Bel pulang sudah berbunyi nyari di seluruh gedung chs pertanda seluruh siswa bisa kembali kerumahnya masing masing. Berbeda dengan cia, dia harus menuju ruang guru karna panggilan dari bu beta mau tidak mau cia harus menemui bu beta terlebih dahulu.
Saat cia masuk keruangan bu beta, dia melihat disana ada seorang siswi yang sedang duduk bersama bu beta, seperti tidak asing namun cia lupa dia siapa.
Bu beta menyadari kedatangan cia dan langsung menyuruh cia duduk di samping siswi itu.
"Oke cia begini, saya sengaja manggil kamu kesini untuk berteman dengan mia, dia murid pertukaran pelajar disini dan tadi saya dengar dia di buly di kantin makanya saya ingin kamu dan mia berteman agar tidak ada yang berani mengganggunya" tutur bu beta
Mia melamun memikirkan siapa siswi disamping nya itu, ternyata benar dia pernah melihatnya dan parahnya itu cewek yang tadi di bantu oleh ija..
"Cia" panggil bu beta saat mengetahui muridnya melamun
"Ah iya ibu maaf saya melamun ya, mungkin karna kecapek an jadi tidak fokus, tapi saya paham ko ibu" jawab cia lalu di lanjut tersenyum ramah ke arah mia
"Halo aku mia kamu cia ya ketua osis baru di sini" kata mia sambil mengulurkan tangannya
Cia menerima uluran tangan mia "tepar sekali, nice to meet you mia kamu cantik banget" puji cia
"Ahaha bisa aja aku jadi malu, kamu jauh lebih cantik ci"
"Kayanya kalian gampang akrab, yasudah segitu saja kalian boleh pulang dan mia sekali lagi saya minta maaf atas kejadian tadi ya" ucap bu beta
"Iya bu tidak papa kalo gitu kita pamit ya, ayo ci" jawab mia sopan
"Iya bu permisi" kata cia lalu mengikuti mia kearah pintu
Cia terlihat tidak pokus dia sedari tadi memikirkan nasibnya harus berteman dengan orang yang bikin dia cemburu? Tapi dia sadar, dirinya tidak ada hak untuk cemburu tapi hati nya tetap saja tidak ikhlas..
Cia dan mia sudah di depan ruang guru, cia sedari tadi diam membuat mia canggung, terpaksa dia harus memulai pembicaraannya agar tahu juga mengapa teman barunya mengacuhkan dia? Apa dia tidak suka? Atau bagaimana. Yang jelas mia harus tau alasannya.
"Cia kamu kenapa diem terus? Kamu lagi sakit atau-"
Belum sempat mia menyelesaikan ucapannya cia sudah memotongnya karna cia merasa tidak enak sudah membuat mia memikirkan hal macem macem terhadap dirinya.
"Nggk ko mi, maaf ya aku lagi banyak pikiran aja" jawab cia di sertai senyuman
"Kalo ada yang mengganjal bisa di tanyain aja ci ke aku, aku takut kamu gak nyaman sama aku" mia mencoba mengerti dengan keadaan cia walaupun dia tidak percay dengan alasan cia
"Beneran gapapa mi, oiya aku pulang duluan ya kita ketemu besok soalnya kita sekelas dan aku jamin gabakal ada yang berani ganggu kamu oke, see you mia" kata cia dan langsung pergi meninggalkan mia sendirian.
Di otak mia penuh tanda tanya tentang teman barunya, kenapa dia aneh sekali seperti tidak menyukainya(?) Tapi mia tidak ingin memfitnah cia dia percaya cia siswi yang baik bahkan dia mau menerima suruhan bu beta untuk menjadi temannya.
.
Kembali ke cia, dia sekarang sedang menunggu jemputannya tiba. Dia melihat ke arah kanan dan terkejut ternyata mobil ayahnya yang datang..
"Ha! Ko ayah yang jemput, mati gw ada apa ya gak tumben banget dia mau jemput" cia menggigit bibir bawahnya karna takut takut ayahnya marah
Mobil hitam bermerk pajero sudah terparkir rapih di depan gerbang chs, cia menghampiri ayahnya dengan menundukan kepalanya dia tidak berani menatap Ed.
"a a ayah ko yang jemput?" Tanya cia saat sudah berhadapan dengan ayahnya
"Maaf ayah" cia menundukan kepalanya
"Ayah bilang jangan pernah ikut menari! Kenapa kamu malah berpartisipasi dalam acara tidak berguna itu?!" ucap Ed ayah cia dengan nada tingginya
"Aku hanya di suruh oleh guru ayah dan itu pun masuk kenilai, dan juga aku hanya menjalankan tugas sebagai ketua osis aku bersumpah untuk itu ayah" jawab cia ketakutan karna semburat amarah terlihat dari wajah Ed
"Tetap saja ayah tidak suka!"
Setelah mengatakan itu Ed menaiki kembali mobilnya dan menyuruh supir untuk menjalankannya meninggalkan cia.
Cia menangis dalam diam, dia melihat mobil ayahnya menghilang dari kawasan chs dan tanpa cia sadari sedari tadi ada yang melihat seluruh kejadian yang menimpa cia bahkan sampai cia menangis.
Cia mengusap air matanya, dia bangkit dan langsung memesan taxi online. Cia tidak berniat pulang sekarang dia ingin menginap kerumah mira, dia sudah ijin kepada bundanya dan sudab di ijinkan.
Sekarang cia sudah di kamar mira tentunya dengan mira, cia sedari tadi hanya diam sambil memikirkan kata kata ayahnya tadi.
"Ci udah ya jangan di pikirin gw gak tega liat lu ngelamun kaya gini" mira merengkuh tubuh cia lalu mengusapnya lembut
Mira satu satunya ornag yang di percaya oleh cia untuk bercerita masalah keluarga, dia akan sangat selektif jika masalah keluarga.
"Gw kaya burung dalam sangkar mir, apapun harus nurut sama majikan" ucap cia dengan lirih..
"Syut udah ya lu itu hebat udah sabar sama kemauan bokap lu, dan ikutin aja ya ci gw gapengen lu di kerasin lagi gw juga nyesel maksa lu buat ikut"
"Hiks hiks mir sakit dibentak sama ayah sendiri di depan umum"
Mira ikut terluka saat membayangkan sahabatnya di perlakukan buruk seperti itu oleh ayahnya, namun mau bagaimana lagi itulah tuan Ed.
~~
Di tempat lain ija sedang membaca bukunya, dia melamun memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu..
"Ayah bilang jangan pernah ikut menari! Kenapa kamu malah berpartisipasi dalam acara tidak berguna itu?!" ucap Ed ayah cia dengan nada tingginya
Hufff~
Ija menghembuskan nafasnya kenapa dia harus terus kepikiran dengan wanita itu, dan kenapa tadi dia peduli dengan wanita itu?
Lihatlah sekarang dia gelisah memikirkan dimana saat wanita itu menangis di jalanan, ada rasa ingin mencari tahu namun dia sangat gengsi terlebih wanita itu adalah orang yang sangat dia benci di sekolah.
"Arghhh gw kenapa sih" ija kesal dia bahkan tidak sadar melemparkan bukunya ke sembarang arah, kemudian dia mengambil kunci motornya dan langsung pergi untuk keluar rumah.
Disinilah ija sekarang, tepat di depan rumah mewah dengan warna cat biru navy. Ini kediaman tantenya atau ibu mira, tadi ija memang sengaja mengikuti kemana cia pergi dia merasa kasihan namun sangat gengsi untuk mendekat akhirnya dia hanya mengikuti dan sampailah dirumah tantenya.
Ija beranjak turun dari motornya dan langsung memencet bel, tidak lama keluar asosten rumah tangga tantenya dan langsung mengijinkan masuk.
Mamih mira atau tante rumi yang tidak lain adalah tantenya ija datang menghampiri ija yang hanya duduk di ruang tamu.
"Wahh tampannya tante tumben sekali bertamu, apakah kamu sangat merindukan sandwich sayang?" Ucap tante rumi dibarengi dengan duduk di hadapan ija.
Kedatangan ija snagat disambut hangat oleh rumi, ini sebuah kelangkaan seorang ija sengaja bertamu ke rumahnya, tapi bukan hal yang aneh karna jika ija sedang menginginkan sandwich dia pasti akan datang kerumah rumi. Maka dari itu saat mendengar ija datang rumi langsung berpikir pasti ija sedang menginginkan sandwich.
Ija sadar akan tingkah lakunya yang tiba tiba datang ke rumah tante rumi pun langsung mengangguk mengiyakan kata kata tantenya, setidaknya dia tidak terpergoki ingin melihat kondisi cia.
"Iya. Bisakan tante buatin ija sandwich?" Tanya ija lembut, bagaimanapun ija selalu mencintai keluarganya
"Bisa dong sebentar ya tampan, nanti tante panggilin mira biar kamu ada temen kebetulan lagi ada temennya" jawab rumi sebelum dia pergi meninggalkan ija di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIJA
Teen Fiction18+ Bagaimana bisa seorang rija menyukai wanita bawel yang selalu menjadi kebencian dia? apakah ini karma?