16

1.6K 156 1
                                    

Mira mendengar panggilan mamihnya segera dia turun untuk menemui rumi.

Mira melihat kearah ruang tamu seperti ada seseorang tapi dia tidak melihat jelas mukanya sebab ija sedang menunduk memainkan hpnya. Mira terus melanjutkan langkahnya menuju dapur dimana rumi berada.

"Mih itu siapa di depan?" Tanya mira

"Itu ija dia pengen di bikinin sandwich katanya, nih kamu bawa kesana terus temenin gih mamih mau keruang kerja ada berkas yang belum mamih periksa" jawab rumi sembari memberikan nampan berisi sandwich kepada mira kemudian pergi untuk menuju ruang kerjanya

Mira melihat mamihnya pergi lalu melirik ke arah nampan berisi sandwich. Tanpa pikir panjang mira berjalan menuju ruang tamu dimana ija berada, kemudian dia menyajikan sandwich nya tidak lupa dia juga menyiapkan susu kedelai kesukaan ija, lebih ke susu yang memang di konsumsi ija sebab dia tidak mengonsumsi susu sapi.

Ija mengambil sandwich nya tanpa sepatah kata tapi matanya melihat kearah sekeliling. mira yang sadar akan gerak gerik ija seperti sedang mencari sesuatu di rumahnya..

"Nyari apaansih ja" tanya mira kepo

Ija sedikit terkejud karna pertanyaan mira tapi dia berusaha biasa saja agar tidak terlihat mencurigakan.

"Gak ada" jawab ija singkat sambil memakan sandwich nya dengan lahap, di sela sela mengunyahnya ija tersenyum tipis dia selalu menikmati setiap sandwich yang dibuatkan rumi untuknya. Lezat seperti buatan mamihnya dulu

"Mir ko lu lama.." panggil cia yang baru saja turun dari tangga, dia terkejud melihat keberadaan ija di rumah mira.

Sama seperti cia, ija pun kaget karna wanita yang dia cari sedari tadi menampakan batang hidungnya. Bedanya ija bisa menyembunyikan gelagat anehnya

"Oiya sorry gw sampe lupa ada lu, sini ci ada kak ija nih" mira berpindah posisi duduk di kursi depan ija agar cia duduk di samping ija, mira ingin menggunakan situasi tidak terduga ini untuk mendekatkan sahabatnya dengan saudaranya.

"Eh gausah gw ke kamar lagi aja" cia tidak enak karna sudah mengganggu waktu keluarga itu takut nya ada hal penting, dan juga mira seperti sengaja agar cia duduk di samping ija.

"Gapapa kali gak ganggu ko, lagi pula lu suka nanyain ka ija kan? Nah orangnya disini ayo kita ngobrol ci" jawab mira dengan senyum meledek

Oh sialan mira ingin sekali cia menjambak mukanya. Mari kita pray for mira setelah ini agar muka cantiknya terus menetap disana.

Cia dengan terpaksa berjalan kearah ija, jantungnya berdebar kencang dia hanya mampu menunduk untuk menutupi rasa gelisahnya. Cia berjanji setelah ija pulang dia akan memukul muka menyebalkan mira yang sesari tadi menahan ketawa karna mihat cia salah tingkah.

"Maaf ya aku jadi ganggu waktu kalian berdua" kata cia

Cia menelan slivanya, sumpah demi apapun ini situasi yang amat sangat bikin jantung berdebar. Cia ingin menghilang dari bumi sekarang oh God.

Ija mengambil tisu di meja untuk dia pakau mengelap bibirnya yang ada bekas noda saus, kemudian dia meminum susu kedelai yang mira siapkan.

"Bilang ke tante makasih" kata ija seraya berdiri, dia akan pulang karna dirasa cia baik baik saja. Dia memang hanya ingin melihat kondisi wanita itu bukan untuk makan sandwich. Tapi gapapa lah pikirnya mengisi perut..

"Ke gw nggk? Padahal gw udah nyiapin susu kesukaan lu" mira sewot bagaimana bisa ija tidak mengucapkan makasih kepadanya juga, padahal mira dengan susah payah menyiapkan susu kedelai sebab dia tidak menyukai aromanya.

"Gw gak minta lo nyiapin susu"

Mira diam, ingin marah namun kata kata ija ada benarnya juga. Tapi kan.. yasudahlah biarkan emosi ini mereda dengan sendirinya begitu pikir mira.

"Kak ija biar aku anter ke depan" cia akhirnya membuka suara saat melihat ija membereskan hoodienya, dia berniat sopan dengan kakak kelasnya itu

Ija melirik sebentar ke arah cia, kemudian dia berjalan melewati cia seperti tidak peduli akan kehadiran wanita itu.

Cia melihat ija berjalan duluan kemudian berjalan meninggalkan mira untuk menyusul ija ke pintu depan.

Mira sengaja tidak mengikuti mereka, dia ingin memberikan cia ruang agar bisa memperbaiki hubungannya dengan ija.

"Kak ija" panggil cia sedikit berteriak karna ija sudah sampai di dekat motornya sedangkan dia harus berlari kecil untuk mengejar langkah kaki ija

Ija berbalik dia menatap cia mendekat kemudia dia hanya diam memperhatikan apa yang akan cia katakan.

"Kak buat masalah dulu aku mau minta maaf lagi tapi kayanya kakak beneran udah benci banget sama aku jadi aku maklumin, tapi apa bisa jangan suka ngabain aku seakan akan aku gak ada di depan kakak?" Ucap cia sambil menatap mata ija dengan mantap

Ija juga menatap mata cia dalam mencari sesuatu dan dia mendapatkannya, ija tersenyum tipis bahkan cia tidak melihatnya. Ija tersadar kembali dengan dunia aslinya, dia harus berusaha biasa saja di depan wanita itu.

Ija menaiki motornya tanpa menjawab kata kata cia sedikit pun, dia memakai helm nya kemudian menyalakan motor sport ninja kawasaki hitamnya. Bukannya pergi dia malah membuka kaca helm full face nya..

"Naik"

1 kata 4 huruf itu mampu menyadarkan cia dari rasa sakitnya tadi karna ija masih mengabaikan dia. Cia menatap heran kearah ija dia bingung dengan kata "naik" apa maksudnya?

"Ma-maksudnya apa kak?" Tanya cia dia masih bingung kenapa ija menyuruhnya naik

"Naik cepet" jawab ija dengan nada dinginnya

Cia takut saat mendengar suara ija, tanpa berpikir lama lagi dia mencoba untuk menaiki motor ija tapi sayang tubuhnya yang mungil tidak sampai jika harus naik sendiri harus ada pegangan tangan tapi dia tidak berani nyentuh ija. Trauma sepertinya ya ci ^_^

Ija memberikan tangannya kepada cia, dan lagi lagi cia ngebug dengan perlakuan ija yang tiba tiba sekali.

"Lo mau sampe kapan naik turun di motor gw, cepet naik yang bener" ija sudab jengkel melihat cia yang sedari tadi naik turun karna kaki nya tidak sampai untuk naik sepenuhnya..

Cia menerima saluran tangan ija, dia memegamg tangan ija kuat saat berusaha naik dan akhirnya cia berhasil duduk manis di motor ija.

Ija melihat kearah perutnya, tidak ada tangan yang melingkar? Apakah cia tidak akan pegangan saat menaiki motor?

Ija gengsi jika harus meminta cia memeluknya, akhirnya dia memikirkan cara lain agar cia pegangan kepadanya.

Ija bersiap untuk menjalankan motornya dan dalam hitungan 1 2 3 motor ija tiba tiba di gas kencang dan langsung di rem. Cia yang reflek pun memeluk tubuh ija erat

Melihat ada tangan yang melingkar, ija langsung menjalankan motornya dengan kecepatan biasa, cia sadar akan kelakuan ija ingin sekali dia memukul ija namun wangi tubuh ija membuatnya nyaman untuk terus memeluk tubuh ini.

Mereka berdua hanyut dalam pikirannya masing masing sembari menikmati suasana malam yang ntah kemana ija akan pergi membawa cia yang jrlas cia seperti menemukan sebuah kenyamanan bahkan sekarang dia bisa melupakan kejadian tadi siang dengan ayahnya.

"Gw kenapa ko jadi kek gini" dalam hati ija memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya, dia kemarin membenci cia karna sudah berani ikut campur kebebasannya tapi sekarang dia luluh hanya karna selalu bertemu pandangan dan melihat kejadian yang bikin hatinya tergerak untuk melihat kondisi cia.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang