18

1.6K 126 0
                                    

Hendra, nay, ija dan cia sedang menikmati sarapan pagi ini. Mereka seperti keluarga harmonis namun cia sedikit canggung dengan suasana makan yang sepi dari keluarga ini, tapi mungkin hal seperti ini sudah menjadi tradisi dimana yang ada hanya suara dentuman sendok dengan piring.

Ija sudah meyelesaikan sarapannya dan berniat untuk pergi.

"Kak ija mau kemana?" Tanya cia

Bukannya menjawab, ija malah kembali duduk di kursi makan dan menatap nay serius padahal tadi dia sudah siap untuk keluar rumah.

"Saya titip wanita ini ya nyonya hendra jangan biarkan dia pulang sendirian tanpa saya" ucap ija sembari menatap nay

"Ija" tegur hendra.

Bagaimana bisa anak itu berbicara seakan nay adalah pembantu rumah tangga di rumah ini, terlebih ada cia disini itu akan menurunkan martabat keluarga hendra di mata orang lain.

"Sudah mas gapapa, iya ija mamih bakalan jagain dia, siapa nama kamu cantik?" Nay memang sosok yang lembut dan penyabar terlebih dalam mengahadapi sikap ija dia selalu sabar.

"Cia tante" jawab cia

"Nama yang cantik seperti orangnya" senyum nay menular ke cia, bagaimana bisa orang selembut nay di perlakukan tidak baik oleh ija yang notabenya anak nay? Cia tidak ingin ikut campur untuk masalah satu ini.

Ija bangkit kembali dan langsung pergi meninggalkan semua orang tanpa berbicara sepatah kata pun. Cia canggung dengan situasi ini dia tidak tahu harus melakukan apa..

"Maaf ya cia dia memang seperti itu makanya saat tahu ada orang lain yang bisa masuk kamar dia membuat kami terkejud, tapi sungguh kami senang jika dia memiliki teman" tutur hendra tidak lupa senyum manisnya agar cia tenang dan tidak canggung

.

Cia bosan sekali sedari tadi dia hanya duduk di kamar ija sambil memainkan hp nya yang di bawa oleh bodyguard suruhan ija.

Cia berinisiatif keluar rumah siapa tau ada kerjaan yang bisa di kerjakan. Cia berjalan menuruni tangga, banyak maid yang menyapa cia dan di balasan senyuman. Cia sudah sampai di dapur yang kebetulan ada nay sedang membuat kue dia berniat untuk membantu nay dari pada hanya duduk seperti tuan rumah sedangkan tuan rumah sedang membuat kue. Sangat tidak adil bukan?

"Eh cia kamu ko kesini sayang" nay tetap pokus dengan pekerjaannya membuat kue

"Aku bosen tante, tante lagi bikin kue ya? Aku boleh bantu?" Tanya cia antusias

"Emang kamu bisa bikin kue ci, setau tante anak muda jaman sekarang malas ke dapur pengen yang simple aja alias beli"

"Wah tante ngeraguin aku dalam bikin kue, tenang aja tante aku bukan salah satu dari anak muda itu"

Nay terkekeh mendengar jawaban cia kemudian dia mengijinkan cia untuk membantunya. 2 jam lebih nay dan cia berkutat di dapur dan berhasil menghasilkan beberapa macam kue yang sangat sangat terlihat enak.

Cia mengusap keringatnya dia terlihat kelelahan, sudah lama dia baru membuat kue lagi apalagi itu cukup banyak. Untuk apa mamih ija membuat kue sebanyak ini? Mungkin akan ada acara begitu pikir cia.

"Kamu jago juga ci, saya akan sangat senang kalau kamu sering sering main kesini buat bantuin bikin kue"

"Ah tante bisa aja, emangnya mau ada acara ya tan ko banyak bikin kuenya?"

"Gk ada ko.. tapi emang tante hoby bikin kue dan hasilnya suka tante bagiin ke tetangga atau ke orang orang yang butuh makanan, untungnya papihnya ija mengijinkan" senyum nay sangat manis menandakan kalau dirinya sangat senang dengan hoby membuat kue tersebut.

RIJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang