13. Konflik

1.2K 45 0
                                    


.......**.......


"Bunda..."

Sore ini. disaksikan oleh senja yang kini perlahan mulai memudar, dunia gadis itu kembali hancur untuk yang kesekian kalinya. jika ia punya satu alasan untuk bahagia maka semesta punya seribu cara untuk membuatnya terluka.

"Dek..." Panggil Keinan yang kini mulai berlutut disampingnya

"Yuk pulang udah mau magrib nih" sambil membantu adiknya untuk berdiri

"Gak usah nangis,wanita kayak dia gak pantes kamu tangisin" ucap Reinan dingin yang kini mulai memeluk adiknya

"B-Bang...Bunda hiks u-udah gak m-mau ketemu hiks kita lagi" perkataan Syhiera terputus-putus, entah rasa sakit yang seperti apa yang dapat mendeskripsikan perasaannya sekarang, sepertinya tidak ada.

Sebenarnya Mereka berdua juga melihat apa yang terjadi pada Syhiera, hanya saja Reinan sudah jengah denga Bundanya itu, sehingga saat Keinan ingin menghampiri mereka. Reinan malah menahan lengannya dan melarangnya kesana.

Reinan membenci Bundanya bukan tanpa alasan tapi ia tau semuanya, ia tau alasan dibalik perceraian kedua orang tuanya, alasan dibalik perubahan sikap sang Ayah... Reinan tau semuanya.

Saat ini mereka bertiga sudah berada di dalam mobil, namun suasananya sangat sepi karna dari tadi tak ada yang bersuara sama sekali. sesekali hanya suara sesegukan dari Syhiera karna sudah terlalu lama menangis. Keinan yang cerewet pun berubah jadi pendiam karna kejadian tadi.

Keinan sedikit menyesal, harusnya tadi ia tak mengajak Adiknya ketaman.

"istirahat yah,jangan nangis terus" mengecup kedua mata adiknya yang bengkak karna menangis dari tadi. Ia mulai merebahkan diri disamping sang adik, menaikkan selimut setinggi dada dan mengelus surai hitam legam milik adiknya itu, menemaninya hingga Syhiera tertidur.

Setelah Syhiera tertidur, ia melangkah pelan meninggalkan kamar sang adik. Dan kembali kebawah menemui Reinan di ruang tamu.

"Rei...maksud lo tadi nahan gue tuh apa?, Bisa ajakan tadi gue bantuin adek bujuk Bunda buat balik" Ucap Keinan sambil menuruni anak tangga. Yang ditanya hanya diam enggan untuk mejawab pertanyaan dari kembarannya. Ia malah menyunggingkan bibir sambil mendengus.

"Jawab Rei..lo punya mulutkan? Atau lo mau pura-pura bisu sekarang!" Kata Keinan pada Reinan yang penuh penekanan, kini ia sudah berdiri didepannya dengan nada yang sedikit terdengar agak marah. namun Reinan bergeming masih tidak mau menanggapi

"JAWAB REI!!" Sambil menarik kerah baju milik Reinan secara kasar. Reinan hanya malah balik menatap Keinan dengan sorot mata yang tajam.

"Oke kalo lo gak mau jawab, mungkin ini bakal buat lo buka mulut"

Bugh

Satu pukulan mendarat di pipi kanan milik Reinan, ia tersungkur di lantai sambil meringis memegangi ujung bibirnya yang berdarah. Dan untuk pertama kalinya, Keinan memukul Reinan cukup keras dalam 17 tahun hidup mereka.

"LO TANYA GUE KENAPA?? KARNA GUE BENCI SAMA BUNDA, DIA YANG UDAH BIKIN KELUARGA KITA BERANTAKAN. DIA YANG UDAH SELINGKUH DIBELAKANG AYAH DAN LEBIH MILIH COWOK ITU DI BANDING AYAH, DAN LO SEMUA MASIH MAU NYALAHIN AYAH ATAS SEMUANYA???" Boom. emosi Reinan akhirnya meledak, ia berdiri menghampiri Keinan, dengan deru nafas yang menggebu-gebu Reinan kembali melanjutkan ucapanya

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang