26.Gadis Bodoh

1K 45 0
                                    


.......**.......

Pagi hari tiba, gadis itu terbangun dari tidurnya ia menatap sekeliling mencari keberadaan semua kakaknya. namun kamar itu kosong hanya berisi dirinya saja. ia berjalan keluar dari kamar dan turun ke bawah, sesekali ia meringis karena luka pada tubuhnya. Syhiera kemudian tersenyum manis ke arah meja makan saat melihat ketiga kakaknya duduk disana memakai seragam bersama sang Ayah serta Leon yang bersiap ke kantor, mungkin hari ini anak itu masuk siang jadi dia akan ke kantor saja pagi ini. Keinan kemudian berjalan mendekati sang adik dan memapahnya lalu membantunya duduk disebelah Kenzo.

"Loh kok kamu turun? Bukannya istirahat Masih sakit gini juga"

"Kok abang gak bangunin adek? Padahalkan mau ikut sarapan bareng" gadis itu hanya memanyunkan bibirnya lalu melihat ke arah sang Ayah.

"Ayah, Iera sakit, hari ini gak usah sekolah dulu yah?" kata gadis itu kepada Ayahnya, karna memang dia merasa sedikit lelah hari ini, belum lagi luka-luka yang ia dapat semalam.

"Jangan manja, urus diri kamu sendiri. kamu bukan anak kecil lagi. pokoknya hari ini kamu harus sekolah." katanya dingin tanpa menoleh sedikitpun

"tapi kondisi adek lagi gak fit, Ayah tau sendirikan?" Leon menimpali membela adiknya. Bisa-bisanya laki-laki itu terlihat biasa saja setelah apa yang ia perbuat semalam pada adiknya batin Leon

"Mulai sekarang semua fasilitas kamu Ayah sita dan Ayah gak akan kasih kamu uang jajan lagi,berangkat sama pulang sekolahnya sama Abang atau terserah kamu saja, Ayah tidak perduli" tak memperdulikan omongan Leon pria itu langsung menatap tajam ke arah sang putri saat mengatakan hal tersebut 

"loh gak bisa gitu dong Ayah. aku sama Reinan kadang ada eskul basket trus kita pulang agak sorean. kalo kita eskul adek pulangnya gimana?"

"itu urusan kalian, Ayah tidak mau tau"

"gak apa-apa Abang, aku bisa naik angkot kok" gadis itu masih tersenyum ke arah Keinan.

"gak ada yah, adek abang gak boleh naik angkot. kalo ada apa-apa gimana?,kamu sama bang Kenzo aja lagian dia juga gak ada boncengan kan" mengedikkan dagu ke arah Kenzo, merasa namanya disebut pria itu langsung menatap tajam ke arah Keinan.

"Becanda bang" melihat tatapan Kenzo seperti itu, nyali Keinan langsung ciut.


"kenapa gak sama pak Eko aja sih Yah kayak biasanya" kini Reinan ikut bicara

"kamu lupa? sekertaris Ayah itu juga fasilitas dari Ayah untuk Syhiera"

"yah tapikan-" ucapan Keinan dipotong oleh sang Ayah

"tutup mulut kamu Keinan, kamu mau semua fasilitas kamu juga Ayah tarik?" kata pria itu tegas.

"Iera bakal turutin Ayah, udah yah bang" kata gadis itu cepat saat melihat perubahan nada sang Ayah yang terdengar sedikit meninggi. Keinan memundurkan tubuhnya dan menghela nafas kasar lalu merotasikan bola matanya. ia tahu bahwa pria keras kepala itu sangat susah untuk di bantah.

"yah udah kalo gitu aku ke atas dulu siap-siap" Syhiera pun hendak ke kamarnya untuk mandi dan memakai seragam. Namun Leon berdiri dan menahan gadis itu.

"Yakin mau sekolah?" Tanya Leon

"Iya, kan Ayah nyuruh Iera sekolah, lagian kalo aku gak sekolah nanti ketinggalan pelajaran"

"Tapi kamu masih sakit dek"

"Kan semalem udah diobati sama abang Reinan sama abang Kenzo, jadi udah gak terlalu sakit"

"Yah udah, tapi kalo ada apa-apa telfon atau chat abang yah"

"Hemm"

"Pulangnya abang jemput kalo ada waktu, gak apa-apakan? Nanti bisa pulang bareng yang lain dulu"

"Iya, nanti aku telfon abang oke?"

"Oke cantik" Leon mengusak rambut gadis itu lalu menyuruhnya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

Tidak lama setelah kepergian Syhiera, Kenzo yang sedari tadi diam saja kini juga mulai beranjak dari duduknya dan menyambar kunci motor yang ada di atas meja lalu bergegas ke sekolah. Leon dan Ayahnya juga sudah ke kantor sedangkan Reinan dan Keinan belum berangkat tentu saja keduanya menunggu adiknya.

Gadis itu turun dan berlari ke arah mobil yang sudah terparkir di depan rumah bertingkat 2 itu. ia bergegas masuk ke dalam mobil, setelah masuk Reinan mulai melajukan mobilnya ke arah sekolah untung saja pagi itu jalanan tidak terlalu macet sehingga mereka bisa sedikit menghemat waktu. 

Saat sampai,ternyata gerbang sekolah sudah di tutup. untung saja Malvin masih berada disana jadi dia bisa membantu mereka untuk masuk,tentu saja dengan sedikit kata-kata mutiara dari Keinan. setelah memarkirkan mobilnya mereka bertiga bergegas ke kelas masing-masing. Syhiera berlalri menuju kelas takut guru mata pelajaran pagi ini sudah berada di kelas. benar saja saat sampai di depan kelas dengan nafas yang terengah-engah ia mengetuk pintu dan membukanya.

"permisi, maaf bu telat tadi ada sedikit masalah" katanya lalu berjalan kearah sang guru untuk menyalami tangannya. guru itu mengangguk lalu menyuruhnya untuk duduk di kursinya. saat berjalan ke arah kursinya dengan sengaja Tesa menyandung kaki Syhiera sehingga gadis itu jatuh tersungkur di atas lantai mereka yang melihat kejadian itu sontak menertawakan dirinya. seketika mereka diam saat bu Riska menegur mereka. Najendra yang melihat pacarnya terjatuh segera berdiri untuk membantunya.

"kamu gak apa-apa? sini aku bantu" ia kemudian memegang lengan gadis itu hendak membantunya berdiri namun gadis itu malah meringis kesakitan.

"sshhh aakh s-sakit Na" katanya yang langsung melepaskan lengannya dari genggaman pria itu. hal tersebut membuat Najendra terlihat kebingungan, perasaan ia tak memegangnya sekuat itu. Syhiera yang menyadari perkataannya dan ekspresi Najendra kemudian buru-buru berdiri dan duduk dikursinya. "dasar bodoh"  ia merutuki diri sendiri, kenapa dirinya harus berperilaku seperti itu pada Najendra. kalau nanti ia bertanya, Jawaban apa yang harus ia berikan?

next!!!

.

.

.

.

.

.

.

maaf yah beberapa hari gak upload, sibuk banget sama kerjaan ㅠㅠ. mana dreamis ke indonesia lagi🙂, jadi yah gitu deh gak upload-upload. aku usahain hari ini upload 3 chapter deh huhuhu.....

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang