Renjun Juga Tahu

6.4K 652 40
                                    

Jeno berjalan di lorong dorm dengan langkah tertatih karena area selangkangannya masih cukup perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno berjalan di lorong dorm dengan langkah tertatih karena area selangkangannya masih cukup perih. Obat pereda perih saja ternyata tidak membantu. Semalam Haechan menggempurnya sampai jam tiga pagi. Jangan percaya dengan omongan pemuda itu yang meminta sekali lagi, karena bagi sang kekasih sekali sama dengan lima kali.

"Lo kenapa, Jen? Kok jalannya ngangkang gitu?" tegur Renjun yang baru datang ke dapur hingga membuat Jeno tersentak kaget.

"Anjing lo! Ngagetin bangsat!" Jeno mendelik gusar. Dia memegangi dada di mana jantungnya tengah berdetak cepat karena ulah pemuda Huang itu.

"Yeee, santai, dong! Pagi-pagi ngajak gelud," kata Renjun sebal.

"Lu duluan yang mulai, monyet!" ucap Jeno jengkel. Dia berjalan ke arah kulkas untuk mengambil minuman.

"Santai, babi!" Renjun mendelik yang dibalas delikan juga dari Jeno. "Ck! Gue tanya, lo kenapa?" ujar pemuda itu memilih untuk mengalah.

"Jatoh di kamar mandi tadi. Siapa yang abis mandi, sih? Licin tau! Banyak sabun di lantai. Gak bersih amat kalau nyiram," kata Jeno, wajahnya kesal. Ya, dia hanya alasan saja, sih. Karena kenyataannya ia belum ke kamar mandi sama sekali. Salahkan Renjun yang terlalu polos.

"Yang terakhir mandi itu uke lo. Si Haechan," balas Renjun dengan nada kalem.

"Hah?" Jeno berkedip-kedip. Tidak menyangka jika ternyata yang terakhir menggunakan kamar mandi itu kekasihnya sendiri.

"Kalau mau marah, ya salahin dia aja. Itu juga kalau lo berani, sih," ucap Renjun seraya mengambil minuman dingin di kulkas.

"Gak apa-lah kalau uke gue. Kalau dimarahin ntar dia ngambek, ujungnya gue yang repot sendiri," kata Jeno sambil duduk di kursi.

"Bucin, ah!" ledek Renjun.

"Bodo amat!" balas Jeno. "Btw, yang lain ke mana? Kenapa cuma ada lo doang di sini?" tanyanya.

"Jaemin dan Chenle pamit pergi nemuin Yangyang tadi. Kalau Jisung, Shotaro sama Sungchan pada ke Agensi. Katanya mau iseng ngecover dance," sahut Jeno.

"Kok lo gak ikut?" tanya Jeno.

"Males, ah! Mendingan tidur," kata Renjun.

"Udah kaya putri tidur aja lo," ledek Jeno.

"Terserah!" sahut Renjun. "Oh, ya. Gue jadi keinget sesuatu deh, Jen."

"Paan?" Jeno mengerutkan keningnya.

"Kemarin lo bilang Tuan Lee Donghyuck yang sering ngirim makan itu Sugar Daddy lo. Nah, gue baru sadar kalau ternyata Donghyuck itu nama aslinya Haechan. Masa," ucap Renjun dengan ekspresi polos.

Jeno langsung melongo, tidak tahu harus mengatakan apa. Kenapa juga otak Renjun jadi mudah memproses kata-katanya, sih?

Renjun menopang dagu di atas meja, memandangi Jeno dengan penuh selidik.

"Kalau iya Haechan itu sugar Daddy lo, berati lo uke ya, Jen?" tanya Renjun intens. "Jalan lo ngangkang gitu bukan karena jatoh dari kamar mandi, kan? Gue tau lo belum ada ke sana, loh."

"H-hah? A-apaan?" Jeno gelagapan.

"Semalam lubang lo abis dihajar sama Haechan sampe pagi buta, kan? Hayo, ngaku~ gue denger desahan lo dari kamar, loh, Jen~"

Jeno harus menjawab apa ini?

____

Tbc.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang