27

1.6K 143 3
                                    

Hari berlalu bulan pun berganti tidak terasa 3 bulan sudah cia dan ija tidak pernah saling komunikasi. Bertemu tidak sengaja lalu kembali menguatkan diri sendiri untuk tidak saling mencintai.

Cia dan jay mereka sudah sangat dekat bahkan jay sempat menembak cia namun cia menolaknya karna tidak ingin ketahuan ayahnya dan juga takut mengganggu belajar. Padahal bukan itu alasan utama cia..

Sekarang cia dan jay sedang duduk berdua di kantin mereka memang selalu istitahat berdua akhir akhir ini. Sampai ada gosip kalau cia dan jay sudah berpacaran namun selalu di bantah oleh jay dia tidak ingin cia merasa risih.

"Ci" panggil jay

"Iya kak jay?"

Jay tersenyum kemudian tangannya mengelap sudut bibir cia yang ada bekas saos "makan tuh pelan pelan"

"Eh? Makasih ya kak" cia tersenyum rasa canggungnya sudah mulai hilang kepada jay sebab mereka sudah lama dekat

"Nanti malem ada kegiatan nggk?"

Cia sedikit berpikir kemudian menggelengkan kepalanya. Jay tersenyum kemudian memegang tangan cia.

"Nanti malem gw jemput ya jam 7 mamah mau ketemu sama lu"

Cia terkejud dengan kata kata jay.. maksudnya dia akan di kenalkan dengan mamah jay? Apa cia sudah siap?

Cia melihat mata jay yang penuh pengharapan tidak enak rasanya jika seyiap permintaan jay selalu cia tolak. Akhirnya cia mengangguk untuk mengiyakan ajakan jay "iya kak"

Jay senang dia tersenyum sangat manis kemudian berdiri di atas kursi kantin.

"GAYS! AMBIL APAPUN YANG KALIAN PENGEN GW YANG BAYAR" teriak jay kesegala penjuru kantin

"Woi jay bener?" Teriak salah satu siswa

"IYA AMBIL AJA"

"HOREEE" kompak seluruh isi kantin dan langsung berebutan membeli jajanan

Cia lagi lagi melotot dengan tingkah jay.. kemudian jay turun dan duduk kembali tidak lupa senyum yang sangat manis.

"Kak ngapain sih kaya gitu"

"Anggap aja sebagai rasa seneng gw karna lu mau ketemu mamah"

Cia tertawa sambil menggeleng gelengkan kepala tidak percaya dengan ucapan jay. Apakah jay begitu mencintai dia? Cia selalu memikirkan itu bahkan cia sempat mau menerima cinta jay namun masih ragu karna cia tidak pernah merasakan getaran hangat saat di dekat jay..

"Apa gak terlalu berlebihan kak?" Tanya cia dan di balas gelengan kepala jay.

"Apapun buat lu gak ada kata kurang dan lebih"

Jay selalu saja bisa membuat cia merasa hangat dengan setiap kata katanya, cia selalu ingin merasa di dekat jay namun sebagai teman tidak lebih dari itu. Cia membutuhkan sosok laki laki sebagai teman dalam hidupnya sebab dia tidak pernah mendapat kehangatan dari seorang laki laki, kakak dan ayahnya bagaikan manusia yang hadir namun membeku seperti batu..

.

Di satu sisi ija sedang menikmati penyesalan dan rasa sakit kala jay menceritakan momen indahnya dengan cia. Ija selalu memakai topeng kebahagiaan di depan jay sebab tidak ingin jay curiga dengan apa yang ija rasakan.

Ija mendengar kata kata seorang siswi yang heboh menuju kantin katanya jay mentraktir seluruh siswa untuk jajan sepuasnya. Ija kepo dan melihat ke kantin disana jay dan cia tengah mengobrol sambil jay terus tersenyum memandang wajah cia.

Ija tersenyum penuh arti kemudian dia memutuskan untuk membolos hari ini. Disinilah ija berada di sebuah danau dengan air yang sangat tenang.

Ija merebahkan dirinya sisi danau kemudian menutup mata untuk tertidur. Namun saat hendak tidur tiba tiba ada yang duduk tepat diatas kepala ija, kemudian ija membuka mata dan terlihat lah wajah seorang wanita yang ija kenali dengan nama mia.

Mia sedari tadi mengikuti ija dan dia mendapat informasi kalau jay mentraktir seluruh siswa, mia mengikuti ija sampai dia rela membolos karna tidak ingin ija kenapa kenapa.

Mia melihat ija tiduran di danau dia melihat sosok ija yang lemah, mia baru sadar kalau cinta yang dimiliki ija sangat tulus terhadap cia bahkan dia rela mengikhlaskan karna dia tau titik terbesar mencintai adalah mengikhlaskan dia bahagia dengan yang lain..

Ija tidak jadi tidur dia bangkit untuk duduk di samping mia. Ija menatap kosong danau di depannya tanpa membuka suara sedikitpun. Begitu pula dengan mia dia membiarkan ija menenangkan dirinya.

"Kak ija mau sampe kapan kakak kaya gini? Kakak kan udah tau kalo cia suka sama kakak. Tau gak kak selain kakak nyakitin diri sendiri kakak juga udah nyakitin cia kak" ucap mia

Ija tertawa hambar "dulu sekarang dia udah pasti suka sama jay"

"Aku tanya sama kakak, apa perasaan kak ija berubah ke aku karna aku selalu di samping kakak semenjak kak ija ada masalah sama cia?"

Ija menggeleng dengan mantap sebab dia tidak pernah tertarik dengan mia atau yang lain.

"Nah itu yang di rasain sama cia kak, aku yakin cia masih cinta sama kakak walaupun ka jay selalu di samping dia"

Ija sempat berfikir kemudian dia mengacak rambutnya frustasi. Mia menepuk punggung ija pelan agar ija merasa tenang.

Mia adalah sosok malaikat menurut ija, dia yang sudah berani ikut campur dalam urusan hati ija walaupun di tolak bantuannya berkali kali namun sekarang ija sadar dia membutuhkan seseorang untuk menjadi teman cerita sebab teman ceritanya adalah yang menjadi topik utama.

Mia dan ija mereka bersaudara, awalnya mia tidak tahu kalau mereka bersaudara kemudian dady nya memberitahu semuanya.

Berbeda dengan ija, sehari sebelum mia pindah sekolah ija di beritahu kalau mia adalah saudaranya maka dari itu dia di brri amanat oleh hendra untuk mengawasi mia agar tidak mendaoat bulian.

"Lu bolos?" Tanya ija saat sudah sadar dengan keadaan

Mia hanya cengengesan sambil membuat tanda di tangannya dengan 2 jari pertanda pis.

Ija membuang nafas dengan kasar kemudian melirik jam di tangannya sudah pukul 3.45 artinya sekolah sudah pulang dari 15 menit yang lalu.

Ija bangkit kemudian mengajak mia untuk pulang sebab dia tidak ingin di penggal oleh dady mia karna anaknya telat pulang.

Mia hanya menurut berjalan menuju motor ija, kebetulan hari ini ija membawa motor karna malas bermacetan di jalanan jakarta yang selalu ramai.

Setelah memastikan cia sudah duduk dan berpegangan, Ija menjalankan motornya membelah kota jakarta di sore itu.

"Yahh lampu merah" keluh mia sebab dirinya sudah sangat lelah ingin segera tidur di kasur empuk.

"Bentar doang"

Mia terus saja mendumel membuat ija menahan malunya sebab dilirik terus oleh motor sebelah.

"Lu bisa diem gak gosah ngomong terus"

"Ck terserah aku dong. Mau aku laporin ke daddy hah?!"

Ija akhirnya pasrah menghadapi sikap ninja ( wani bebeja ) mia. Dia kembali pokus ke jalanan sambil menunggu lampu kembali berwarna hijau.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat kearah motor ija dan mia. Mata itu terus memastikan apakah benar itu ija dan mia sampai akhirnya kata kata jay membuyarkan lamunan cia dan menjadi jawaban rasa penasaran cia.

"Ija makin deket aja sama si mia"

"Mereka pacaran kak?" Cia membuka suara karna masih penasaran tentang hubungan 2 orang itu.

Jay menggedikan bahunya sebab ija tidak pernah cerita apapun, jay sampai lupa memastikan kondisi sahabatnya sebab terlalu bucin kepada cia.

Lampu sudah kembali berwarna hijau, arah rumah cia dan mia berbeda arah yang otomatis motor ija dan mobik jay berbelok ke arah yang berbeda. Cia melamun memikirkan tentang kedekatan mia dan ija. Ternyata benar ija kemarin hanya bertaruhan buktinya dari sebelum dia dan ija deket, ija sudah langsung akrab dengan mia berarti ija memang tertarik dengan mia bukan dirinya.. begitu pikir cia.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang