26

1.5K 128 3
                                    

"Peduli apa papih"

"Sejak kapan anak papih jatuh cinta?" Hendra berusaha untuk tidak terbawa emosi dengan kata kata ija

Hendra membangunkan ija, kemudian menepuk pundak ija sebelum dia pergi meninggalkan ija sendirian di ruang gym.

Ija duduk di kursi sambil mengelap keringat nya, ija teringat kata kata cia yang membuat ija semakin takut kalau cia akan benar benar hilang dari hidup nya.

"Kalo kakak gak bohong aku juga gabakal bohong buat pergi sesuai suruhan kakak." Kata kata ini cia lontarkan saat akan meninggalkan ija di taman belakang saat ija mengakui kalau ija hanya taruhan untuk mendekati wanita.

"Bakal aku buktiin kalo hilang itu ada" dan kata kata ini cia ucapkan saat 3 hari yang lalu mereka bertemu di koridor saat pulang sekolah.

2 kata kata itu terus berputar dalam pikiran ija, kenapa wanita itu jago sekali membuat ija jatuh cinta sedalam ini..

.

Di lain tempat, cia tengah membakar sate dengan dhani steven dan mira. Mereka malam ini membuat sate ayam yang sudah di siapkan si bibi dan tinggal di panggang.

"Itu balikin paok jangan makan mulu nanti abis" sewot cia sebab dhani sibuk mengunyah padahal sate nya sudah matang.

"Bawel lo"

"CIA HATI HATI" teriak steven kemudian dia berlari menarik cia agar tidak tersandung sebab ada akar pohon.

Posisi cia sekarang tiduran di atas steven karna tadi steven tidak bisa menahan keseimbangan akhirnya mereka terjatuh dengan posisi steven di bawah dan cia di atas..

"Wow wow woman on top" teriakan dhani membuat cia dan steven sadar akan posisi mereka yang terlalu intim.

Mira ketawa dengan kata kata pacarnya walaupun sedikit gila..

"Bacot dhani"

"Ampun kakak stev tapi beneran posisinya bagus banget anjing"

"Berisik lo paok"

"Jiakhh muka cia merah AHAHAHA"

Dhani semakin gencar mengerjai cia dan steven sebab wajah mereka sangat merah. Kemudian mira mencubit dhani agar pacarmya berhenti. Karna melihat tatapan maut dari cia dan steven akhirnya dhani menyengir

"Makasih ya stev"

Steven mengangguk sambil tersenyum kemudian dia kembali mendekat kearah panggangan tepat di samping dhani.

"Ngaceng gak bro?" Bisik dhani yang kemudian mendapat bogeman di daerah alat kelaminnya

"ANJING STEVEN BANGSAT!!" Dhani berteriak sebab kelakuan steven namun steven hanya terliaht tidak peduli

"Ngaceng kan?" Pertanyaan steven membuat dhani ingin sekali merobek wajah tampannya itu namun rasa ngilu di bagian bawah masih sangat terasa akhirnya dhani diam dari pada mendapat bogeman sialan itu lagi.

Mira dan cia melihat kelakuan 2 manusia itu dengan keheranan sebab posisi mereka cukup jauh maka dari itu mira dan cia tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana, namun tadi mereka melihat alat kelamin dhani di pukul..

"Anjir steven main pukul aja" ucap mira

"Haha pacar lu jahil makanya dapetin pukulan nikmat"

"Aset gw padahal itu ci"

"Otak lu mesuk banget mira"

Mira nyengir sepertinya bahaya jika mira dan dhani di biarkan dalam satu ruangan kedap suara bisa bisa mira tekdung sebelum mendapat selembar kertas putih dengan coretan hitam LULUS.

Setelah melewati drama yang lumayan panjang, mereka berempat sudah menyelesaikan acara makannya. Di sela sela makan ocehan dhani dan emosi steven yang di sebabkan oleh dhani membuat suasana dingin menjadi hangat. Cia merasa tenang sekarang seketika masalahnya hilang terbawa tawa setiap kali dhani melucu.

Cia senang memiliki sahabat yang selalu care dan peduli padanya, kehadiran mereka sudah lebih dari cukup untuk membuat cia bahagia.. mereka berempat sudah berjanji tidak akan meninggalkan satu sama lain walaupun nanti lulus mereka akan tetap membuat waktu luang untuk berkumpul.

Keesokan harinya, cia and the genk bersiap untuk memetik buah di kebun buah milik keluarga steven. Kebetulan sekarang sedang musim buah strawberry dan tanpa berlama lama mereka langsung meluncur menuju kebun menggunakan mobil khusus.

Mira dan dhani bergandengan tangan menyusuri setiap sisi kebun buah seperti dunia milik berdua. Cia dan steven mereka hanya berjalan jalan sesekali steven memetikan strawberry untuk cia makan.

Cia kembali teringat kata kata mira kemarin, cia melihat ke arah steven yang sedang memetik beberapa buah strawberry kemudian saat steven berbalik mata mereka bertemu. Sesaat terjadi aksi tatap tatapan sampai akhirnya cia mengakhirin terlebih dahulu.

Cia tersenyum kikuk menerima strawberry hasil petikan steven, dan steven hanya biasa saja seolah tatapan itu tidak berpengaruh apapun. Cia berpikiran sepertinya kata kata mira salah sebab apa yang di lakukan steven wajar wajar saja tidak seperti jay yang memang sangat jelas untuk mendekati cia.

"Stev gw boleh nanya?" Cia memulai pembicaraan karna dirinya merasa canggung setelah tatap tatapan tadi.

"Apapun boleh"

"Lu punya pacar?"

Steven menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap cia

"Sorry kalo pertanyaan gw nyinggung lu, gaush di jawab stev" cia kerasa tidak enak sebab tatapan steven sangat dingin hingga membuat cia canggung

"Lu mau tau banget jawabannya?" Tanya steven

"Gw gapunya pacar tapi gw suka seseorang" lanjut steven dengan tatapan yang sama terhadap cia

Cia mengangguk kemudian berjalan mendahului steven untuk menghindari tatapan dingin steven. Cia berlari menuju mira dan dhani kemudian ikut bergabung untuk berfoto foto.

Steven ikut menyusul cia namun mira seperti peka terhadap situasi yang terjadi kemudian berpura pura kebelet kencing dan meminta cia untuk menemaninya ke kamar mandi.

Saat sudah tiba di kamar mandi, mira langsung bertanya apa yang terjadi kenapa steven terlihat marah karna hanya diam saja sedari tadi. Kemudian dengan terpaksa cia menjelaskan semuanya.. padahal dia hanya bertanya steven punya pacar atau tidak tapi kenapa steven terlihat sangat marah? Bukan kah itu wajar ya ditanyakan oleh sahabat kepada sahabatnya.

Mira greget sekali dengan cia yang benar benar tidak peka. Mau di maklumin sebab belum pernah pacaran tapi dia selalu peka terhadap kondisi ija. Tapi kenapa dengan perasaan orang lain anak itu lambat sekali prosesnya.

"Sebenernya ada apa mir?" Tanya cia membuyarkan lamunan mira

"Coba lu lebih peka terhadap keadaan ci jangan cuma pokus ke ija"

Deg. Cia kembali teringat dengan sosok ija, otak cia kembali bekerja untuk memikirkan hal hal tentang ija dan semua sikap ija dari yang manis sampai yang terburuk.

"Apa hubungannya sama kak ija?" Tanya cia dengan suara sedikit bergetar

"Apa lu gak mau buka hati buat orang lain ci?" Bukannya menjawab mira malah memberikan pertanyaan yang membuat cia diam

Cia tidak menjawab dia malah pergi meninggalkan mira sendirian disana, cia berlari menuju kamar dia hanya ingin kesendirian.

Jika terus terusan seperti ini hidup cia akan hancur hanya karna cinta. Apakah mencintai seseorang harus sesakit ini? Begitulah yang selalu cia tanyakan kepada diri sendiri ketika teringat kata kata terakhir dari ija di taman tempo lalu.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang