya gadis itu di meja makan baru ia akan duduk namun tiba-tiba saja Ayahnya bertanya pada Syhiera.

"Ujian sebentar lagi kan? Mulai malam ini kamu makan di kamar saja sambil belajar"

"Ya ampun Yah,ujiannya masih ada sebulan kali"

"Ayah tidak berbicara dengan kamu Keinan" katanya tegas kepada Keinan

"Hasil Ujian semester nanti Ayah tidak mau dengar kamu berada di peringkat 7 lagi, gunakan semua waktu kamu hanya untuk belajar"

"Iya Ayah" gadis itu benar-benar dibuat pusing oleh Ayahnya belum lagi masalahnya dengan Najendra. Namun ia tak bisa menolak permintaan sang Ayah. Ia beranjak dari duduknya dan kembali saja ke kamarnya.

"Kamu gak makan dulu dek?" Tanya Leon yang melihat adiknya pergi begitu saja yang bahkan belum makan sesendok nasipun. Gadis itu menggeleng tiba-tiba nafsu makannya hilang entah kemana.
Sebelum memasuki kamarnya, ia terlebih dahulu mengetuk pintu kamar Kenzo

Tok tok tok

"Abang, abang gak makan?"

"Gak laper" jawab pria itu dari dalam.

"Mau aku ambilin makanan gak di bawah?"

"Gak usah"

"Yah udah deh"

Syhierapun beranjak memasukki kamarnya, Ia mulai membuka buku pelajarannya satu persatu dan mulai mengerjakan soal-soal di buku itu,tak dirasa sudah 3 jam lebih gadis itu berkutat dengan buku didepannya. Rasa kantuk mulai menyerang matanya ia berusaha menahannya sebisa mungkin, tanpa sadar setetes darah segar mengalir dari hidungnya namun ia tak menghiraukan hal itu. Dia hanya mengambil selembar tissue lalu memasukkanya ke dalam hidungnya untuk menghentikan pendarahan. Ia mulai fokus kembali pada bukunya. Hingga waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari Syhiera merentangkan tangan untuk meregangkan otot-ototnya yang dirasa agak kaku. Ia kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya untuk merebahkan diri. Setidaknya dengan belajar ia sedikit bisa melupakan kejadian siang tadi di sekolah.


Karena hari ini hari minggu, jadi Syhiera bisa tidur sampai jam sembilan pagi apa lagi tadi malam ia begadang didepan meja belajarnya hingga subuh.

"IERAAAAAA!!! ADEEEKKK!!!" suara teriakan Keinan dari lantai bawah membuatnya terbangun,dengan langkah malas gadis itu berjalan keluar dan mengintip dari balkon atas

"Iya abang kenapa? Pagi-pagi udah teriak aja" ucapnya sambil menutup mulutnya yang menguap.

"Turun sini, kamu mau ikut gak?"

"Kemana?"

"Ke makam kakek nenek"

Senyum gadis itu langsung megembang mendengar perkataan dari kakaknya. Sudah lama sekali ia tak berkunjung. Terakhir bahkan sebelum orang tuanya bercerai.

"Mauuuu!!! Abang tunggu yah adek siap-siap dulu"

"Iya iya tapi cepetan nanti Reinan ngambek kalo kelamaan"

"Siappp"

Hari ini ia akan mengunjungi makam Kakek dan neneknya hanya bersama dengan si kembar. Mereka bertiga memang sangat dekat dengan almarhum dan almarhumah apa lagi Syhiera yang satu satunya cucu perempuan mereka. Namun mereka meninggal saat usia Syhiera 12 tahun karena kecelakaan saat hendak menjeputnya dari sekolah. Hal itu membuatnya merasa sangat bersalah sehingga ia sempat merasa depresi dan tak ingin bersekolah lagi. Adanya Leon,Kenzo dan sikembar yang selalu menguatkannya ia akhirnya perlahan keluar dari rasa depresinya dan kembali ceria lagi sebelum akhirnya ia dibuat terluka oleh perceraian orang tuanya.

"Abang aku udah siap,nanti kita beli bunga tulip dulu yah" katanya semangat pada Keinan

"Iya bawel, nanti kita beli bunga yang banyak buat kakek sama nenek" mengusak rambut pendek adiknya dengan gemas.

"Jadi gak sabar deh ketemu mereka, mereka pasti kangen aku iya kan bang?" tanyanya sambil tersenyum manis ke arah Kakaknya kemudian di balas dengan senyuman yang tak kalah manis oleh pria itu. Mereka bertigapun berangkat, mereka memang sering sekali hanya pergi bertiga ke makam tanpa Kenzo,Leon dan Ayahnya. Syhiera menatap langit dari balik kaca mobil dan bergumam dalam hati seandainya saja Kedua orang yang ia sayangi itu masih hidup pasti ia akan ada tempat untuk berkeluh kesah dan tak akan merasakan semua penderitaan ini sendirian.

Sampainya di makam Kakek dan Neneknya, Syhiera langsung meletakkan bunga tulip yang tadi dia beli bersama kakaknya. Merekapun mulai membersihkan makam dan mengirimkan doa untuk keduanya.

"Masih mau disini?" Tanya Keinan

"Iya, boleh gak?"

"Yah sudah, bang Kei sama Rei tunggu di mobil yah?"

"Iya"

Setelah kepergian mereka, Syhiera kemudian mulai mencurahkan seluruh beban yang ada di hatinya. Mulai dari Ayahnya hingga Najendra. Setelah puas, gadis itu kemudian menatap langit dan berkata

"Disana enak gak Kek,Nek? Kalo Iera susul, kalian marah gak?"

.
.
.
.
.
.
.

Apakah aku harus menyerah saja? Capek banget asli😭 pusing mau bikin chapter chapter selanjutnya. Ini aja kayak udah gak nyambung gitu huhuhuhu...

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang