gang empatbelas

8.4K 514 2
                                    

   Hati Syarifah kini sudah terasa ringan, masalahnya sudah terselesaikan.ia pun segera ingin pulang kerumah memberi tahu uminya.
   
     " Assalamualaikum ..." Salam Syarifah sembari masuk tapi tidak ada sahutan sama sekali.rumahnya terlihat sepi dan senyap,tidak biasanya keadaan rumahnya seperti ini.

    " Umiiiiii..." Panggil Syarifah..

Tumben tumbenan uminya tidak menyambutnya pulang ,Syarifah terus memanggil uminya tapi masih tak ada sahutan. Syarifah mencarinya kedapur , halaman belakang , sampai taman depan rumahnya tapi hasilnya nihil ia tak melihat uminya. Perasaan nya menjadi tidak enak ,ia segera melangkah ke kamar uminya siapa tahu uminya ada di kamar.
     Pintu kamar uminya tertutup rapat .

" Assalamualaikum umi...." Panggil Syarifah sembari mengetuk pintu kamar uminya,tapi tak ada sahutan .

Syarifah mengulanginya sampai berkali-kali tetapi tetap saja tak ada sahutan . akhirnya dengan terpaksa Syarifah membuka pintu nya.

   Setelah terbuka........

    " Astaghfirullah umi!!!!!" Pekik Syarifah .

Ia melihat uminya tergeletak di lantai tidak sadarkan diri,Syarifah menggoyang goyangkan tubuh uminya.

   " Umi.....umi...... Bangun umi ... Umi kenapa?.." bingung Syarifah sembari menggoyang goyangkan tubuh uminya.

  Ia menangis,dengan cepat ia meraih ponselnya lalu menelpon pihak rumah sakit terdekat.

   " Halo ..ada yang bisa saya bantu..." Ucap seseorang di balik telepon.
    " Iya... Umi saya pingsan tolong bawa ambulans kesini ." Jawab Syarifah panik sembari menangis.

     Setelah menelepon pihak rumah sakit ,Syarifah bingung harus bagaimana ,ia ingin menelpon suaminya tapi ia tak memiliki no handphone suaminya.
    Syarifah hanya bisa menangis tersedu-sedu sembari  memeluk uminya yang tak sadarkan diri,.tak berselang lama terdengar suara mobil ambulans,Syarifah segera berlari untuk memberi tahu...

    " Umi ...umi saya dan di dalam ...tolong cepat bawa umi saya kerumah sakit.." panik Syarifah sembari mengusap .

Dengan sigap pihak rumah sakit membawa uminya masuk kedalam ambulans menggunakan brangkar ,Syarifah pun ikut masuk kedalam ambulans. Mobil ambulans itu segera melaju menuju rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis
   Setelah sampai uminya segera di pindahkan ke brangkar dan di bawa keruangan UGD .

     "Maaf mbak  silahkan tunggu di luar." Ucap seseorang perawat .
     " Tapi ..umi saya  gak papa kan sus.." tanya Syarifah gelisah.
      " Anda berdoa saja ,semoga uminya anda tidak apa apa." Balas suster itu menenangkan.

  Syarifah hanya bisa pasrah ,ia duduk lemas di depan ruang UGD tempat uminya ,ia terus saja menangis sendirian ,dalam hatinya ia tetap berdoa semoga uminya tidak kenapa napa.
   Syarifah mengotak Atik handponya mencari orang yang dapat di hubungi.

    " Halo... assalamualaikum sya.." salam Annida .

Syarifah menghubungi Annida karena Syarifah tahu ia pasti tau di mana keberadaan suaminya.

    " Waalaikumsalam nid.." jawab Syarifah sembari menangis.
     " Kamu kenapa sya...kamu kok nangis..?" Tanya Annida penasaran.
     " Umi masuk UGD nid,,aku mau minta tolong.."
   Di seberang Annida panik bukan main " ya Allah!... Ya ...ya.. mau minta tolong apa sya.." balas Annida yang juga ikut panik.
      " Tolong kasih tau mas muham nid, aku gak punya no handphone nya ."
      " Iya iya .. kamu sekarang di rumah sakit mana? "

Syarifah celingukan mencari nama rumah sakit tersebut.
    
      " Di rumah sakit medical center.." ucapnya.
      " Ok ok ,kamu yang sabar ya ,aku mau cari ustadz muham dulu.."
      " Iya nid.... Makasih ya ."

Suami? (End, Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang