Sabtu ini cia, mira dhani dan steven berencana untuk berpuncak menginap semalam di vila milik keluarga steven.
Orang tua steven adalah pengelola vila dan apartemen, steven memang terlihat sederhana dengan apa adanya dia membuat semua orang memuji ketampanan yang seperti orang luar padahal kedua orang tuanya asli Indonesia.
Steven memiliki sifat introvert maka dari itu dia tidak pernah terbuka tentang apapun bahkan sahabatnya sendiri alias cia dhani mira, mereka baru tahu kalau orang tua steven memiliki usaha dalam bidang pengelolaan vila dan apartemen.
"Gila bagus banget pemandangannya huuu" teriak dhani sambil memuja keindahan kota bandung
"Berisik lo" ketus cia dia sangat kelelahan dengan perjalanan yang cukup lama
"Terserah gw dong siapa lo ngatur ngatur?"
"Bacot."
Steven hanya menggelengkan kepalanya melihat dua manusia yang sedang beradu mulut. Steven membawa tas cia karna melihat muka pucat cia sepertinya wanita itu sangat kelelahan.
"Biar gw aja yang bawa" ucap steven sambil tersenyum
Cia tersenyum kemudian berjalan mengikuti steven tanpa memperdulikan 1 pasangan alay yang sedang foto foto.
Steven menaruh tas miliknya dan milik cia di sofa ruang tamu kemudian dia mengikuti cia untuk mendudukan tubuhnya di kursi.
"Ko rapih stev ada yang beresin emang?" Steven hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan cia
"Ada bi nina sekarang dia lagi pulang dulu, kalo butuh apa apa ke dia aja, bi nina orang kepercayaan papah buat ngurus vila keluarga gw"
"Jadi ini vila keluarga bukan vila kelolaan bokap lu?"
Steven menggeleng "ini awalnya juga vila kelolaan papah tapi gw suka suasana di sini makanya gw suruh papah buat benerin vila ini supaya jadi vila keluarga"
Cia mengangguk angguk paham dia melihat sekeliling vila sambil tersenyum, design yang sangat nyaman untuk kelas vila di tambah cuaca nya yang sangat sejuk membuat nyaman berkali kali lipat untuk terus tinggal disini.
Dhani dan mira baru masuk kedalam vila, mereka berdua sama terpukaunya dengan design vila ini. Semuanya tertata rapih terutama bagian atap disana seperti sedang menatap luasnya langit sangat indah..
Steven menunjukan kamar kamar yang akan mereka pakai, disini terdapat 3 kamar yang 1 kamar pribadi keluarga steven makanya tidak di pakai sembarangan.
Mereka berdua memakai 2 kamar, cia dengan mira dan steven dengan dhani. Walaupun mira dan dhani berpacaran namun tidak baik jiga menyatukan pasangan yang belum menikah dalam 1 kamar maka dari itu mira di tempatkan dengan cia walaupun dhani merengek ingin sekamar dengan mira.
Cia dan mira sudah selesai memberrskan barang bawaannya, mereka sekarang hanya terbaring sambil menatap langit langit kamar.
Beberapa saat terdengar hening tidak ada yang memulai pembicaraan sebab mereka berdua sedang menghilangkan lelah perjalanan jauh.
"Cia kata lu steven gimana?" Pertanyaan mira membuat dahi cia mengkerut, kenapa sahabatnya menanyakan tentang steven
Cia terlihat berpikir sebentar "baik ganteng perhatian dan.. kaya" mira terkekeh mendengar kata terakhir yang di ucapkan oleh cia.
Memang benar namun ntahlah kepolosan cia membuat mira ingin memukul kepala sahabatnya itu..
"Kalo itu semua udah pasti cia.. maksud gw yang lain gitu"
Cia menggeleng karna menurutnya hanya itu yang cia tau tentang steven.
"Lu gak ngerasa aneh sama dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
RIJA
Teen Fiction18+ Bagaimana bisa seorang rija menyukai wanita bawel yang selalu menjadi kebencian dia? apakah ini karma?