Annida terus mengoleskan minyak kayu putih di perut Syarifah,kini ia sudah berada di rumahnya,hampir satu jam lebih sahabatnya itu pingsan.
Jenazah uminya Syarifah pun sudah di bawa di rumah duka dan siap utuk di antarkan di tempat peristirahatan terakhirnya,namun urung karena masih menunggu Syarifah bangun.
Akhirnya setelah sekian lama tak sadarkan diri,mata Syarifah terbuka,Annida yang melihatnya langsung mengucapkan hamdallah." Sya..... Alhamdulillah akhirnya kamu udah bangun." Ucap Annida gembira.
Syarifah yang baru bangun itu langsung menanyakan uminya" umiku di mana nid, aku kangen umi.."Annida merasa sangat kasihan kepada sahabatnya,sampai detik ini Syarifah belum ikhlas menerima kenyataan.
Tak berselang lama Gus muham masuk ke kamarnya Syarifah, hatinya lega melihat syarifah sudah sadar." Dek...gimana keadaan kamu?" Tanya Gus muham khawatir.
" Mas umi dimana mas..?" Bukanya menjawab, Syarifah malah balik bertanya membuat gus muham merasa sedih.
Gus muham mendekati Syarifah lalu memeluknya erat,,meskipun di situ ada Annida." Umi sudah akan di istirahatkan dek.." jawab Gus muham.
Seketika Syarifah langsung menangis di pelukan Gus muham, Gus muham dengan lembut mengelus punggung istrinya.
" Umi belum di makamkan dek... Kita masih nunggu kamu siuman." Jelas Gus muham.
" Aku gak mau lihat umi di makamkan mas,,aku gak kuat.." jawab Syarifah sembari sesegukan menangis.Gus muham hanya bisa pasrah ,ia pun meminta tolong Annida untuk memberi tahu orang orang,bahwa uminya Syarifah harus segera di makamkan.
*************
Syarifah duduk termenung sendirian di kamar almarhumah uminya, sejak sepeninggal uminya ,Syarifah selalu tidur di kamar almarhumah uminya. Ini sudah hari ketujuh sang umi meninggal. Terkadang ia sampai menangis ketika bayangan uminya lewat di pikirannya,rasa rindunya sudah sangat dalam,bahkan kenangan kenangan indah bersama uminya selalu saja terngiang di otaknya.
Gus muham hanya bisa memperhatikannya dari pintu,ia sangat paham keadaannya istrinya saat ini.wajah istrinya sangat terlihat pucat,matanya selalu sembab dan menghitam, badanya pun semakin kurus ketara sekali bahwa istrinya belum ikhlas menerima kenyataan bahwa uminya telah tiada.
Hati Gus muham ikut sakit melihat kondisi istrinya seperti itu." Dek...." Panggil Gus muham lembut seraya melangkah mendekati Syarifah.
Syarifah tak menggubris sama sekali, pandanganya tetap mengarah ke depan ,kosong. Gus muham mendekat lalu duduk di sampingnya. Pandangannya Syarifah kosong,entah apa yang ada di pikirannya sekarang.
" Dek... Udah jangan di pikirin,kamu harus ikhlas membiarkan umi kembali kepada Allah." Kata Gus muham lembut,berusaha supaya istrinya itu tersadar.
Syarifah tetap bungkam, pandanganya masih tetap mengarah ke depan.
" Ini jalan yang terbaik buat umi dek..jika kamu terus begini ,disana umi akan merasa sedih." Ucap Gus muham lagi.
Dan seketika itu pula, Syarifah menangis,Gus muham pun langsung memeluknya.
" Ssshhtttt jangan nangis, setiap air matamu yang jatuh ke bumi membuat tubuh umi semakin sakit dek..." Jelas Gus muham menenangkan sembari mengelus kepala Syarifah.
" Aku rindu umi mas..." Keluh Syarifah sedih sembari menangis.
" Kirim doa sayang...umi membutuhkan doamu dek...bukan tangisanmu." Terang Gus muham meyakinkan.Syarifah melepas pelukannya,ia pun mulai perlahan mengehentikan tangisannya, meskipun masih sedikit sesegukan .
Gus muham langsung mengajak istrinya kekamar,menyuruh Syarifah untuk istirahat,Syarifah pun menurut, ia langsung berbaring di kasur,Gus muham menyelimutinya ,lalu mengelus lembut kepala istrinya yang tertutup Khimar.
Gus muham kembali ke sofa tempat tidurnya. lama ia memperhatikan Syarifah,hingga pada akhirnya ia berbaring dan memutuskan untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami? (End, Revisi)
Romance⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ Terkejut, haru dan ingin marah ,itulah yang di rasakan oleh anzilnya asyarifah saat mengetahui dirinya telah menjadi seorang istri . Padahal di hatinya sudah ada nama seseorang yang ia cintai sejak lama. Akankah Syar...