gang duapuluhtujuh

7.6K 399 2
                                    

  Detik berganti menit, menit berganti jam ,jam terus berputar hingga berganti hari,hari berganti menjadi Minggu dan terus begitu.
   Tak terasa kehamilan Syarifah sudah masuk bulan ke enam. Perut Syarifah sudah membuncit,perasaan hatinya pun sering kali berubah ubah kadang seka marah tanpa alasan , sensitif dan kadang malah sangat manja.

    " Mas.... Kedokter yuk kita USG " ajak Syarifah dengan nada sangat manja.
    " Gak usah, biar nanti kalo lahir jadi kejutan." Jawab Gus Muhammad santai.

  Syarifah menekuk wajahnya, ia sudah meminta kepada suaminya untuk USG namun suaminya itu terus saja menolak padahal Syarifah sangat penasaran anaknya itu perempuan atau laki-laki.

   " Dek, mas ingin lihat anak kita secara langsung perempuan atau laki-laki, gak enak kalo lewat USG " ucap Gus Muhammad sangat lembut sembari mengusap pipi istrinya.
   " Tapi mas ,aku udah penasaran sama anak kita laki laki apa perempuan." Balas Syarifah tetap ngeyel
   " Kamu pengenya anak kita laki laki apa perempuan ?" Tanya Gus muham.
   " Aku ingin anak kita kembar." Jawab Syarifah yakin
   " Yaudah berarti anak kita kembar." Jawab Gus muham enteng
   "Ih.... Sok tau"

  Gus muham tertawa ,ia semakin gemas dengan tingkah istrinya jika sifatnya manja dan sensitifan seperti ini. Tapi ada satu pertanyaan dalam hati Gus muham.
  Kenapa istrinya Belum juga mengidam?
Padahal saat istrinya itu mengidam, adalah saat  saat yang paling ia tunggu , karena apapun yang Syarifah inginkan Gus muham akan mencarinya sendiri.

   " Dek... Kok kamu gak ngidam sih?" Heran Gus muham
   " Gak tau ,tanya aja sama anak kita." Datar Syarifah

Gus muham mendekatkan wajahnya di perut Syarifah yang buncit " sayang... Kenapa kok kamu bikin umi gak ngidam ?" Tanya Gus muham kepada calon anaknya

    " Katanya  anakkita ,kamu tuh ngidam tapi gak bilang sama mas"
Syarifah mengerutkan dahinya " masa iya?" Tanya Syarifah polos

Gus muham mengangguk yakin, padahal sebenarnya ia hanya ingin mengikuti sang istri
   Istrinya itu berfikir sejenak, masih kepikiran apakah ia benar mengidam? Tetapi selama masa kehamilan yang ia tidak merasa menginginkan apapun

    " Iya kayaknya aku ngidam deh mas.." ucap Syarifah setelah sekian lama berfikir

Wajah Gus muham langsung berubah menjadi berbinar

   " Kamu ngidam apa sayang?" Tanya Gus muham antusias
   " Aku pengen..... Gigit hidungnya mas." Jawab Syarifah dan langsung membuat Gus muham terkejut bukan main
   " Emang ada ngidam gigit hidung suaminya?"heran Gus muham
  " Nyatanya ,istrikamu ngidam kaya gitu.." jawab Syarifah santai, niatnya ingin mengerjai suaminya sepertinya akan berhasil.

  Gus muham terlihat sedikit ketakutan "emang gak bisa di ganti yang lain dek?"
   " Nanti kalo gak di turuti anak kita ileran loh." Jawab Syarifah dengan wajah di yakin yakinkan.

   Dengan pasrah Gus muham mendekatkan wajahnya ke Syarifah, ia rela di gigit hidungnya dari pada anaknya ileran kan.

   " Jadi gak papa nih ,hidungnya mas aku gigit sampe copot."
   " Ya jangan sampe copot juga dek "

Mulutnya Syarifah mulai ia dekatkan di hidung mancung  suaminya lalu mulai menggigitnya dengan keras..

   " YA ALLAH!!!!!" Jerit Gus muham hingga menggelegar ke seluruh ruangan .

  Setelah gigitan Syarifah terlepas ,hidung Gus muham langsung  berubah warna menjadi merah, sampai Sampai di hidungnya tercetak  bekas gigitan Syarifah dengan jelas.
  Sedangkan Syarifah malah tertawa ,ia merasa puas telah mengerjai suaminya.

   " Sakit dek..." Keluh Gus muham sembari mengelus elus hidungnya yang memerah

       *******

Syarifah terus menggelendot di pangkuat suaminya, sejak. Sholat isya tadi ia selalu menempel kepada muham. Mungkin karena hormon kehamilanya.
   Sampai sampai Gus muham tak jadi mengajar kitab di pondok putra karena istrinya itu yang tak mau di tinggal.

Suami? (End, Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang