03

2.6K 186 0
                                    

"mamih liat lukisan aku bagus dapet nilai 100 yeayyy"

"aduh ijaa sayang jangan loncat loncatan nanti kamu jatuh nak, sini mamih liat memangnya kamu melukis apa cantik"

ijaa kecil sangatlah imut di mata aleta, contohnya sekarang dia sangat senang karna mendapatkan nilai 100 dilukisannya.

"ini mamih aku ngegambar rumah dan pohon" ucap ijaa kecil sambil memberikan hasil lukisannya.

Aleta tersenyum bangga saat melihat hasil lukisan ijaa, dia sangat bangga dengan anaknya walaupun usianya masih sangat kecil tapi untuk masalah pelajaran terutama melukis ijaa seperti seorang profesional.

Lihatlah lukisan ijaa memanglah hanya sebuah rumah dan pohon namun perpaduan warna serta arti sebuah gambar tersebut sangatlah dalam.

Ijaa kecil sangat menyukai mewarnai dia dari berumur 5 tahun selalu menggambar sampai akhirnya hoby dia berubah menjadi melukis, setelah menginjak 10 tahun dia belajar arti sebuah lukisan untuk kehidupan.

cup

Satu kecupan mendarat di pipi mungil ijaa kecil dia sangat senang jika mamihnya merasa bangga karna dia.

"pintarnya anak mamih lukisan kamu gapernah gagal sayang"

"iya dong anak mamih gituloh" jawab ijaa dengan sengaja membanggakan diri

Ekhem

Ijaa kecil dan aleta menoleh kearah belakang dan terlihatlah sosok laki laki dewasa dengan badan tegap dan gagah.

"papihhhh" pekik ijaa saat melihat hendra, dia langsung berlari dan langsung di tankap oleh hendra

"anak papih gaboleh lari lari nanti kamu jatuh sayang"

Aleta mendekat kearah mereka berdua dan langsung menyalimi hendra.

"sejak kapan pulang mas?"

"dari tadi tapi sengaja menguping dulu pembicaraan kalian, dan tadi papih denger kamu dapat nilai 100 sayang apa itu benar putri papih?" Tanya hendra ke ijaa kecil di pangkuannya dan langsung di jawab anggukan cepat oleh ijaa.

Aleta tersenyum melihat interaksi antar suami dan anaknya namun tidak lama dari itu dia meninggalkan hendra dan ijaa karna dia harus menyiapkan makan malam suami dan anak anaknya.

Hendra sengaja tidak mengijinkan aleta bekerja dia ingin di urus dan tidak ingin aleta kecapean akhirnya dia menyuruh aleta menjadi ibu rumah tangga.

Aleta awalnya tidak mau karna dia tidak ingin bersantai santai sedangkan suaminya kerja, namun hendra tetap tidak mengijinkan aleta bekerja akhirnya dengan terpaksa aleta mengiyakan keinginan suaminya.

/=/=/=/=/

Hari berganti minggu pun terus terulangi, dan tahun selalu silih berganti tak terasa ijaa kecil sekarang sudah menjadi sosok yang sangat berbeda 180°.

Dulu dia sangat cantik dan lucu sekarang dia tampan dan menyeramkan, bahkan dulu dia sangat manja sekarang dia selalu melakukan segalanya sendirian tidak ingin di bantu dan tidak mau membantu.

Masa kelam yang pernah di lewati seseorang memang bisa merubah orang tersebut, segalanya lenyap jika masa kelam tersebut merenggut segala kebahagiaan, tidak akan ada lagi canda dan tawa bahkan kehangatanpun sirna bagai diterpa angin puting beliung.

Ijaa, dia kehilangan kebahagiaannya saat mamihnya pergi meninggalkan dia, semua berubah sejak saat itu tak ada lagi senyuman yang terukir di wajahnya, tak ada lagi semangat hidup yang ijaa miliki, sekarang dia hidup sebagaimana mestinya, sekolah makan tidur, kegiatannya hanya seperti itu setiap hari, terkadang jay membantunya keluar dari zona nyaman namun selalu di tolak.

Contohnya sekarang dia hanya sedang berdiam di balkon kamar sambil memperhatikan indahnya taman rumah di sore hari, dari sepulang sekolah dia langsung mengurung diri di kamar keluar hanya untuk makan, selalu begitu setiap hari, bahkan sering kali makanannya dibawakan maid dimansion hendra karna ijaa tidak turun kebawah untuk makan.

Ijaa menatap taman rumah dengan tatapan kosong dia memutar kembali kejadian 5 tahun silam dimana mamihnya meninggalkan dia.

Flashback

"Mamih aku ingin melukis senja ditaman ayo mamih ketaman plis"

Aleta tidak mampu menahan keinginan anak sulung, walaupun ijaa sudah duduk di bangku kelas 2 smp dia selalu bertingkah seperti anak kecil jika bersama mamihnya.

"aduh anak mamih mentang mentang suka melukis, yasudah kita ketaman ya sayang"

"yeayy melukis senja, nanti aku tamabhin mamih sama ijaa sama papih ya"

"iya sayang"

Tanpa menunggu lama aleta langsung memajukan mobilnya untuk menuju taman, namun tanpa di duga mobil besar menghantam bagian depan mobil mereka dan mobil tersebut terpental sejauh 5 meter, ijaa sangat terkejut kejadiannya begitu cepat di pikirab dia hingga akhirnya dia pingsan.

Saat terbangun dia ingat semuanya kemudian dia menanyakan mamihnya ke hendra, dan hendra hanya diam tidak menjawab apapun.

"papih jawab mana mamih? Mamih baik baik aja kan pih? Jawab pih?!" tanya ijaa sedikit berteriak karna hendra dari tadi hanya diam

"hey tenang sayang kamu gaboleh teriak teriak ingat kamu sedang sakit" ucap cakra opah ijaa / kakek ijaa

"opah jawab ijaa dimana mamih? Omah jawab juga jawab ijaa dimana mamih?" ijaa tidak mendengarkan nasihat cakra dia terus bertanya kepada cakra kemudian bertanya ke helin omahnya.

Hendra mendekat kearah ijaa kemudian memeluknya erat, dia menangis di pelukan putrinya dia merasakan sakit seperti yang akan ijaa rasakan jika dia tau mamihnya sudah tidak ada.

"pih? Mamih? Gak mungkin jawab nggk papih!"

Ijaa melepaskan pelukannya dengan paksa kemudian dia menatap hendra yang dari tadi hanya bisa diam menangis.

Ijaa seakan bertanya melalu tatapannya dan di jawab anggukan oleh hendra, disitulah pundak ijaa jatuh dia diam menatap lantai rumah sakit bibirnya terasa lemah untuk mengucapkan kata kata lagi, dan matanya seakan tidak bisa mengeluarkan air mata karna dia sangat syok, apa yang ditakutkannya beneran terjadi, mamihnya pergi.

Cakra memeluk tubuh mungil ijaa dia tau apa yang dirasakan cucunya

"Ikhlaskan ya nak"

Saat itulah tangisan ijaa pecah dia menangis begitu menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya, tangisannya sangat menunjukan bahwa ijaa begitu kehilangan sosok aleta.

~~~

Seminggu berlalu, dan sudah seminggu juga aleta pergi meninggalkan semuanya, ijaa sudah keluar dari rumah sakit 3 hark yang lalu, namun dia sangat berbeda dari sebelumnya, yang biasanya ceria sekarang hanya murung dan menangis.

Seluruh keluarganya mengira perubahan ijaa akan berlangsung sesaat, dan pas ijaa ikhlas dia akan kembali seperti dulu. Namun dugaan semuanya salah, ijaa tidak kembali seperti dulu bahkan sangat berbeda seperti dulu.

Setelah sebulan berlalu ijaa memutuskan untuk merubah dirinya, segalanya ia ubah.

Karna dia sangat membenci ijaa yang dulu, ijaa yang mengakibatkan mamih ya meninggal, ijaa yang manja dan ingin selalu di ikutin kemauannya. Andai dia tidak meminta ke taman mungkin mamihnya akan ada disini sekarang. Itu yang terus menjadi prinsip ijaa.

Akhirnya semua terus seperti itu hingga sekarang, ijaa yang membenci dirinya sendiri.

Flashback off.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang