08

1.9K 161 4
                                    

Tepat pukul 15.30 ijaa sampai di mansionnya, dia turun dari mobil dan langsung masuk kedalam mansion.

Saat akan menaiki tangga, nay menyapa nya yang tidak sama sekali di acuhkan.

Namun saat akan masuk kedalam kamar, ijaa mendengar suara rintihan nay, ijaa awalnya tidak peduli tapi nay terus memanggil namanya seperti meminta tolong.

Ijaa dengan terpaksa kembali turun kebawah, dia melihat di dskat nay sudah banyak maid termasuk pak barjo, ijaa pun khawatir.

Walaupun dia tidak menyukai nay tapi ijaa tidak sejahat itu apalagi saat melihat nay mengaduh kesakitan.

Tanpa mengatakan apapun ijaa menggendong nay ala bridel style

"cepat siapkan mobil" perintah ijaa ke pak barjo

Dengan cepat pak barjo menyiapkan mobil, dan ijaa dengan cepat membawa nay ke dalam mobil, dia menyuruh pak barjo mengendarai dengan cepat.

Setelah perjalan 25 menit mereka sampai di rumah sakit pusat kota, ijaa di bantu oleh perawat disana membawa nay keruang pemeriksaan. Dari tadi nay tidak berhenti merintih bahkan dia terlihat menangis.

Ijaa menunggu di depan ruang pemeriksaan bersama pak barjo, nay sedang di tangani di dalam.

Ijaa mengeluarkan hpnya dia memberi pesan kepapih nya bahwa nay sedang di rumah sakit. Setelah selesai mengirimi hendra pesan tidak lama dokter keluar dan meminta keluarganya ikut keruangan.

Ijaa dengan terpaksa mengikuti keruang dokter, dia duduk didepan dokter dengan wajah datarnya.

"begini tuan sebelumnya saya ucapkan selamat atas kehamilah istri tuan, dia sedang mengandung, usia kandungannya baru menginjak 2 minggu dan tadi itu wajar terjadi oleh ibu hamil apalagi jika usia kandungannya yang masih rentan, yasudah saya siapkan resep obatnya terlebih dahulu dan tuan harus menebusnya di depan"

Ijaa cengo mendengar kata kata dokter, apalagi dokter menganggap ijaa suami nya.

Memang usia nay beda 10 tahun dengan hendra apalagi wajah nay terlihat muda, jadi wajar saja jika dokter menggap ijaa dan nay sepasang suami istri.

"saya anaknya"

Saat sedang menuliskan resep obat, dokter kandungan tersebut terkejut dengan ucapan singkat dari ijaa.

"dan saya cewek" sambung ijaa yang mampu membuat dokter dihadapannya melongo.

Dokter hanya membalas dengan senyuman dibarengi dengan anggukan, dia memberikan resep obatnya ke ijaa, dan langsung diterima oleh ijaa.

"permisi" hanya itu yg di ucapkan ijaa setelah mendapat resep obat

Dokter hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya, dia berpikir untuk sabar menghadapi pasien atau keluarga pasien.

/=/=/=/=/

Ijaa sudah kembali keruangan perawatan nay, dia baru saja selesai menebus obat untuk nay, dia menyimpan obatnya tepat di meja samping blankar nay.

Nay yang melihat ijaa datang pun menyambutnya dengan senyuman, dia senang sekali hari ini saat mengetahui bahwa dia sedang berbadan dua.

"ijaa kamu mau jadi abang sayang, dan kamu bakalan ada temen dirumah" ucapnya sebari mengelus perutnya yang masih rata.

Ijaa melirik sebentar mamih tirinya, dia bangkit dari duduknya dan pergi keluar ruangan tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Pak barjo yang sedari tadi di dalam ruang perawatan mendekat kearah majikannya

"sabar ya nyonya, non ganteng mungkin lagi kecapean"

Pak barjo dan maid rumahnya sudah sangat hafal tentang sikap ijaa, bahkan mereka merasakan sendiri bagaimana perubahan yang terjadi di diri ijaa.

Nay membalas kata kata pak barjo dengan senyuman disertai anggukan. Ya benar mau bagaimana lagi yang namanya ijaa akan tetap ijaa. Ntahlah kapan es itu akan mencair..

/=/=/=/

Disinilah ijaa sekarang, disebuah taman yang mengahadap kearah danau kecil namun sangat indah.

Ijaa berdiri tepat disamping danau, dia menatap jauh kearah danau, terlihat kosong dan hanya ada kenangan masa lalu yang terukir disana.

Saat sedang melamun tiba tiba ada anak kecil yang menggoyangkan tangannya, ijaa melihat kesamping kanan bawah kemudian ijaa jongkok di hadapan anak kecil tadi.

"om ganteng jangan ngelamun terus nanti kemasukan setan loh, ini aku ada permen coklat buat om, kata mamah kalau kita lagi ada masalah makan yang manis manis, dan ini manis semoga om suka ya, inget gaboleh ngelamun" kata anak kecil sambil mengulurkan tangannya yang berisi permen coklat

Ijaa menerima permen coklatnya, dia menatap kearah belakang saat seseorang memanggil anak kecil itu

Ijaa berdiri, disana ada seorang wanita sepantaran ijaa sedang menatapnya juga.

"kakak ini kenalin om ganteng abis aku kasih permen yang kita beli, kasian kayanya om ganteng lagi ada masalah"

Ijaa dan perempuan tadi melihat kearah anak kecil kemudian saling tatap kembali.

"pfft om" perempuan itu menahan tawanya karna ijaa sedari tadi melototinya pertanda jika perempuan itu tidak boleh tertawa.

"pinter adek kakak, kasian ya OM nya yaudh kita pulang yu udah mau malem nanti di cariin mamah sama papah, pamit dulu gih sama si OM" Mira dengan sengaja menekankan kata OM di hadapan ijaa.

Memang benar wanita atau kakaknya anak kecil itu adalah mira sepupu ijaa, dan pada saat anak kecil itu menyebut ijaa dengan sebutan om, mira dengan susah payah menahan tawanya apalagi saat melihat wajah cengo ijaa.

"om aku pulang dulu ya janji gaboleh ngelamun, dadah om ganteng" kata anak kecil tadi sembari menarik tangan mira

"dadah ommmm" mira dengan sengaja memanjangkan kata om, dan lihatlah ijaa ingin sekali memukul kepala saudaranya tapi itu tidak mungkin menurut ijaa itu membuang waktu.

Ijaa menatap permen coklatnya, dia tidak memakannya, dia masukan kedalam kantong hoodie yang dia pakai, setelah itu dia pergi meninggalkan taman karna matahari sudah mulai tenggelam.

Ijaa tiba di mansionnya, disana sudah ada mobil hendra. Ijaa berjalan memasuku mansionnya, dia berjalan santai melewati hendra dan nay yang duduk di ruang tamu.

"jaa sini dulu"

Langkah ijaa terhenti saat hendra memanggilnya, dengan terpaksa ijaa berjalan kearah hendra.

"apa kamu tidak senang mendengar berita bahwa mamih mu sedang mengandung?"

"mamih ijaa udah meninggal" jawab ijaa

Hendra diam seribu bahasa, ternyata anaknya masih tidak bisa mengikhlaskan aleta, bahkan dia tidak mau menerima nay sebagai pengganti alm mamihnya.

"kenapa diem? Benerkan mamih ijaa udah gak ada, jangan pernah nyebut siapapun itu mamih dihadapan ijaa, karna mamih udah gak ada"

Setelah mengatakan itu ijaa pergi meninggalkan ruang tamu, dia berjalan menuju kamarnya untuk kembali ke zona nyaman.

Nay mengusap pundak hendra, dia sebenarnya sakit mendengar penuturan ijaa, namun hendra pasti sedang merasa tidak enak kepadanya. Maka sebisa mungkin nay memberikan kepercayaan bahwa dia baik baik saja.

"ijaa hanya butuh waktu mas"

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang