38.Masakan Bunda

1.5K 59 0
                                    


.......**.......


Gadis itu nampak murung, suasana hatinya benar-benar dalam keadaan yang buruk. Ia hanya termenung sedari tadi makan siang pun dilewatkannya. Bagaimana mungkin ia bisa menelan nasi di saat yang seperti ini?.

Suasana sore itu memang sangat hening namun Syhiera merasa kepalanya benar-benar berisik karena memikirkan tentang Ayahnya dan kehidupannya yang menyedihkan. Dengan tatapan kosong sambil mengigiti kuku-kuku jarinya, Tiba-tiba saja ada yang memegang tangannya seperti menghentikan aktifitas yang sedang ia lakukan. Anak itu langsung menoleh untuk melihat siapa pelakunya.

"Kenapa? Lagi banyak fikiran yah?" Ucapnya sambil menarik kursi dan mulai duduk di samping ranjang adiknya

"Eh abang, udah pulang? Kenapa gak ganti seragam dulu sih!"

"Kangen"

"Dih baru juga ketemu tadi pagi"

"Yah biarin orang abang kangen kamu kok"

"Ish, iya deh iya, btw bang Rei mana? Abang gak kesini bareng dia?"

"Dia ada latihan basket, tapi nanti jam 7 malem udah balik kok"

"Trus bang Kei kok gak latihan juga?" Yah, yang datang dan bersama gadis itu saat ini adalah Keinan. Sebenarnya hari ini mereka ada latihan bersama namun laki-laki itu memilih untuk membolos saja. Bahkan tadi ia dan Reinan sempat adu bacot tapi bagaimanapun Keinan yang akan tetap memenangkannya. Jadilah sekarang ia disini dan Reinan yang latihan, anak itu memang sangat disiplin jadi wajar saja kalau ia tak pernah absen kecuali dalam keadaan yang benar-benar mendesak.

"Males, abang mau disini aja nemenin kamu"

"Terserah deh"

"Udah makan belom? Obatnya udah diminum?"

"Belum, tadi ketiduran hehehehe" sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tentu saja itu hanya alibinya agar tak di marahi oleh kakaknya.

"Perawat gak bangunin kamu kah?"

"Gak tega mungkin, yah udah gak apapa. Gak terlalu lapar juga kok"

"Yah udah abang panggilin suster dulu buat ngambilin kamu makan"

"Eh gak usah, lagian adek juga gak suka makanan rumah sakit. Gak enak,Hambar gitu"

"Kamu mau makan apa emang?"

"Mau seblak aja deh" mendengar ucapan sang adik Keinan langsung menjitak kepalanya pelan.

"Abaaangggg, sakit tau"

"Lagian aneh-aneh aja, lagi sakit juga mau makan seblak. Sekalian aja makan tahu mercon sana"

"Iya iya enggak, yah udah mau makan nasi padang aja"

"Bubur Ayam aja udah!"

"Gak mauuuu!!! Mau nasi padang!"

"Abang maunya beliin kamu bubur Ayam gimana dong?"

"Yah ngapain nawarin kalo gitu!? Isshh"

Saat sedang asik dengan pertikaian kecil mereka. tiba-tiba dari luar, pintu diketuk oleh seorang suster yang sedang membawa nampan berisi makanan. Keinanpun langsung menyuruh suster itu masuk.

"Ihhh cumi asam maniss!!!! Abang yang beliin?" Teriaknya senang saat melihat isi nampan itu berisi makanan kesukaannya.

"Hah? Bukan kok, ngapain coba abang nawarin mau makan apa kalo udah abang beliin"

"Ya kali aja mau bikin suprise gitu"

"Ini dari siapa sus?" Tanya Keinan pada sang suster.

"Saya juga kurang tau dari siapa, tapi kayak ibu ibu gitu. Dia cuman nyuruh buat nganterin makanan ini untuk nona Syhiera" jelasnya karena pasalnya suster itu memang tak mengetahui dari mana asal makann itu.

"Pasti Bunda" tebak Keinan. Syhiera yang mendengarnya pun langsung melengoskan wajahnya seketika.

"Abang aja yang makan, atau enggak buang aja sekalian"

"Adek kenapa? Masih marah yah sama Bunda" saat mengatakan itu dia langsung menutup mulutnya karena sadar dengan apa yang ia ucapkan. Keinan bodoh kenapa juga ia mengatakan hal-hal yang sudah jelas ia tahu jawabannya.

"Maafin abang. nih, makanannya suster aja yang makan" katanya dan memberikan kembali nampan itu pada suster.

"Tapi tuan ini untuk nona"

"Bawa aja kalo suster gak mau makan buang aja atau terserah deh" kata Keinan cepat. Suster itupun menurut dan keluar dari sana.

"Nasi padangnya jadi gak?"

"Gak! Udah gak nafsu" katanya dan langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut rumah sakit.

Sebenarnya ada sedikit rasa senang di hatinya. Karena ia tahu bahwa Bundanya masih perduli akan dirinya. Hanya saja ia terlalu gengsi untuk memperlihatkan semuanya. Gadis itu benar-benar rindu masakan Bundanya terlebih lagi pada wanita tua itu. Kalau waktu bisa di ulang ia ingin kembali ke masa-masa dimana keluarganya bisa tertawa bersama di atas meja makan dan makan masakan sang Bunda bersama-sama.

Tapi semua itu hanya angan-angan dan tak mungkin bisa lagi ia dapatkan hanya karena keegoisan orang dewasa yang tak lain adalah Bundanya sendiri. Ia tak membenci wanita itu hanya saja Syhiera sangat kecewa.

Dari luar seorang wanita tua memperharikan kedua anak itu, setetes cairan bening menetes membasahi pipinya. hatinya benar-benar sakit saat melihat putri kesayangannya kini bahkan sudah tak mau menerima apa yang dia berikan, walaupun sebenarnya ia sudah mengetahui jika semua ini akan terjadi.

.
.
.
.
.
.
.

Maaf baru upload😭😭sebenernya chapter ini mau aku up di hari ultahnya Haechan. Trus karakter Si Syhiera ini ultahnya sama kayak Haechan gitu, cuman pas tanggal 6 itu gak sempet😢🙏🏻

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang