25.Terima Kasih Abang

1.1K 57 0
                                    


.......**.......

Tak jauh dari kamar sang Ayah, Leon,Kenzo,Keinan dan Reinan menunggu adiknya keluar dari ruangan itu. Wajah cemas terpancar dari ketiganya kecuali Kenzo, anak itu tetap dengan ekspresi dinginnya meskipun ia juga merasakan hal yang sama seperti yang saudaranya rasakan. Pintu itu terbuka, seketika keempat laki-laki yang tadi menunggunya membelalakan mata melihat kondisi adiknya itu.

Seorang gadis dengan langkah yang tertatih berjalan medekati mereka, namun rasa sakit pada kaki dan tubuhnya membuat gadis itu lunglai dan hampir terjatuh jika saja Reinan tidak cepat memegang tangannya. Keinan sudah menangis dengan keras bahkan ia sesegukan karna melihat kondisi adiknya seperti itu. Kenapa tidak dia saja? Haruskah adiknya yang menanggung semua sendiri? Keinan memeluk tubuh sang adik dan mengucapkan maaf berkali-kali. Karna Leon kakak tertua ia mencoba menenangkan Keinan dan menahan air matanya mati-matian meskipun hatinya hancur berkeping-keping.

"Udah lo jangan kayak gini Kei" katanya sambil mengusap kepala Keinan

"G-gimana b-bisa bang, g-gue gak bisa l-iat adek kayak gini" ucapnya dengan susah payah karna menangis dengan keras

"Gak apa-apa, abang jangan nangis yah, gak sakit kok" kini dia yang mencoba menenangkan sang kakak, Syhiera tersenyum manis kearah Keinan bermaksud agar laki-laki itu percaya bahwa dirinya benar-benar baik-baik saja.

"b-bohong" ia masih menangis, hatinya benar-benar sakit melihat luka-luka di tubuh adiknya.

"Dek, maafin bang Rei, abang-" Reinan tak bisa membendung air matanya. Ia mencoba untuk tak menangis di depan adiknya. Ia bahkan menyeka air matanya dengan kasar berkali-kali. Tangan putih milik gadis itu terulur memegang pipi Reinan yang basah dan membantu menghapus air matanya.

"Abang, jelek kalo nangis. Bukan bang Reinan banget kalo cengeng kayak gini hehehe" anak itu masih berusaha terlihat baik-baik saja di depan kakaknya.

"Abang Leon obatin yah?" Ucap Leon lemah sejujurnya ia juga ingin menangis saat itu bersama si kembar,tapi ia tak bisa. Syhiera hanya mengangguk pelan mengiyakan. Leon menggendong tubuh adiknya dan membawa gadis itu ke kamar. Syhiera mengeratkan pelukannya pada Leher sang kakak dan meneggelamkan wajahnya di ceruk leher milik Leon gadis itu lalu berkata dengan lirih,

"abang jangan benci Ayah yah?" hatinya semakin sakit mendengar ucapan adiknya ia kemudian berdehem mengiyakan.

Kenzo marah, benar-benar marah. semua terpancar dari raut wajahnya, Ia bahkan sudah mengepalkan tangan. Leon yang menyadari itu kemudian mengajaknya ikut ke kamar untuk mengobati sang adik, Leon takut jika ia membiarkannya begitu saja, Kenzo akan berbuat sesuatu terhadap Ayahnya, ia tak ingin masalah ini tambah runyam.

sampainya di kamar ia menurunkan adiknya dengan pelan dan merebahkan tubuh Syhiera di atas kasur. Reinan dengan cepat mengambil kotak P3K untuk mengobati luka sang adik di bantu oleh Kenzo. sejak tadi pria itu hanya terdiam tanpa sepatah katapun. dengan telaten mereka mulai menyeka beberapa darah yang berada di kaki dan tangan Syhiera. gadis itu meringis menahan perih saat lukanya bersentuhan dengan obat yang di oleskan Reinan dan Kenzo. tanpa sadar gadis itu tertidur karena usapan lembut dari Keinan di kepalanya. ia terlihat damai, setidaknya dia bisa melupakan sedikit rasa sakit di tubuhnya. melihat adiknya tertidur Keinan kini ikut merebahkan tubuhnya di samping kanan sang adik sambil memeluknya.

"gue mau tidur disini bang" ucap Kenzo tiba-tiba pada Leon dan merebahkan diri di samping kiri adiknya bersama dengan Keinan

"yah udah gue di sofa aja bareng Reinan"

"gue ambil selimut dulu bang di kamar"

"hmm"

Mereka berempat pun mulai terlelap dan tenggelam dalam dunia mimpi mengikuti sang adik. jam menunjukkan pukul 2.30 malam Syhiera tampak gelisah, bulir-bulir keringat membasahi keningnya. dalam tidurnya ia bergumam bahkan deru nafasnya mulai tak beraturan anak itu seperti mengalami mimpi buruk.

"Ampun Ayah..sakit...jangan pukul aku...aku salah" dia mengulangi kalimat itu berkali-kali membuat Kenzo yang tidur di sampingnya kini mulai terusik, lalu bangun dan menepuk-nepuk pelan pipi adiknya itu sontak membuat Syhiera terbangun dari mimpinya dengan nafas yang tersengal.

"Nih minum dulu" Kenzo memberikannya segelas air yang berada di nakas tepat di sampingnya.

Tatapan laki-laki itu berubah, dia yang selalu bersikap dingin kepada saudaranya kini mulai memancarkan kekhawatiran. Ia mengusap lembut surai milik adiknya yang sedang menegguk air seperti orang yang sedang kehausan. Kenzo benar-benar tak tega pada gadis itu, sepertinya adiknya mengalami trauma.

"makasih bang" setelah ia meneguk habis airnya ia kemudian memberikan lagi gelas yang kosong itu kepada Kenzo

"mimpi buruk?" tanya Kenzo yang kini mulai menyeka keringat di wajah sang adik menggunakan tissue dan sedikit merapikan rambut gadis itu.

"udah tidur lagi sana" perintahnya dan mulai merebahkan tubuh adiknya lalu meyelimutinya. dia pun kembali berbaring namun kini posisinya membelakangi Syhiera. Hingga suara lembut dari gadis itu mebuatnya membalikkan badan.

"abang....boleh gak aku tidur sambil meluk abang?" kata Syhiera pada Kenzo, laki-laki itu terlihat berfikir sebentar lalu mengangguk mengiyakan. Syhiera tersenyum kecil kepada kakaknya lalu memeluknya dan menyamankan diri di pelukan sang kakak.

"abang percayakan sama aku?" tanya gadis itu tiba-tiba membuat Kenzo menaikkan sebelah alisnya dan menatap pucuk kepala adiknya yang kini berada di pelukannya

"aku gak bisa cerita sekarang,ehmm mungkin nanti" katanya lagi dan mulai tertidur. Kenzo tersenyum tipis dan mengecup singkat kepala sang adik dan ikut tidur bersamanya. entah kenapa kejadian malam ini mebuatnya sedikit bersikap hangat kepada sang adik yang bahkan tak pernah ia tunjukkan selama ini.

.
.
.
.
.
.
.

Mau punya abang kek Kenzo🙂👉🏻👈🏻🙏🏻

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang