gang duapuluhempat

8.4K 510 2
                                    

   Hari sudah menjelang sore. Lantunan sholawat nariyah pun mulai terdengar lantang di pondok putra tanda jam pelajaran telah usai. Syarifah yang tengah duduk  di teras ikut ikutan melantunkan sholawat nariyah  sembari menyela kegiatan murojaahnya.
      Ia sangat rindu rumahnya, biasanya jam segini ia kan bersih bersih rumah , entah itu mengepel menyapu atau memasak sembari menunggu suaminya pulang, yang penting bisa menghilangkan rasa bosanya.
Sedangkan disini semua pekerjaan telah di kerjakan oleh qodimah abahnya.
      Terkadang saat ia bosan seperti ini,biasanya ia hanya memurojaah hafalannya . Syarifah menghela nafas berat, tak berselang lama kedua matanya menangkap Annida yang lewat di sontak Syarifah pun langsung memanggilnya.

      " Annida..." Panggil Syarifah sembari melambai lambaikan tanganya.

   Annida yang merasa namanya di panggil pun langsung menoleh ke sumber suara, ia sedikit terkejut melihat sahabatnya ada di rumah Abah ma'Ruf. Annida pun melangkah mendekati syarifah.

      " Sya.... Kok kamu disini?" Tanya Annida heran.

  Syarifah tersenyum." Aku ingin sowan sama mertuaku nid." Jawab Syarifah jujur.

    Annida hanya tersenyum, ia senang sahabatnya telah menepati janjinya dulu itu. Tiba tiba ia teringat tentang ikhsan.

     " Ayok nid, masuk dulu.." ajak syarifah ramah.
     " Enggak lah nid, makasih . Malu aku " tolak Annida halus.
     " Kalo gak duduk disini aja. Aku bosan nid  gak ada temen." Bujuk syarifah lagi.

  Annida terdiam sejenak, lalu menyetujui.

    " Ya udahlah..."

  Syarifah merasa senang , ia pun langsung meminta tolong salah satu qodimah ya untuk membuatkan Annida minum.

      " Kamu dari kapan sya di sini?" Tanya Annida penasaran.
       " Dari kemarin  pagi, terus mas muham ngajakin nginep."
      " Oh .... Pantesan.."
       " Pantesan apa nid?"
   
Wajah Annida berubah menjadi serius.

    " Sya... Tadi aku habis ketemuan sama kang ikhsan , dia nanya nanya tentang kamu." Ucap Annida serius.

  Syarifah seketika terdiam, entah mengapa saat mendengar nama ikhsan hatinya langsung merasa tak enak dan bersalah.

    " Nanya apa nid?" Tanya syarifah mulai penasaran.
     " Ya gak banyak sih, dari cuma nanya apa hubungan kamu sama ustadz, ya... Tak jawab jujur aja kamu itu istrinya ustadz." Jelas Annida..
    " Dan,,, kang ikhsan langsung syok banget  sya " tambah Annida lagi.
  
Hati Syarifah makin dirundung rasa bersalah.

     " Kamu tau nid, aku habis di lamar kang ikhsan." Ungkap Syarifah pada akhirnya.

  Kini malah Annida yang di buat terkejut bukan main.

     " A... AA..... Apa sya,, kamu di lamar kang ikhsan." Ulang Annida memperjelas.
Syarifah mengangguk " iya nid, bahkan kang ikhsan udah nyiapin cincin emas buat aku " jawab Syarifah dengan nada yang cukup sedih.

   Annida makin nambah terkejut, ia tidak menyangka ikhsan akan bertindak sejauh itu untuk Syarifah.

    " Terus kamu jawab apa sya ?"
    " Aku terus terang sama kang ikhsan nid, aku udah gak mau nutup nutupin lagi."
    " Ustadz muham udah tau sya, kalok kang ikhsan pernah melamar kamu?" Tanya annida lebih lanjut, karena ia tahu kalau ikhsan itu sopir pribadi ustadznya.
      Syarifah mengangguk " udah tau , tapi bukan aku yang ngasih tau dulu, tapi mas muham yang nanya langsung."
    " Terus tanggapan ustadz gimana sya?" Annida terlihat sangat penasaran.
     " Ya... Biasa aja sih, ekspresi mas muham itu sulit di tebak."

Suami? (End, Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang