Setelah mendengar kabar bahwa suaminya kecelakaan, Syarifah langsung pergi ke rumah sakit tempat suaminya di rawat, ia pergi bersama annida dan juga Ridwan,suami annida.
Tangis Syarifah terus pecah selama di perjalanan Annida berusaha menenangkan sahabatnya itu, sesampainya di rumah sakit mereka langsung mencari ruang tempat di rawatnya Gus muham.
Syarifah masuk , terlihat dengan jelas di hadapnya ,seorang laki laki yang tengah terbaring tak sadarkan diri dengan perban yang memenuhi tubuhnya, Syarifah mendekat dengan air mata yang mengucur deras.
Ia memeluk suaminya, Annida yang melihat itupun merasa kasihan di tambah lagi Syarifah sedang mengandung .
Tak berselang lama Tiba-tiba dokter datang." Apakah anda keluarganya si korban?" Tanya sang dokter kepada Syarifah.
" Iya saya istrinya dok."
" Suami anda tidak mengalami luka yang begitu parah, namun ada satu luka yang bisa membuat suami anda lupa ingatan untuk sementara." Jelas dokter itu panjang lebar.
Syarifah langsung tercengang di tempat " lupa ingatan?" Ulang Syarifah.
Dokter itu mengangguk " benturan di kepalanya yang cukup keras membuat dia hilang ingatan untuk sementara, tapi tenang itu tidak akan berlangsung lama."Setidaknya Syarifah bisa bernafas lega mendengar penjelasan dokter barusan, akhirnya dokter itupun pamit mengundurkan diri ,keluar ruangan .
" Mas kamu harus segera bangun , aku gak ingin anak kita lahir tanpa seorang ayah dan aku gak ingin jadi janda mas..." Syarifah memeluk suaminya lagi dengan air mata yang kembali mengalir deras.
Sebagai sahabat rasa kasihan annida tak kunjung hilang ,, ia mendekati sahabatnya lalu mengusap pundak Syarifah, berusaha untuk menyalurkan energi yang ia punya.
**********
" Sya.... Kamu harus makan, kasihan janinimu sya..." Bujuk annida lembut.
Dari kemarin malam perut Syarifah belum terisi apapun , ia khawatir akan terjadi apa apa pada sahabatnya ,sedangkan Syarifah tetap kukuh tidak mau makan sebelum suaminya itu siuman.
" Sya... Inget kamu masih punya anak yang ada di rahim, walaupun kamu tidak peduli dengan kesehatan mu setidaknya kamu pikirin calon anakmu " bujuk annida lagi namun kini lebih tegas.
Syarifah berfikir sejenak, sepertinya yang di ucapkan annida ada benarnya, alhasil Syarifah pun mau makan meskipun tak terlalu banyak.
Mulutnya terus saja melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di samping ranjang suaminya, ia berharap semoga Gus muham segera siuman. Jujur saja ia sangat merindukan suara suaminya dengan air mata yang terus mengalir Syarifah terus melantunkan ayat-ayat Allah.Tiba tiba....
Jari Gus muham bergerak ,perlahan kelopak matanya pun terbuka.seketika Syarifah langsung berdiri, ia memandang suaminya dengan perasaan yang bahagia.
Tenang remang Gus muham melihat seseorang perempuan di hadapannya dengan Khimar ungu, ia tersenyum manis kepadanya namun wajahnya terlihat basah oleh air mata.
Gus muham ikut tersenyum tipis,pikirannya langsung bekerja mengingat siapa perempuan di hadapannya ini." Dek... Kamu ngapain di sini?" Tanya Gus muham sedikit serak.
" Mas inget aku? Alhamdulillah..." Ucap Syarifah dan langsung memeluk Gus muham seraya menangis.Gus muham tersenyum lalu mengelus kepala Syarifah yang tertutup khimar, ia sangat merindukan Syarifah namun Gus muham tak ingat apa yang terjadi dengan ya Sampai ia di rawa di rumah sakit sekarang.
Yang ia ingat hanyalah wajah Syarifah, istrinya, dan Abah Ma'aruf selain itu ia hanya samar samar untuk mengingatnya.
Pelukan Syarifah terlepas , memandang Gus muham dengan penuh kerinduan." Kata dokter mas hilang ingatan untuk sementara " ucap Syarifah sesegukan.
Gus muham berfikir sejenak berusaha untuk mengingat, namun tak kunjung menemukan jawaban kenapa ia bisa sampai di rumah sakit, dan jika ia terus berfikir membuatnya semakin pusing.
" Jangan dipaksa untuk mengingatnya mas,, melihat mas udah sadar itu udah cukup." Ucap Syarifah lembut .
Gus muham tersenyum,, ada rasa bangga memiliki istri seperti Syarifah.
********
Setelah di rawat lima hari di rumah sakit akhirnya Gus muham sudah di perbolehkan pulang, di kepalanya masih terlilit perban untuk menutupi mukanya yang masih terbilang dalam.
Mereka pulang di antar pasangan pengantin baru annida dan juga Ridwan,Ridwan seorang muridnya Gus muham jadi selama menyetir ia hanya diam tanpa membuka suaranya sama sekali, begitupun dengan annida yang duduk di samping suaminya.
Entah mengapa saat ada ustadznya mereka merasa sangat canggung dan tak leluasa untuk mengobrol jadi keadaan mobil hanya hening, mereka terlalu takhdim dan menghormati Gus muham sampai sampai untuk berbicara pun mereka segan.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya mereka pun sampai juga, banyak santri yang menyambut , terkhusus Gus muham ustadz yang menjadi panutan mereka semua.
Gus muham keluar dengan kepala yang terlilit perban, membuat para santri yang melihatnya sedikit terkejut bercampur dengan sedih. Namun di sisi lain mereka bersyukur karena ustadznya berada di rumah sakit." Maaf ya ,udah ngerepotin kalian berdua ." Ucap Syarifah seraya tersenyum.
Ridwan dan annida mengangguk secara bersamaan " iya sama-sama."
" Maaf ya ngerepotin pengantin baru." Kini Gus muham yang berucap seraya bercanda.Annida dan Ridwan terkekeh kecil " gak perlu minta maaf ustadz, sudah kewajiban saya sebagai murid" jawab Ridwan takhdim.
Gus muham tersenyum sebagai respon.
" Kalo gitu kamu pamit pulang ustadz." Pamit Ridwan sembari mencium tangan ustadz itu.
Begitupun dengan annida, ia memeluk sahabatnya itu sebentar " aku pulang ya sya..." Pamit annida.
Syarifah mengangguk " iya hati hati di jalan." Balasnya sembari tersenyum.
"Assalamualaikum.."
" Waalaikumsalam.." jawab Syarifah dan Gus muham bersamaan.Syarifah melambaikan tangannya sampai mobil annida melaju jauh tak terlihat.
" Muham...."
Tiba tiba suara serak yang sangat ia kenali memanggilnya , sontak Gus muham pun menoleh, ia langsung menyakini abahnya yang duduk di kursi roda dan duduk bersimpuh di bawahnya.
Abah menangis lalu mengelus kepala anak semata wayangnya itu dengan kasih sayang." Maafkan muham bah, muham membuat Abah khawatir.." ucap Gus muham sembari duduk bersimpuh di bawah kursi roda abahnya.
" Tak perlu minta maaf annaku semua ini sudah takdir dari Allah kita tak akan bisa menghindarinya." Balas Abah Ma'aruf bijak.Keadaan menjadi mengharukan, Syarifah ikut menangis melihat mertua dan suaminya mengisi, banyak juga santri yang melihat kejadian ini dan tak jarang pula ada yang meneteskan air mata melihat ketakhdiman Gus muham pada abahnya.
**********
Syarifah dengan perlahan melepas perban yang meluluh kepalanya Gus muham, kata dokter jika perbanyak sudah sampai tiga baru boleh di lepas dan kini saatnya.
Dengan hati hati Syarifah melepaskannya, saat perban itu sudah mulai terbuka Syarifah bergidik ngeri sendiri ." Sakit ya mas?" Tanya Syarifah.
" Enggak kok sayang.." jawab Gus muham meyakinkan.Luka yang ada di kepalanya Gus muham cukup dalam, wajar saja jika sampai sekarang ingatannya belum juga pulih.
" Mas ,,belum ingat juga kejadian saat mas kecelakaan?"
Gus muham terdiam sesaat, mencoba mengingat kejadian yang menimpanya seminggu lalu.
" Belum semuanya ingat dek, yang mas ingat cuma kepala mas yang kebentur trotoar, saat itu langsung banyak orang yang datang, dan setelah itu mas gak ingat apapun." Cerita Gus muham.
Otak Syarifah langsung membayangkan ,betapa sakitnya saat kepala suaminya itu terbentur oleh trotoar dengan keras.
" Mas inget gak kejadiannya siang apa malam?" Tanya Syarifah lagi.
" Malam,, soalnya mas habis sholat isya."
Syarifah hanya mengangguk lalu memeluk suaminya erat.
"Mulai sekarang aku harus di dekatnya mas kapanpun dan di mana pun itu." Ucap Syarifah tegas seraya memeluk suaminya .
" Dan mas akan terus bertahan bagaimanapun itu demi kamu Dan anak kita.." balas Gus muham*******
Semoga syuqa✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami? (End, Revisi)
Romance⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ Terkejut, haru dan ingin marah ,itulah yang di rasakan oleh anzilnya asyarifah saat mengetahui dirinya telah menjadi seorang istri . Padahal di hatinya sudah ada nama seseorang yang ia cintai sejak lama. Akankah Syar...