Kecemasan Brian

5 2 0
                                    


Thanks ya buat kalean yang udah follow & vote🤗

Bantu ramaikan donk guys...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy reading guys

Dira mendadak merasakan perutnya mulas saat seusai memakan makanannya, ia mulai meninggalkan kantin menuju toilet, Risa yang melihat Dira menuju toilet, mulai menguntit Dira dan hendak memberi pelajaran kepadanya.

'bagus. sesuai rencana' batin Risa

Risa memberi aba-aba kepada antek-anteknya untuk bersiap-siap.

Dan saat Dira membuka pintu, dari atas ia disiram air comberan yang bisa dipastikan bau sekali. Dira terkejut baju nya basah hingga sepatunya pun ikut kebasahan dan tak lupa baunya sangat menyengat membuat dia ingin memuntahkan semua yg ia makan tadi

tiba - tiba saat ingin pergi keluar untuk mengambil baju di loker ada seseorang yang melempar tepung dan telur di kepalanya, juga barang-barang yang disimpan di loker semuanya kotor

Juga ada secarik kertas di pintu loker tersebut yang bertuliskan
'gimana dengan hari ini, apa menyenangkan? Ini adalah permulaan Dira, klo lu mau deketin Brian gue lagi, gue gak akan segan-segan buat Lo lebih dari ini'

Dira menangis tersedu-sedu ia tidak menyangka bahwa berdekatan dengan Brian adalah hal yang sangat membahayakan dirinya, sudah cukup dulu dirinya diperlakukan seperti ini. 

'aku GK nyangka ternyata berdekatan denganmu malah membahayakan diriku sendiri, padahal aku hanya ingin mempunyai teman yang selalu ada itu saja, apa itu salah?' batin nya bertanya-tanya

                                ***

10 menit sudah mereka menunggu Dira kembali namun tak ada tanda - tanda Dira akan kembali, membuat mereka khawatir

Brian terlihat sangat khawatir sampai tak sadar dirinya menggebrak meja dan pergi dari kantin, membuat Gilang, Rio, dan Erina bertanya - tanya karena Brian terkenal orang yang sangat cuek jika menyangkut soal cewe tapi kali ini Brian berbeda.

Erina yang khawatir tentang Dira pun menghubungi dan menge -chat Dira namun tak kunjung dibalas, Erina teringat seperti kejadian waktu lalu, sepertinya Dira butuh ketenangan saat ini.

Brian merasa sangat gelisah, takut terjadi apa - apa dengan Dira, bahkan saat yg lain sudah pulang Dira masih tak ada tanda-tanda baik di sekolah maupun di rumah.

Brian memutuskan untuk balik lagi ke sekolah, dirinya masih tidak mengerti mengapa dirinya bisa sangat peduli, dan khawatir pada Dira, padahal dia hanya anak dari sahabat ibunya.

Kini Brian telah sampai di sekolah, disana tidak ada seorangpun dan gerbangnya pun di kunci, tapi entah mengapa firasatnya mengatakan bahwa Dira masih ada di sekolah.

Brian mulai menaiki gerbang itu dan mengecek tiap -tiap ruangan sampai ke gudang pun ia cek, namun ada satu tempat yang belum dia lihat yaitu di ruang musik, ia pun mulai mendekat ke ruang musik, semakin mendekat semakin terdengar suara alunan musik yang sangat menyayat hati seperti teruntuk seseorang yang sedang kehilangan.

Brian berjalan mengendap-endap di ruang itu terdapat seorang siswi memainkan piano dengan sangat fokus hingga kehadiran dirinya tidak diketahui oleh sang empu. tangannya sangat lihai dalam menekan tuts demi tuts  juga alunan yang sangat merdu membuat Brian tak sadar sang empu sudah berhenti memainkan piano.

Perlahan siswi itu mendekat ke arah Brian dengan berjalan gontai menuju ke arahnya
"Untuk apa kmu datang kesini?" Tanya siswi itu yang tak lain adalah Dira.

"Ra, Lo ngapa gak balik, semua orang khawatirin Lo termasuk gue" pungkasnya dengan nada cemas

"Sorry aku lagi pengen sendiri, jadi aku mohon tinggalin aku sendiri dan jangan ganggu aku" jawab Dira lirih

"Sorry gue GK bisa ninggalin Lo dalam keadaan kek gini, gue tau Lo lgi ada masalah, setidaknya Lo cerita sama gue biar gue tau apa permasalahan Lo" ujar Brian.

"Aku butuh waktu untuk ceritain semuanya untuk saat ini aku GK bisa"

Dira masih tak siap untuk menceritakan semua permasalahan nya pada ian ia masih takut seperti kejadian dulu terulang lagi.

Brian akhirnya meninggalkan Dira seorang diri, dan pergi dari sekolah

Ia masih tidak mengerti mengapa dirinya sangat menghawatirkan Dira yang notabene anak dari sahabat ibunya, segera ia meninggalkan tempat itu dan mencoba untuk tidak mempedulikan Dira.

_Dira pov

'apakah aku salah, bila aku menjauh dari nya?' batin Dira bertanya

Sudah 2 jam Dira berada di belakang sekolah yang terdapat bnyak pepohonan dan juga bangunan yang telah usang.

Dira melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 16.21 spontan Dira langsung berlari dan tak lupa membawa buku diary yang sedari tadi ia bawa.

Dira akhirnya sudah pergi dari lingkungan sekolah dengan melewati jalan tikus hanya beberapa orang yang mengetahuinya karena diberitahu oleh Brian. Mengapa Brian mengetahuinya? Karena Brian adalah anak dari pemilik sekolah ini, jadi kalo ada siswa yang kurang ajar, membully, dll Brian gak segan segan buat keluarin siswa dari sekolahnya

Dira akhirnya menaiki sebuah kendaraan beroda 4 kemudian duduk di samping kemudi. Dira menumpahkan segala rasa yang dia rasakan antara sedih, kesal, benci, takut, semuanya dia ceritakan kepada seseorang yang sedang mengemudi. Ya, seseorang itu adalah teman masa kecil nya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wah, banyak pertanyaannya nih🤔
•mengapa Brian berubah?
•mengapa Dira selalu menyendiri?
• kenapa Dira membawa buku diary?
•dan siapa pengemudi yang merangkap sebagai teman masa kecilnya?

Btw, gimana nih makin penasaran sama cerita Dira yang penuh teka teki, dan juga diliputi rasa penasaran?

Pokoknya baca terus sampe end ya... sebenarnya author mau up di fb aja tapi karena ada yang copas, jadi author lebih baik up di wp.

Oh iya di sini author menambahkan kalimat dan juga bakal buat sampe ending ya guys, untuk di fb author mohon maaf story nya gak sya lanjutkan🙏

Thanks you so much buat para readers yang masih setia baca cerbung ku, luv kalean banyak banyak🥰

Salam rindu dari author
'Lia chan'

Di Ujung PenantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang