gang four

10.3K 609 2
                                    

Assalamualaikum ✨.

Mungkin sampai bab ini udah pada penasaran belum ?, Apa masih seru serunya ?

Happy reading ✨.
Komentar dan vote para readers aku tunggu-tunggu loh✨.

Warning !
Hargailah karya author dengan cara follow,vote, dan juga komentar.karena dengan itu semua membuat para author semakin semangat untuk berkarya.


***
POV: SYARIFAH

Pukul 07:30 aku sedang berkutat dengan umi di dapur ,,membuat masakan sederhana tapi terasa mewah bagiku , aku memperhatikan umi ,mulai dari membuat bumbu, mengirisnya sampai memasaknya hingga menjadi masakan yang sangat lezat.
Umi memang pandai memasak , bahkan restoran terkenal pun rasanya akan kalah dengan masakan umi.

Aroma masakan umi yang masuk ke hidungku membuat perutku semakin keroncongan.

" Umi....umi dulu belajar masak di mana?" Tanyaku di sela masaknya umi.

" Dulu saat umi masih gadis umi selalu lihat nenekmu masak, umi selalu mencoba mengingat bumbu dan caranya memasak sya." Jawab umi sembari mengaduk masakannya .

Aku hanya mengangguk paham.

" Kamu harus bisa bikin masakan yang enak ya sayang.... Supaya suamimu betah makan di rumah.." ucap umiku lalu mematikan kompor.

Aku mengangguk mengiyakan saja, pasalnya aku sama sekali belum ada rasa untuk suamiku itu.

" Umi...aku mau tanya."
" Tanya apa sayang?" Suara umiku terdengar lembut.

" Gus muham itu nama aslinya siapa?, Pekerjaan nya apa?,rumah aslinya di mana? ," Tanyaku beruntun,setidaknya aku tahu sedikit tentang suamiku itu ,meskipun hanya ala kadarnya .

"'Mas' sayang.....biasakan panggil suamimu itu 'mas' .."

" Iya umi,,,mas mu...ham," balasku yang sangat terdengar sangat asing dan aneh di telinga.

Umiku terkekeh pelan.

" Nama aslinya Muhammad Ilham Fahmi an Najmi, dia sedang belajar mengurus pondok pesantren peninggalan abahnya sayang..." Jawab umiku pasti.

Aku mangut mangut " terus rumahnya di mana umi?"

" Rumahnya masih di daerah Jogja, tapi umi lupa nama desanya,,dan kamu tau sya... Suamimu itu sudah piatu sejak umur dua tahun.." jelas umiku.

Aku hanya tersenyum, entah mengapa aku merasa kasihan.


🕊️🕊️

Setelah selesai masak dan menyiapkan ya di meja makan ,Syarifah di suruh memanggil suaminya , ia mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar suaminya.

Kamarnya dan kamar suaminya memang masih terpisah ia di atas sedangkan suaminya di bawah.

Saat sampai di depan kamar suaminya ia ragu untuk membukanya..,perlahan tangannya terangkat untuk mengetuk pintu.

" Assalamualaikum...." Salamnya setelah mengetuk pintu.

Namun tak ada jawaban sama sekali dari dalam .

Ia mengetuk dan mengucapkan salam kembali, namun lagi lagi tak ada sahutan dari dalam. Karena bingung harus bagaimana lagi, dengan hati hati Syarifah menekan knop pintu yang ternyata tidak di kunci, dengan perlahan ia membukanya.

Dengan jelas kedua mata Syarifah melihat suaminya itu sedang sujud, Ternyata suaminya sedang melaksanakan sholat duha, Syarifah terdiam di pintu memperhatikan suaminya sholat hingga selesai.

Suami? (End, Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang