"Makasih ya ka jay udah nganterin pulang"
Cia sudah sampai di rumahnya namun jay menolak untuk mampir dulu karna katanya dia ada urusan, cia melambaikan tangannya saat mobil jay pergi meninggalkan halaman rumah.
Cia melihat ada mobil ayahnya dia malas sekali masuk ke rumah yang seperti neraka itu, cia berjalan memasuki rumahnya kemudian matanya menangkap sosok Ed yang tengah duduk menonton tv.
Cia berjalan mengendap endap agar Ed tidak mendengar langkah kaki cia namun sayang suara Ed membuat jantung cia akan terlepas dari tempatnya.
"Siapa cowo itu?" Tanya Ed dingin tanpa melihat ke arah cia
"Eh! eum.. itu dia kakak kelas aku yah"
"Jangan terlalu dekat dengan laki laki, itu akan mengganggu belajar kamu"
Cia mengangguk kemudian dia berjalan menuju kamarnya, merebahkan sebentar diri yang lelah di kasur empuk tersayang.
Cia membuka hp nya saat melihat notif dari riko dia membaca seluruh proposal pengajuan riko dan cia cukup tertarik sepertinya ini akan berhasil.
Cia menutup hpnya karna dia harus mandi untuk menyegarkan tubuhnya. 30 menit berlalu, cia sekarang sudah rapih dengan piayama tidur dan rambut di cepol, sangat cantik walaupun tanpa polesan make up.
.
2 hari telah berlaru sekarang sudah waktunya perlombaan seni tari tiba, seluruh anggota osis dan anggota eskul tari sibuk mempersiapkan agar acara berlangsung tanpa kendala.
Hubungan cia dan ija pun semakin dekat selama 2 hari ini, mereka selalu bertemu saat jam istirahat ntah di ruang musik di perpustakaan atau di taman belakang. Kedekatan cia dan ija tidak banyak yang tahu bahkan mira tidak tahu kalau sahabatnya tengah dekat dengan saudaranya. Alasan cia belum menceritakan ke mira karna dia tidak ingin seluruh siswa chs tahu, mau bagaimana pun juga perasaan yang cia miliki itu salah menurut norma, maka dari itu cia lebih memilih diam diam menemui ija dan sepertinya ija juga nyaman dengan hal itu.
Cia hari ini berangkat pagi sekali karna dia harus mengecek persiapan lapangan, dia beberapa kali menguap sebab ini masih jam 6 pagi tapi dia harus sudah di sekolahan. Cia mendengus saat mengakhiri telepon dengan mira, anak itu baru bangun padahal dia wakil ketos bisa bisanya masih santai.
"Cia"
Cia menengok ke belakang disana bu beta melambaikan tangannya pertanda cia harus kesana. Tanpa menunggu lama cia langsung menghampiri bu beta.
"Ada apa bu"
"Sarapan dulu kamu pasti belum sarapan" bu beta memberi cia sekotak nasi dan sebotol minuman.
"Terimakasih bu" ucap cia setelah itu dia berjalan menuju kursi di pojok ruang aula.
2 jam berlalu perlombaan pentas seni sudah di mulai, banyak sekali tamu yang hadir dari berbagai sekolahan sekota jakarta.
Ada stand makanan yang sengaja osis siapkan sesuai saran riko yang langsung di ketui oleh riko sebagai penanggung jawab. Mira yang menjadi penanggung jawab bagian make up merasa kewalahan karna banyak peserta yang harus di benahi make up nya. Chs sengaja menyiapkan 5 penata rias handal dan 1 penata rias terkenal untuk meriasi peserta dari chs sendiri.
Semua anggota osis sibuk sesuai bagiannya masing masing. Cia sangat pusing harus kesana kemari belum lagi dia harus bertemu wakil kepala sekolah chs yang tiba tiba ingin hadir padahal kemarin katanya tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut.
Seluruh siswa chs di bebaskan hari ini, mereka berkumpul di aula untuk melihat setiap peserta perlombaan. Semua peserta terlihat sangat cantik dan laki laki sangat gagah, sudah ada beberapa peserta yang tampil namun perwakilan chs belum mendapat giliran di panggil jadi cia menghampirinya untuk memberikan semangat.
"Cas jangan grogi oke kita yakin kamu pasti bisa"
"Aaaaa kak cia kenapa gak kakak aja sih aku takut gagal" ucap peserta perlombaan perwakilan chs yang bernama cassandra
"Ahaha santai aja anggap kamu sendirian di sana"
"Ko yang nonton banyak sih kak"
Cia memegang tangan cassa kemudian mengelusnya pelan, dia tau adek kelasnya itu sangat grogi terasa dari tangannya yang keringet dingin.
"Cia" panggil mira
Cia menengok kemudian tersenyum ke cassa sambil memberi semangat sebelum akhirnya cia berjalan menuju mira.
"Apa"
"Di suruh bu beta ke depan"
"Oke deh"
"Semangat sayang cia.. oiya di sana ada dhani lagi ngobrol sama anak kelas 12 tolong bilangin dong suruh beliin gw boba terus bawa kesini"
"Ck iya nanti gw bilangin"
Cia berjalan keluar dari ruang make up dia harus menemui bu beta diaula, tapi sebelum itu cia harus ke dhani dulu untuk menyampaikan pesanan mira.
"Paok lu disuruh beli boba sama si mira"
Dhani melihat ke arah cia dan 2 orang kakak kelas yang sedang mengobrol dengan dhani menengok kebelakang, betapa terkejudnya mereka bertiga saat sudah saling tatap.
"Cia" sapa salah satu laki laki yang berdiri di hadapan cia yaitu jay
Yang di panggil diam sambil melihat kearah sosok satu lagi yaitu ija..
"Woi paok" cia terperanjat dengan panggilan dhani, akhirnya dia sadar kembali kedunia setelah beberapa detik larut dalam tatapan teduh ija
"Apasih udah lu sana beliin si mira nanti dia ngamuk ngamuk, eh iya kak jay halo"
"Tai ke si jay aja lu senyum ke gw judes, yaudh jay ja gw kedepan dulu ya nanti bini ngamuk"
"Siap"
Dhani pergi sambil menepuk pundak jay dan ija kemudian melotot ke arah cia, mereka berdua memang selalu ribut ibarat tikus dan kucing.
"Kak maaf ya aku masih ada urusan" ucap cia sebab dia buru buru harus bertemu dengan bu beta
"Oiya sok aja ci pasti sibuk banget ya, semangat cia" jawab jay sambil mengangkat kedua tangannya memperagakan fighting
Cia tersenyum kemudian dia menatap ija sebentar, sebab wanita itu hanya diam tidak mengatakan sepatah kata pun. Setelah itu cia pergi menuju aula untuk menemui bu beta.
Sementara itu jay terus tersenyum menatap kepergian cia, ija memperhatikan tingkah jay sepertinya laki laki itu menyukai cia.
"Dia?"
Suara ija menyadarkan jay kemudian dia mengangguk "iya dia yang selalu gw ceritain, yang selalu gw kejar dari pertama kali dia masuk sekolah dan dia yang bisa bikin gw lupa sama sila"
Deg. Ija seperti di hantam batu besar, temannya sendiri begitu mencintai wanita yang dia cintai juga. Ija melihat bahwa jay sangat tulus mencintai cia.. memang benar jay selalu menceritakan seorang wanita katanya wanita itu bisa bikin jay move on dari mantannya yang sudah tiada. Tapi ija tidak tahu kalau cia lah wanita tersebut.
Ija berusaha biasa saja namun hatinya seperti terkena serpihan kaca, dia meringis kenapa harus di posisikan dengan posisi yang sulit..
Ija baru saja senang saat mendengar jay sudah move on dari alm sila, ija tau betapa down nya jay saat di tinggal oleh sila maka dari itu ija sangat senang saat jay menceritakan dirinya tengah mencintai seorang wanita setelah sila. Tapi takdir sudah takdir wanita tersebut adalah orang yang juga ija cintai.
Semuanya seperti tembok besar penghalang untuk ija melanjutkan cintanya, dia tidak mungkin tega merusak cinta tulus dari sahabatnya itu. Terlebih jay laki laki yang lebih pantas mendapatkan wanita bukan wanita yang mendapatkan wanita.
Ija tersenyum kecut di dalam dirinya, dia harus berbuat apa sekarang. Dia sudah mencintai cia tapi dia juga tidak ingin membuat sahabatnya down lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
RIJA
Teen Fiction18+ Bagaimana bisa seorang rija menyukai wanita bawel yang selalu menjadi kebencian dia? apakah ini karma?