20

1.8K 177 2
                                    

18+

Ija dan cia sedang menikmati es krim di sebuah taman yang tidak jauh dari sekolahan, mereka berdua membolos bersama tapi lebih tepatnya ija yang memaksa cia untuk bolos.

"Kak ija keterlaluan banget ngebolos mana maksa aku lagi gimana kalo orang orang tau ketosnya bolos"

"Bilang sama gw beres"

Benar juga apa kata ija mana ada yang berani jika menyangkut anak dari pemilik sekolah bahkan wakil kepala sekolah pun tidak akan berani memarahinya jika cia ketahuan bolos di jam pelajaran.

"Mentang mentang anak pemilik sekolah seenaknya bawa ketos bolos" ucap cia sambil menjahili ija dengan es krim yang sengaja dia sendok pakai jari untuk di taruh di muka ija

Tangan cia dengan sigap di pegang oleh ija dan es krim yang hampir mengenai wajahnya di jilat habis langsung oleh bibirnya dan berhasil membuat cia terpaku seperkian detik lalu dia sadar jari nya sudah di emut

"JOROKK BANGET KAK IJAA" cia langsung mengeluarkan tisu dan mengelap jarinya yang di emut ija dia tidak ingin jarinya bau mulut ija

"Cium aja lu pikir bibir gw bau" ija mengedikan bahu nya sambil terus memakan es krim sampai habis, dia hendak melempar wadah bekas es krim itu sembarangan tapi di tahan oleh cia

"Gaboleh sembarang, tuh kakak liat mereka bekerja susah payah buat mungutin sampah masa kita yang cuma duduk duduk harus bikin mereka kerja 2x lipat" cia menunjuk salah satu petugas kebersihan taman dengan dagunya dan ija mengikuti arah tunjuk cia

Cia mengambil wadah es krim ija lalu dia menghampiri petugas kebersihan itu unthk membuangnya ke kantung sampah yang petugas itu bawa. Petugas kebersihan tersenyum dengan apa yang cia lakukan kemudian di balas juga senyuman dari cia semua itu tidak luput dari pandangan ija. Tanpa sengaja ija tersenyum tipis melihat betapa gemasnya cia saat senang membantu petugas itu memungut sampah

Cia kembali duduk di samping ija dia menyemprotkan handsanitizer ke tangannya agar kotor dan bakteri dari sampah bisa hilang.

Ija menatap cia dan yang di tatap gugup bukan main, tatapan mereka terkunci kemudian ija melihat kearah bibir cia yang berbentuk love dengan warna pink merona membuat ija ingin sekali menciumnya. Cia yang paham arah pandang ija pun pasrah saat ija semakin mendekatkan wajahnya.

Cia memejamkan mata saat merasakan bibir ija menempel sempurna di bibirnya, dia tidak tahu harus melakukan apa karna ini ciuman pertama untuk cia..

Ija melumat pelan bibir cia menikmati manisnya bibir love itu, karna tidak mendapat respon dari cia, ija pun menggigit bibir bawah cia dan mampu membuat cia membuka mulutnya.

"Mhhh"

Cia mengalungkan tangannya di leher ija, dan mengikuti permainan bibir ija yang lembut.

Mereka berciuman yang awalnya biasa saja bertambah panas sampai akhirnya cia mendorong ija karna dirinya membutuhkan oksigen.

Ija sadar dengan apa yang terjadi dia membuang muka kemudian berpura pura bahwa tadi tidak pernah terjadi.

"So- sorry gw gak sadar" ucap ija gugup karna cia setelah selesai berciuman dia hanya diam tidak berbicara seperti biasanya

"Udah sore ayo pulang"

Ija bangkit menuju mobil nya dia masuk ke dalam mobil kemudian melihat ke kaca sambil memegang bibirnya, dia tidak menyangka kalau dia akan menyium seorang wanita.

Ija melihat pintu mobil sampingnya terbuka menandakan cia masuk kedalam, tapi anehnya wanita itu hanya diam tidak berbicara sepatah kata pun dan itu membuat ija gelisah. Apakah cia marah?

Ija menjalankan mobilnya tanpa berniat untuk memulai pembicaraan, dia pun sedang merasakan jantungnya yang berpacu sangat kencang setelah berciuman tadi.

Mereka berdua saling diam hingga tiba tiba cia meminta ija untuk memberhentikan mobilnya padahal rumah dia masih jauh.

"Kak stop plis"

Terpaksa ija memberhentikan mobilnya dia takut cia nekat lompat seperti di film film.

"Kenapa"

Cia bukannya menjawab dia malah melepas sabuk pengaman kemudian dia menaiki tubuh ija. Jadi posisi mereka seperti.. ya kalian bisa bayangkan sendiri.

Ija terkejud dengan tingkah cia di tambah sekarang bibir cia sudah mendarat di bibirnya. Tangan cia di kalungkan di leher ija dengan cia terus melumat bibir ija.

Karna hasrat yang tadi belum hilang, ija memegang tengkuk cia agar ciuman mereka semakin dalam. Mereka berdua berciuman sangat panas sampai sampai ac mobil tidak terasa lagi.

Untungnya kaca mobil ija tidak akan terlihat jika dari luar maka dari itu kegiatan ciuman mereka tidak perlu takut akan ada yang melihat.

Ija sudah tidak bisa menahan hasratnya, dia melepaskan ciuman kemudian mengecup leher cia tanpa meninggalkan tanda karna dia takut cia kesusahan nantinya.

Cia mendonggak agar ija lebih leluasa menciumi lehernya.

"Ahh"

Kecupan ija semakin panas saat mendengar desahan cia. Tangannya yang sedari tadi diam kini mulai membuka kancing baju cia, sampai akhirnya buah dada cia terekspos namun masih tertutupi bra.

Cia kembali menciumi bibir ija sambil merasakan tangan ija yang memijat payudaranya.

"Mhh ahhh"

Ija melepas ciuman mereka kemudian menaikan bra yang cia pakai. Terpampanglah 2 gunung yang sangat mulus dengan pentil susu yang mencuat keluar.

Ija mengulum salah satu payudara cia membuat sang empu membusungkan dadanya.

"Ahh kakh ijaa" cia menekan kepala ija agar semakin dalam mengulum putingnya, dia sudah sangat basah dengan perlakuan bibir ija di payudaranya.

Ija menatap cia sayu sebenarnya ija menginginkan lebih namun dia sadar tidak hak untuk itu walaupun wajah cia seperti memohon. Ija membantu cia untuk merapihkan seragamnya, setelah itu cia kembali duduk di kursi penumpang sambil menunduk malu. Mengapa bisa dirinya senakal itu dengan tiba tiba duduk di pangkuan ija..

Sekarang wajah cia sangat memerah karna hasratnya sangat menggantung bahkan putingnya masih terasa linu ingin di kecup kembali oleh ija.

Cia menggelengkan kepalanya gemas dan itu membuat ija senyum senyum sendiri. Dia senang artinya ija sudah mendapat lampu hijau untuk terus mendekati cia.

Ija kembali menjalankan mobilnya dia sengaja membiarkan cia menatap kearah jalanan, pastinya wajah wanita itu sedang merah merona karna malu dengan tingkahnya.

Saat sudah sampai di pekarangan rumah, cia menatap ija dengan ragu dan mendapati wajah ija dengan senyuman tipisnya. Cia sejenak terpaku dengan ketampanan wanita itu bagaimana bisa wajah itu selalu bikin hidup cia tidak tenang hanya dengan memikirkannya.

"Makasih udah nganterin dan buat yang tadi.."

Ija menaikan satu alisnya menunggu penuturan cia selanjutnya, "ihh gaush gitu mukanya nyebelin tau gak!"

Cia menutup muka ija dengan telapak tangannya, dia tidak ingin ija melihat wajah merah dirinya. Kemudian dia keluar dari mobil

Sebelum cia menutup pintu, ija terlebih dahulu menahan dengan tangannya "gw suka itu tapi lain kali gw yang di atas"

Kemudian ija menutup pintu mobil nya sebelum cia mencakar wajah ija, terlihat cia melotot saat mendengar ucapan yang ija lontarkan sedangkan ija, dia senyum senyum sendiri di dalam mobil

Ija memberi klakson pertanda dirinya akan segera menjalankan mobil dan cia yang paham melambaikan tangannya sampai mobil ija benar benar hilang di belokan.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang