Sudah Diputuskan

5.1K 540 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ketika Haechan dan Renjun tiba di rumah, lebih tepatnya di kamar Haechan, mereka mendapati Jeno sudah tertidur pulas sembari memeluk boneka beruang yang berukuran cukup besar.

Renjun tersenyum kecil memandangi wajah damai Jeno yang tertidur.

"Lo juga tidur aja, Ren. Di samping dia, temenin," kata Haechan.

"Gak apa-apa gue tidur di sini, Chan?" tanya Renjun. "Nanti lo tidur di mana?" lanjutnya.

"Gue bisa tidur di kamar tamu," jawab Haechan. "Lo temenin aja, gak apa. Besok ada jadwal?"

Renjun menggeleng. Dia mulai naik ke atas tempat tidur untuk berbaring di samping Jeno. Sebelumnya sudah meletakkan jaket pada sandaran kursi yang berada di kamar.

"Enggak, besok gue masih libur."

"Ya, udah, lo tidur. Gue tinggal. Good night," ucap Haechan sembari keluar dari kamar tidak lupa menutup pintu dan mematikan lampu agar tidak terlalu terang. Karena sudah ada satu lampu pajangan di atas meja nakas.

"Good night, Chan," balas Renjun.

Pemuda itu bergerak mengubah posisinya menjadi menyamping menghadap Jeno. Renjun tersenyum kecil. Dia senang bisa kembali melihat Jeno.

"Maafin aku ya, Jen. Karena udah ikut-ikutan bikin kamu kaya gini," bisiknya tulus, sebelum kemudian menyusul Jeno terlelap ke alam mimpi.

Ada setetes air mata yang menuruni pipi Renjun.

.
.
.

"Renjun?"

Jeno berkedip-kedip kala terbangun di pagi hari, ia mendapati sosok Renjun tidur di sampingnya. Pemuda itu langsung menjauh dengan wajah panik serta ketakutan.

"DONGHYUCK, DONGHYUCK! ARGGHHHH!"

Renjun tersentak dan segera terbangun. Wajahnya ikut panik saat melihat Jeno tengah meringkuk ketakutan di ujung tempat tidur dengan kedua tangan menutupi telinga.

"Jen---"

"PERGI! PERGI! KAMU JAHAT! PERGI!" teriak Jeno dengan suara yang bergetar karena menangis.

Renjun berusaha untuk menenangkan Jeno dengan raut khawatir di wajahnya, namun pemuda itu malah semakin keras berteriak, bahkan badannya sudah bergetar dan tangisan terus terdengar.

Hingga kemudian Haechan datang ke kamar bersama kedua orang tua pemuda itu. Ketiga tampak panik ketika melihat bagaimana kondisi Jeno saat itu. Terus berteriak menyuruh Renjun pergi, berkata jahat berulang-ulang kali, tubuh gemetar ketakutan serta tangisan yang terdengar menyakitkan hati.

Haechan naik ke atas tempat tidur, memeluk tubuh Jeno yang gemetaran, mencoba menenangkan sang kekasih dengan kalimat penenang yang bisa dikeluarkan.

Renjun ikut gemetaran karena dia khawatir melihat keadaan Jeno saat ini. Haerin memasang wajah cemas, sementara Yoonbi berusaha menghubungi Dokter.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang