gang tigapuluh

9.3K 430 0
                                    

Pagi yang sangat cerah dan penuh kebahagiaan,hari pagi yang sangat membahagiakan bagi Syarifah dan juga Gus muham. Setelah semalaman berjuang di antara hidup dan mati akhirnya Syarifah dapat menggendong dan mencium bayi yang selama 9 bulan di kandungan.

" Wajahnya persis kamu ya mas..." Ucap Syarifah sembari memainkan pipi chubby putranya.
Gus muham tersenyum " iyalah, abinya loh ganteng.." balas Gus muham dengan percaya diri.

Lelehan kecil keluar dari mulut Syarifah,, suaminya ini memang kepercayaan dirinya semakin tinggi saja.

" Mau di kasih nama siapa ya mas ?"
" Muhammad Fatih Iskandar an- Najmi " jawab Gus muham seraya memandang wajah sang putra.

Kedua sudut bibir Syarifah terangkat, ia tersenyum mendengar nama yang di berikan oleh suaminya, nama itu sangatlah bagus.
Tak berselang lama ,datang 2 orang dengan senyum yang merekah di wajahnya yang tak lain mereka adalah Ridwan dan annida, mereka berjalan mendekat.
Annida tersenyum melihat sahabatnya itu menggendong seorang bayi.tak menyangka perjuangan mati Matian semalaman terbalas juga.

" Selamat Syarifah, sekarang kamu benar-benar jadi seorang ibu." Ucap annida bahagia.
" Makasih ya nid.." balas Syarifah seraya tersenyum.
" Namanya siapa sya?" Tanya annida seraya memandangi lekat wajah bayi yang baru lahir itu.
" Muhammad Fatih Iskandar an-Najmi." Sahut Gus muham .
" Subhanallah bagus banget namanya , semoga besar nanti jadi anak yang Sholeh dan berilmu kaya ustadz muham ya.."

Sontak semua orang yang ada di ruangan itupun langsung berucap aamiin seraya mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

" Kapan wan mau nyusul?" Tanya Gus muham kepada Ridwan yang sedari tadi hanya diam.
Ridwan malah terkekeh." Hehehe doanya ustadz.

********

Setelah keadaan Syarifah memang benar-benar sudah baik dan stabil, ia di perbolehkan pulang, ia sudah tak sabar ingin menunjukkan ke abahnya bahwa cucu yang senantiasa beliau harapkan telah lahir di dunia.
Saat sampai di depan rumah Abah Ma'aruf sudah ada di depan teras menyambut keduanya datang. Wajah beliau sulit untuk di tebak saat ini antara haru dan bahagia saat melihat Syarifah dan Gus muham datang dengan membawa bayi dalam gendongan.

" Ini cucuku?" Tanya Abah Ma'aruf dengan wajah yang berbinar binar.

Dengan serempak Syarifah dan Gus muham mengangguk, dengan perlahan Syarifah menyerahkan putranya itu kepangkuan Abah Ma'aruf.
Abah Ma'aruf menerima bayi itu dengan hati hati, senyuman terus saja terlukis di wajah beliau menyinarkan kebahagiaan yang tak terhingga. Beliau langsung membacakan doa keberkahan sembari memegang ubun ubun cucu pertamanya.
Gus muham tersenyum lalu merangkul pundak syarifah.

" Aku bahagia mas.."
" Aku juga sayang.."

********

Waktu terus berjalan.....
Tak terasa putra pertamanya Gus muham, fatih telah berumur dua tahun, bocah cilik itu sudah mulai bisa berlari dan berbicara meski masih terbata bata.
Fatih sangatlah lincah,dia sering terluka karena sikap aktifnya membuat Syarifah selalu berhati-hati dan was was.
Seperti saat ini, saat Fatih ingin disuapi oleh uminya, kakinya terus saja berlari kesana-kemari membuat Syarifah selalu kewalahan.

" Fatih... Duduk sini dulu ya,,, nanti kalo makan nya udah selesai baru boleh mainan lagi.." suruh Syarifah lembut seraya berusaha mengejar Fatih.

Seperti anak kecil kebanyakan,bukanya manut , Fatih malah terus berlari kesana-kemari , terpaksa Syarifah harus ikut berlari mengikuti langkah anaknya itu.
Langkah fatih menuju keluar rumah namun tiba tiba.....

" Hap.. kena..." Gus muham menangkap Fatih yang baru saja melangkahkan kakinya keluar.

Bukanya memberontak Fatih malah tertawa riang di gendongan sang Abi.

" Loh... Kok abi udah pulang?" Tanya Syarifah heran.

Tidak biasanya Gus muham pulang jam segini, sedangkan saat ini masih menunjukkan pukul satu siang.

" Pekerjaan Abi udah selesai, jadi Abi ingin cepet pulang kangen Fatih soalnya.." jawab Gus muham sembari mencium Fatih dan membuat bocah itu tertawa riang.

Syarifah hanya manggut-manggut paham, Dangan segera ia menyuapi Fatih yang masih ada di gendongan suaminya.
Herannya Fatih , saat bersama abinya ia lebih manut dan diam, ketimbang kepada uminya.

" Sini biar Abi aja yang suapin Fatih, Fatih mau kan di suapin Abi?"
"Auuuuuu." Balas Fatih cedal dan bersemangat.

Syarifah pun menurut, toh putranya itu lebih patuh kepada suaminya timbang dirinya.

********
Semoga syuqak ✨

Suami? (End, Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang