Anjing Kecil

6.2K 620 116
                                    

Haechan tiba di dorm Dream cukup malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan tiba di dorm Dream cukup malam. Setengah dua belas. Karena dia pergi untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu ke sebuah Kafe Bar khusus publik figure. Dia juga sempat menemui Yangyang di unit WayV, untuk sedikit memberi pemuda itu pelajaran. Hanya sebuah pukulan ringan dengan luka di sudut bibir. Sama seperti yang didapat oleh Mark dan Johnny.

"Sorry, gue cuma capek diteror terus sama mereka, Chan. Beneran capek. Hidup gue rasanya gak tenang. Terlebih lagi gue harus tetep siaga ngejagain Renjun dari Jaemin. Gimana gue bisa fokus kalau kena teror dari anggota lain yang kepo tentang hubungan lo sama Jeno?"

Begitulah kata Yangyang setelah Haechan memukulnya. Di sana ada anggota unit WayV lain, tapi mereka tidak berani membantu Yangyang karena terlalu takut pada wajah dingin Lee Haechan.

"Lo harus bisa tetap tutup mulut kalau mau selamat dari amukannya Jeno," kata Haechan sebelum pergi dari tempat itu. "Inget, dia lebih ngeri dari gue kalau udah marah."

"Tau, makanya gue nyari aman, Chan."

.

Haechan menarik napas berkali-kali. Bau minuman tercium dari mulutnya. Ia berharap semoga Jeno masih tertidur.

Namun, harapannya tidak terkabul karena saat ia membuka pintu kamar, Jeno sedang duduk di atas tempat tidur dalam keadaan terjaga.

"Jeno . . . ." Haechan bergumam pelan. Dia menutup pintu kamarnya, lalu beranjak mendekati sang kekasih berada.

"Kamu habis dari mana? Kenapa ninggalin aku sama beruang kecil sendirian di sini?" tanya Jeno dengan nada datar. Wajahnya ditekuk, tanda marah.

Haechan menarik napas secara perlahan, lalu menghembuskannya. Ia mencoba untuk duduk, tapi Jeno melarang.

"Pergi dari sini. Aku marah."

"Sayang. . . ."

"Belum budek, kan?" ujar Jeno dingin. Keningnya mengkerut ketika merasakan aroma minuman dari tubuh sang kekasih.

"Tidur aja di Klub atau Bar mana. Terserah. Minum sampai puas. Dari malam sampai ketemu malam lagi. Gak usah peduliin aku sama beruang kecil."

Jeno menarik selimut, lalu tertidur membelakangi tubuh Haechan. Pemuda itu benar-benar marah.

Bukannya pergi sesuai permintaan sang kekasih, Haechan malah naik ke atas tempat tidur, berbaring di sana dengan tangan memeluk pinggang pujaan hatinya ini.

"Dibilangin pergi!"

Jeno berusaha melepaskan tangan Haechan di pinggangnya, tapi tidak bisa, terlalu kuat.

"Maaf, udah ninggalin kalian berdua di sini. Maaf karena aku gak langsung pulang setelah urusanku selesai, dan maaf karena udah bikin kamu nangis tadi," bisik Haechan di telinga Jeno.

Pemuda itu mempererat pelukkannya, tidak ingin sampai terlepas. Ia menarik napas, menghirup aroma tubuh Jeno yang selalu membuatnya candu.

"Sayang....." Haechan kembali berbisik pelan, kali ini dibumbui oleh ciuman ringan di pipi.

"Nyebelin."

Akhirnya Jeno luluh. Pemuda itu membalikan badan, lalu memeluk sang dominan, ia membenamkan wajahnya di dada bidang itu. Walaupun Jeno benci mencium aroma alkohol dari tubuh Haechan, tapi ia sangat ingin memeluk kekasihnya malam ini.

"Kamu pergi ninggalin aku di sini bareng si beruang kecil tanpa sempat nyobain masakan aku. Padahal aku udah capek-capek masak buat kamu," kata Jeno. "Jahat," lanjutnya.

Haechan mengusap-usap rambut Jeno penuh sayang. Dia menyesal karena keburu emosi setelah mengetahui jika di kamarnya terpasang kamera CCTV. Ia bahkan lupa jika sang kekasih sudah bersusah payah memasak makan malam untuk mereka berdua.

"Maaf, sayang..... Maafin aku, ya? Aku bakal panasin masakan kamu, terus aku makan," kata Haechan.

Jeno menatap pemuda itu dengan wajahnya yang terlihat manis. Haechan merasakan kekasihnya ini semakin hari semakin bertambah indah. Tidak bisa terlewatkan dari pandangan matanya walau hanya sedetik.

"Sebenarnya tadi kamu kenapa, sih?" tanya Jeno pelan. "Muka kamu kelihatan marah banget, aku beneran sampe takut, Hyuck," lanjutnya.

Haechan terdiam. Apakah dia harus memberitahu Jeno soal mengapa ia bisa semarah itu?

"Hyuck.... Kok diem?" Jeno menunggu jawaban.

"Aku bakal ngasih tau, tapi kamu janji dulu jangan marah. Oke? Karena aku gak mau kalau sampai kemarahan kamu bisa berakibat sama si beruang kecil di perutmu ini," kata Haechan.

Jeno mengangguk tanpa ragu. "Kenapa aku harus marah?" tanyanya. "Jadi, tadi kamu kenapa? Apa yang bikin kamu semarah itu?"

Haechan menarik napas untuk beberapa saat, sebelum kemudian menjawab pertanyaan sang kekasih.

"Anggota dari unit Ilichil masang kamera CCTV di kamar kita."

"Apa?!"

Sepertinya memberitahu Jeno memang bukan sesuatu yang bagus.

Lihatlah sekarang, wajah anjing kecilnya tampak terlihat emosi, siap meledakan amarah.

Haechan menutup telinganya, siap menerima segala teriakkan kekesalan dari Jeno yang sebentar lagi akan terdengar.

"BANGSAT, ANJING, BABI, MONYET, TOLOL, SIALAN! MEREKA NGAJAK RIBUT SAMA GUE, HAH?!"

"Aduh, sayang. Itu mulut mau aku cium?" sahut Haechan seraya meringis.

"DIYAM! AKU LAGI EMOSI!" balas Jeno kesal.

"Sayang, kamu udah janji gak marah, loh," gumam Haechan.

"DIEM LO, JELEK! BAWA GUE KE DORM ILICHIL!" teriak Jeno berapi-api, dia bahkan sudah duduk di atas tempat tidur.

"Jen, besok aja. Sekarang tidur, ya. Ayo." Haechan mencoba menenangkan.

"GAK MAU! GUE BILANG BAWA GUE KE DORM ILICHIL! SEKARANG, JELEK! DENGER GAK LO?!"

"Sayang....."

"LEE DONGHYUCK!"

Haechan tidak tahan lagi. Dia segera menarik tubuh Jeno, membantingnya ke tempat tidur dengan perlahan, lalu membungkam bibir itu dengan bibirnya. Bahkan tak membiarkan sang kekasih untuk mengeluarkan suaranya. Kedua tangan Jeno juga ia tahan di atas kepala agar pemuda manis kesayangannya ini tidak bisa memberontak.

Hingga akhirnya Jeno tenang, terbuai dengan cumbuan yang Haechan berikan. Bahkan sekarang bibir itu melenguh mengeluarkan desahan halus, yang membuat libido sang dominan naik.

Biarkan pasangan itu kembali bercinta malam ini.

____.

T.b.c

Yuhuuuu. Ini dikit banget, gak sampe 1K. Aku buru-buru wkwkkw. Ntar up lagi deh. Byebye.....

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang