Kecurigaan Jaemin

8K 730 22
                                    

Jaemin memandangi Haechan dan Jeno yang tengah tertidur di ranjang sebelahnya dengan heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin memandangi Haechan dan Jeno yang tengah tertidur di ranjang sebelahnya dengan heran. Karena posisi tidur kedua pemuda itu yang terlihat aneh.

Dia tahu jika mereka sepasang kekasih. Jadi wajar kalau tidur sambil berpelukan seperti itu. Hanya saja yang menjadi permasalahannya di sini, kenapa Jeno tidur dengan alasan bantal sebelah tangan Haechan, dan kepalanya mendusel di dada pemuda itu?

Dalam pandangan Jaemin juga melihat jika Haechan yang memeluk Jeno. Serta ia pernah beberapa kali melihat Jeno yang selalu tidur menggunakan piyama, sedangkan Haechan hanya kaos polos dengan celana boxer. Kalau tidak hitam ya putih.

Ini aneh.

"Apa jangan-jangan yang jadi uke itu beneran Jeno?" gumam Jaemin. "Kayanya gue harus ngajak yang lain buat jadi detektif, terus nyelidiki semuanya. Oke, sip!"

Setuju dengan pemikirannya, lantas Jaemin segera turun dari tempat tidur. Tujuannya saat ini adalah kamar Renjun. Pacarnya. Untuk membicarakan apa yang ia pikirkan pada sang kekasih.

Setelah kepergian Jaemin, Haechan perlahan terbangun. Pemuda itu mengernyitkan kening, berusaha menetralkan pandangan matanya yang masih belum stabil. Ia menarik napas beberapa saat, lalu menoleh ke arah Jeno yang masih tertidur pulas dalam pelukkannya.

Haechan tersenyum sembari mengusap rambut drakblue milik Jeno, kemudian mengecup keningnya.

Pemuda itu menarik tangannya yang tertindih oleh kepala Jeno, sepelan mungkin agar tidak membangunkan sang kekasih. Setelah berhasil ia mengganti tangannya dengan bantal.

Haechan menoleh ke tempat tidur milik Jaemin. Ternyata seseorang yang sering bertengkar dengannya itu sudah lebih dulu bangun. Ia memutuskan untuk ke dapur, mencari minuman karena tenggorokannya terasa kering.

"Chan, ini donat punya siapa yang ada di open?"

Begitu Haechan sampai di dapur, dia sudah mendapat pertanyaan dari Shotaro yang memang tinggal bersama unit dream.

"Oh, itu punya gue. Semalem dibeliin Jeno," sahut Haechan. Tentu saja berbohong. Dia masih waras untuk tidak mengatakan kalau sebenarnya donat itu milik Jeno dan ia yang membelikannya.

"Boleh minta gak?" tanya Shotaro.

Haechan berpikir untuk sejenak. Ia melihat donat di atas piring tinggal sisa tiga. Kalau dikasih Shotaro satu, masih ada dua. Mungkin Jeno tidak akan terlalu mengamuk.

"Ambil, tapi satu aja. Dua nya buat Jeno. Dia belum makan," ujar Haechan sambil berjalan ke arah lemari es.

"Okey!"

Shotaro bersorak senang, kemudian mengambil piring kecil, lalu meletakkan satu donat dan mulai memakannya di ruang tamu.

Haechan tidak memperdulikan Shotaro. Dia lebih fokus pada kegiataannya. Yaitu minum.

"Heh!"

Seseorang menepuk pundaknya. Ternyata Renjun bersama Jaemin.

"Ape?" sahut Haechan ketus. "Mau ngajak gelut?" tantangnya.

"Apaan? Sensi mulu, masih pagi juga," ujar Renjun. "Seme lo mana?" tanyanya.

"Ngebo," jawab Haechan malas. "Ngapain nanyain dia, sih?"

"Nanya aja, ihh! Kok sensi? Pms lo?" kata Renjun.

"Mata lo pms," sahut Haechan sambil beranjak dari tempat itu.

"Idih!" Renjun memandangi kepergiannya dengan julid, lalu beralih pada Jaemin. "Dari segi mananya Haechan seme sih, Jaem? Lihat, tuh! Nada bicaranya aja cempreng gitu, gak ada seme-semenya sama sekali," katanya.

"Kalau ngeliat dari tingkah lakunya emang iya, sih. Haechan gak keliatan kaya pihak dominan," gumam Jaemin. "Tapi, Ren. Aku penasaran aja sama posisi tidur mereka tadi."

"Udah, gak usah dipikirin, kenapa, sih? Ribet amat ngurusin orang," jawab Renjun. "Au ah! Aku mau mandi dulu."

"Ikut, Ren. Mandi bareng," ujar Jaemin sambil mengikuti langkah Renjun.

"Gak!"

Niat Haechan untuk mengajak Jeno jalan-jalan harus gagal karena dia mendadak ada jadwal bersama unit 127. Padahal kemarin baru selesai mengerjakan konten di Busan, dan sekarang harus pergi ke Agensi untuk membicarakan mengenai album terbaru unit 127.

Haechan sempat takut Jeno akan merajuk, tapi untungnya tidak. Kekasihnya itu terlihat biasa-biasa aja. Setidaknya ia bisa pergi meninggalkan Jeno untuk bekerja dengan perasaan tenang.

"Nanti aku beliin sesuatu pas pulang. Mau apa?" tanya Haechan sebelum mereka berpisah.

"Gak usah." Begitulah jawab Jeno. "Kerja aja yang bener."

"Serius?" tanya Haechan.

"Hemm." Jeno berdeham.

"Oke, deh. Gue tinggal dulu. I love you."

Kalimat itu di akhiri oleh kecupan manis di pipi Jeno. Sedangkan pemuda itu hanya diam melihat kepergian Haechan dari pandangan matanya.

Diam-diam Jeno memang kecewa. Tapi, dia tidak boleh egois. Menghabiskan waktu bersama masih ada di lain kesempatan. Mereka memiliki hari esok dan esok. Tidak terbatas.

^^

Jejenoo

❤️ Teteyo, Yututi and 11 other

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ Teteyo, Yututi and 11 other.

Jejenoo Woah 🤙 D.hc

View comment

D.hc Dadah~~~

Teleeeten Tumben komen ini beruang kecil.

Teil Dia baru nemu pw akun ini.

Xixiojun Pantes ga pernah nongol di sini.

Iyangyek Asek ditinggal doi kerja 😂

Naren Yang, spill teh dong.

Iyangyek Hah?

Naren Cek Ktalk.

Uwuya Mau ngeteh? Ikut, dong!

Doyok Kerja lu, anjer!

Loujin Nana!

....

Tbc.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang