Dira amnesia

3 1 0
                                        

Jangan lupa vote ya...
°
°
°

Happy reading guys 🥳

Saat ini hanya menyisakan Brian dan Kania, tiba - tiba ada yang mengetuk pintu ruangan, segera lah Brian merubah mimik wajah datar, ternyata yang datang adalah Erina, Gilang, dan Rio.

Erina yang melihat Dira pun langsung menangis di tempat tak terasa air mata membasahi pipi nya ia lantas segera memeluk Dira

"Maafin aku ya, klo bukan karena aku yang ngajak kamu ke cafe pasti kejadiannya gak akan kek gini" ujar Erina sesenggukan sembari menatap Dira yg saat ini tengah terbaring

"Ini semua bukan salah kamu Na, ini sudah takdir" ujar Kania memeluk Erina memberi kehangatan untuknya, Erina bisa merasakan kehadiran sosok ibu, membuat ia rindu akan kehadiran ibunya.

Sedangkan Gilang dan Rio kini duduk sembari bertanya keadaan Dira kepada Brian, sebelumnya mereka sudah membawakan buah untuk Dira kemudian izin untuk keluar guna meluangkan waktu untuk Erina dan Kania agar tidak terganggu oleh kehadiran Brian dkk

             ***

R menitah V untuk terus memantau keadaan Dira, dengan patuh V langsung pergi untuk memantau keadaan Dira, dari kejauhan tentunya

Ia melihat dari luar kaca Dira saat ini masih terlelap dari tidurnya, jujur V ingin sekali bertemu dengan Dira tapi ini bukan saatnya Dira mengetahui yg sebenarnya, ini adalah bukan waktu yg tepat.

V merasa bingung dengan hidup yg dijalani nya, di satu sisi ia sudah cape menjalani hidup nya karena setiap apapun yg dilakukannya terasa sia - dia dia lakukan. Tapi di sisi lain ada hal yg menguatkan dia dalam menjalani hidupnya adalah Dira hanya dia sosok yg selalu ada di setiap dia mengalami kesulitan, namun seolah dunia tidak berpihak padanya, orangtuanya tidak memperbolehkan bertemu dengan Dira, entah karena apa.

Akhirnya setelah beberapa jam Dira terbangun, Kania yg tanggap pun langsung menawarkan air putih, dan diminumnya air putih itu oleh Dira.

Kania pun dengan perasaam rindu nya segera memeluknya anak semata wayangnya itu

Dira pun membalasnya, namun ada yg aneh Dira tiba - tiba berujar...

"Bund, mereka siapa?"

Ucapan itu terlontar dari mulut Dira, membuat semuanya menatap ke arahnya.

_Dira pov

Aku terbangun dari tidurku, perlahan mataku mengerjap dan kemudian menelisik sekeliling ternyata sudah banyak orang yg menjengukku

Yg menjadi pertanyaan dalam benakku adalah mengapa diriku berada di Rumah sakit? Apa yg terjadi pada diriku? Dan mengapa semakin aku mencoba mengingat semakin sakit kepala yg mendera.

"Minum dulu nak" ujar Bunda mengambilkan minum untukku, segera aku meminumnya hingga tandas

Segera ku berucap Kepada Bunda yang kebetulan ada di samping ku
"Bund, mereka siapa?" Tanyaku

Perlahan semua menatap ke arahku, lantas mereka segera mendekat dan ada satu lelaki yg sangat menatapku dengan sorot mata yang menunjukkan penyesalan juga ada seorang perempuan yg menatapku dengan wajah yg penuh kekecewaan

Kemudian pria itu perlahan mendekat dan memelukku sangat erat, matanya seperti menyiratkan ada sesuatu yg ia ingin ucapkan kepadaku tapi ia tidak mengucapkan septah kata pun, aku yg tiba - tiba dipeluk seperti itu hanya terdiam, aku seperti merasakan pelukan ini pelukan yg sangat nyaman hingga tak sadar tanganku membalas pelukannya.

Tak lama setelah ia memelukku langsung ia melepaskan pelukannya dan pergi dari ruangan.

"Nak tadi itu namanya Brian, kamu inget?" Tanya Bunda

Aku hanya menggeleng pertanda tidak tau, jujur aku sama sekali tidak mengingatnya.

Kemudian Ibuku memberi tahu nama - nama seseorang yg ada di hadapanku saat ini.

            ***

[Kalean masih ingat dengan Arga dan Rayhan? Aku bakal libatin mereka kasian kan klo mereka cuma dilibatin pas part awal aja]

Arga kini masih enggan menampakkan diri di hadapan Dira, ia takut suatu saat Dira akan membencinya.

Arga kini hanya bisa melihat Dira dari kejauhan

"Aku sedih liat kamu terbaring di Rumah Sakit, jika bisa lebih baik aku yg berada di posisimu aku gak bisa liat kmu begini."

"Mulai detik ini aku akan jagain kamu dari jauh, siapapun yg mau mencelakai kamu aku gak akan segan - segan membuat nya celaka sama seperti apa yg kamu alami, itu janjiku"

Brian tak sengaja melihat pria itu menatap Dira di luar kaca, membuat dirinya diliputi rasa penasaran, belum menemukan pelaku yg mencoba mencelakai Dira kini sudah bertambah lagi dengan seseorang yg menatap Dira dari jauh.

'sebenarnya siapa dia? Mengapa dia selalu menatap dira.' batin Brian bertanya - tanya

____________________

Ogheyyy segitu dulu ya guys, author kehabisan ide lanjut besok yak...tetap like n komen biar author semangat🥳

Di Ujung PenantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang