17

1.6K 160 0
                                    

Duduk di depan minimarket 24 jam sendirian di pukul 02.00 merupakan hal baru bagi seorang wanita mungil ini. Dia duduk sambil mengusap usap tangan nya untuk meredakan dinginnya malam.

Seseorang datang menghampirinya dan duduk di samping wanita itu.

"Terimakasih" ucap cia dengan senyum manis

Memang 2 orang itu adalah cia dan ija, mereka sedari tadi hanya berkeliling kota dan berakhiran disini di depan minimarket 24 jam yang masih ramai pengunjung, kebetulan malam ini adalah malam minggu maka dari itu tidak heran masih banyak orang padahal waktu sudah hampir larut.

Cia meminum kopi pemberian ija dengan pelan pelan sebab terlihat dari asapnya kalau kopi tersebut masih panas.

Ija, dia hanya memperhatikan wanita itu tanpa berniat untuk meminum kopi di tangannya. Ija melihat cia seperti kedinginan ditambah baju yang cia pakai cukup terbuka, kemudian ija melepas hoodienya dan di berikan ke cia.

"Nih"

"Eh gaperlu kak nanti kakak kedinginan"

"Pake"

Cia tidak bisa membentah lagi dia tidak ingin merusak momen hangat ini, tidak lama cia sudah memakai hoodie ija yang kebesaran di tubuhnya membuat cia terlihat sangat mungil sekarang.

"Ish gede banget badan kakak tuh liat aku kaya parasit jadinya" ngomel cia sambil melihat ke badannya yang tenggelam di hoodie ija

Ija tidak menjawab dia menyesap kopinya sambil melirik ke arah cia melalui sudut matanya memperhatikan wanita itu mengomel.

"Udah malem lu pulang sana" suara ija terdengar dan itu mampu membuat cia melongo

"Woy kak lu gila apa gimana?! lu yang ngajak gw keluar sampe jam segini dan lu dengan teganya nelantarin gw!!!" Bahkan cia tidak sadar dia berbicara menggunakan kata lu gw

"Ya. terus?"

Oh ayolah apa boleh cia melempar kopi hangat di tangannya ini kemuka ija? Bagaimana bisa manusia itu berpikir menyuruh cia pulang sendirian di jam yang sudah larut malam bahkan hampir pagi. Gila

"Setidaknya anterin aku kerumah mira dong kak, aku gabawa hp sama dompet kan tadi kakak yang langsung nyuruh naik" cia mempoutkan bibirnya sambil memikirkan nasib dia jika ija tidak mau mengantarnya kerumah mira

"Kalo gw gamau gimana"

"Kakak sama aja kaya penculik"

"Penculik hati lu" suara ija terdengar seperti cicit an bahkan cia pun tidak mendengar ya begitu jelas

"Ha penculik apa kak?"

"Gak. Cepet naik"

Sejak kapan ija mempunyai kekuatan cepat, lihat saja manusia itu sudah duduk manis di motornya padahal tadi dia masih duduk di samping cia.

.

Motor ija memasuki pekarangan rumah besar, cia melihat sekeliling dan dia sadar kalau ini bukan rumah mira atau rumahnya.. so dia di bawa kemana? Pikiran cia berkecamuk namun di sadarkan oleh suara ija.

"Turun"

"Bentar deh ini di rumah siapa? Kakak ngajak aku kerumah siapa ini kakak gak niat mau nyulik aku kan terus ngejual aku ke om om kaya?"

Pertanyaan cia mampu membuat ija keheranan, bagaimana bisa wanita itu berpikir hal yang bahkan tidak pernah terlintas di otaknya.

"Turun cepet"

"Ish kebiasaan gapernah jawab pertanyaan aku" cia kesal. Tapi tetap saja dia menuruti untuk turun dari motor ija

Ija berjalan duluan memasuki rumah itu, suasananya memang sepi namun cia terpaku dengan pahatan arsitektur dirumah ini, simple namun elegan dan bikin mata nyaman saat melihatnya.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang