35.Rumah Sakit

1.9K 85 0
                                    


.......**.......

Tubuhnya tergeletak tak berdaya di lantai kamar mandi yang dingin setelah dihajar habis-habisan oleh Ayahnya, kemudian dirinya ditinggalkan begitu saja. Dengan sisa tenaga yang dimiliki ia berusaha agar kesadarannya tak hilang, namun Syhiera tidak mampu menahannya terlalu lama. Sayup-sayup ia mendengar suara Leon memanggil namanya sebelum kesadaranya benar-benar menghilang sepenuhnya.

Leon segera membopong tubuh adiknya menuju mobil untuk dilarikan ke rumah sakit, dia bahkan sudah tak perduli saat hoodie putih miliknya terkena darah milik Syhiera. Dengan tangan yang bergetar ia berusaha menyetirkan mobilnya, namun karena pikiran yang kacau membuatnya hampir menabrak gerbang rumahnya sendiri jika saja pria itu tak mengerem tepat waktu.

"Argghhh ayo fokus Leon, Adek lo lagi sekarat bangsat!!" Ucapnya frustasi yang beberapakali memukul-mukul stir mobil dengan cukup keras.

"Biar saya saja yang menyetir" tiba-tiba sekertaris Ayahnya itu muncul dan menawarkan diri

"Gak usah!! Gue bisa sendiri dan gue gak butuh bantuan lo. lagian lo ngapain disini hah!!"

"Maafkan saya,saya sangat menyesal"

"Kalo aja lo gak nahan gue, adek gue gak bakal kayak gini!!"

"Sudah,marahi saya nanti saja, keadaan nona Syhiera lebih penting saat ini"

Tanpa pikir panjang Leon segera memasuki mobil dan duduk di kursi belakang sambil memangku kepala adiknya, Mobil itu kemudian melesat menuju rumah sakit. Di perjalanan Leon segera menelfon saudaranya yang lain.

"Halo bang,kenapa?"

"Kei kerumah sakit Neo sekarang!!"

"Hah,lo kenapa sih bang? Siapa yang sakit?"

"Iera Kei"

"Adek? Adek kenapa bang?!!"

"Nanti aja gue jelasin, jangan lupa kasi tau Reinan sama Kenzo juga" Sambungan kemudian terputus.

Sampainya mereka di rumah sakit Leon segera memanggil perawat, tubuh Syhierapun kemudian dipindahkan ke atas stretcher trolley dan di bawa ke IGD untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Sepanjang Perjalanan menuju ruang IGD ia terus menggenggam jemari adiknya yang mulai dirasa dingin.

"Bertahan yah dek, jangan tinggalin abang secepat ini. Abang belum siap kehilangan kamu" ucapnya lirih seiring dengan jatuhnya air mata yang membasahi pipinya.

Saat sudah di depan ruangan tersebut tubuhnya di tahan oleh seorang perawat dan tidak diperbolehkan untuk masuk. Ia hanya bisa melihat dari balik kaca saat beberapa perawat itu memasangkan alat-alat yang tak ia ketahui ke tubuh sang adik. 30menit berlalu tapi tanda-tanda mereka akan selesai belum juga terlihat.

Ia menghela nafas berat beberapa kali, menunggu dengan gugup harap-harap kondisi adiknya akan baik-baik saja. Tak lama kemudian Kenzo,Reinan dan Keinan pun datang.

"Bang Leon!!" Panggil Reinan saat menemukan Leon menunggu di depan ruang IGD sendirian. Pria yang sedari tadi menunduk sambil menumpu dahinya menggunakan dua tangan itu berbalik saat Reinan memanggil namanya. Sikembar dan Kenzo dibuat terkejut saat melihat pakaian yang Leon kenakan sudah penuh dengan darah. Mereka pikir Leon dan Syhiera habis mengalami kecelakaan.

"Lo gak apa-apa bang, baju lo penuh darah" ucap Reinan penasaran

"Bukan darah gue, tapi darah Iera"

"Hah? Maksud lo bang?" Tanya Reinan lagi

"Bang keadaan adek gimana?" Potong Keinan yang kini ikut duduk di samping Leon.

"Abang juga belum tau gimana kondisi adek saat ini, berdoa aja semoga dia gak kenapa-kenapa"

"Kok bisa sih bang, perasaan tadi balik sama lo dia baik-baik aja" Reinan masih bertanya, pasalnya laki-laki itu benar-benar penasaran, Reinan kini berdiri tepat di depan Leon. Pria itu pun menceritakan semuanya dari awal kepada ketiga adiknya yang lain. Mendengar cerita Leon mereka bertiga benar-benar sangat terkejut. Kenzo yang bersandar pada tembok di samping Keinan pun bahkan telah mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih akibat menahan amarahnya.

"Ayah keterlaluan!! Sampai adek kenapa-napa. Gue gak akan maafin dia"

"Udah Kei, sabar aja"

"Kei bener bang, perbuatan Ayah emang gak bisa di maafin, sebenci itukah dia sama adek?. Adek bahkan gak pernah ngelawan dan selalu nurut sama Ayah. Harusnya dia dengerin penjelasannya dulu" Saat mereka sedang berdebat tiba-tiba suara gaduh terdengar dari dalam ruangan dimana adiknya tengah ditangani oleh dokter dan beberapa perawat.

"Dok tanda vitalnya mulai menurun!!"

"Sepertinya pasien mengalami henti jantung!" Ucap perawat lainnya.

"Siapakan defibrillator sekarang!!" Ucap sang dokter panik sambil melakukan CPR

"Baik dok"

"Isi 150 joule, mulai! Minggir!!"

"200 joule, minggir" dokter berusaha mengembalikan detak jantung gadis itu. Keempat kakaknya yang mengintip dari luar ikut panik saat melihat kondisi adiknya yang semakin kritis.

"Dek bertahan yah abang Keinan mohon hiks, masih banyak tempat yang belum kita datengin sama-sama, game taneman kamu juga belum kita tamatin kan, nanti kalo kamu sembuh kita tamatin bareng-bareng yah"

"Jangan tinggalin abang Rei yah dek, abang Janji bakal bantu kerjain semua tugas kamu hiks, abang Rei juga masih pengen belajar bareng kamu, maaf kalo abang suka cuek hiks hiks"

"Maafin bang Leon karena selalu sibuk dan jarang ada waktu sama kamu, kalo kamu sembuh nanti, abang usahain sisihin waktu abang buat main sama adek yah"

Mereka bertiga mengutarakan isi hatinya sambil menangis. Namun Kenzo hanya diam saja. Pria itu benar-benar terpukul hingga tak dapat mengeluarkan air matanya. Tak berapa lama kemudian seorang perawat menutup tirai itu sehingga mereka tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Dengan amarah yang sedari tadi ditahannya Kenzo meninju tembok rumah sakit itu hingga menyebabkan jari-jarinya lecet.

"Bangsat!!!" Umpatnya, sedetik kemudian ia akhirnya menangis sambil tertunduk dan berkata dengan sangat lirih

"Jangan pergi dek...."

.
.
.
.
.
.
.

Lanjut besok lagi yah...makasih banget banget banget buat kalian yang udah support gue😭😭🙏🏻..makasih juga votenya ㅠㅠ ailopyu💖💕

Ayah, Peluk Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang