Donat

7.8K 702 6
                                    

My Nono♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My Nono♡

Sayang.

Opo koe krungu.

Jeritan atiku.

Mengharap engkau~

Bukakan pintu.

Salah, dudul.
🙂

Buka pintu, sayang.

Hah
🙄

Kamer.

Ape sih
🙂

Gue di depan pintu kamer lo, oneng.

Iiih!
Kasar! 😭
Nono gak laik 😭

Maaf, maaf.
Jangan nangis.
Ini gue bawa donat glaze.

Boong, bisulan
🥺

Gak, sayang.
Bukain.
Ini dari tadi aku gedor-gedor gak ada yang buka.

Hehe
🤪
Nono pake earphone.
Gak denger 🙂

Ayo, buka.
Kaki pacarmu udah lumputan nungguin kaya kurir makanan.

Kan gue gak nyuruh lo buat berdiri di depan pintu
🥺

Bukain, sayang.

Ada Jaemin
Lagi ngorok sih
🙄

Ya, gak apa-apa.
Kan udah biasa juga.
Kita sering berduaan di kamer bareng dia.

Tapi hari ini kan beda
🙄

Apanya yang beda?
Bukain, beb.
Buruan.

Katanya mau jatah
🙄
Ga jadi?
Ya udah 🙂

Heh.
Cepetan buka.

Iya, ihhh.
Sabar, jelek!
☹️

KOK GAK DIBALES, SIH?!
😤

Buka pintunya, sayangku.
Ck. Pengen gue makan rasanya.

BALES DULU!
BARU GUE BUKAIN!
😤

Ayo, dong, manis.
Bukain pintunya buat abang.

Jyjyk gelay🙂

Buka, beb.
Ya, Tuhan.

Iya, ihhh.
Sabar napa.
Nono lagi jalan.
☹️
Read.

BALESSSSSSS!

Iya, sayangku, cintaku, segalanya buat aku.
Read.

"Sabar, Chan. Sabar."

Pintu kamar akhirnya terbuka, memperhatikan sosok yang sedari tadi membuat Haechan gemas setengah hidup.

"Berapa semuanya, bang?" ujar Jeno polos. "Nanti pacar saya yang bayar." Pemuda itu mengambil satu kotak yang ia yakini berisi donat di tangan Haechan.

"Gak usah aneh-aneh. Sini ke dapur. Makan di situ," ucap Haechan sambil mencuri ciuman di bibir Jeno. Dia berani melakukan itu karena penghuni dorm sudah tidur. Hanya tinggal mereka berdua.

"Capek, ya?" tanya Jeno. Ia melirik ke arah jam di dinding. Sudah pukul dua malam.

"Dikit," sahut Haechan.

Keduanya berjalan ke arah dapur, dengan Jeno terlebih dahulu dan Haechan mengikuti dari belakang.

"Mending kamu mandi aja. Terus istirahat," kata Jeno.

"Kamu aja belum tidur," ujar Haechan.

"Kan nunggu kamu. Gimana, sih." Nah, kan galak lagi. "Tadi aku udah tidur bentar. Terus kebangun jam setengah satu."

Jeno meletakkan kotak donat di atas meja. Haechan memang selalu tahu apa yang dia inginkan.

"Jangan abis sekaligus. Buat ntar lagi. Bisa dipanasin," ujar Haechan saat melihat Jeno mulai makan donat.

"Kamu mau?" tanya Jeno seraya menyodorkan donat di tangannya pada Haechan.

"Enggak. Kamu aja. Aku mau mandi dulu," sahut Haechan.

"Okey~"

"Besok jalan. Mau?" ajak Haechan.

"Emang kamu libur?" tanya Jeno dengan mulut penuh donat.

"Iya," sahut Haechan. "Pelan-pelan makannya. Donat ini gak bakal lari," kata pemuda itu sembari mengelap butiran seres yang ada di bawah bibir Jeno.

"Takut dihabisin sama kamu," jawab Jeno.

"Gak bakal, sayang." Haechan gemas sendiri. "Aku mandi dulu bentar."

"Okey~ jangan lama. Temenin makan," kata Jeno.

"Iya."

Tbc.


Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang