Bermimpi

6.9K 633 33
                                    

"Jadi, Jeno itu ternyata uke bukan seme?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi, Jeno itu ternyata uke bukan seme?"

"Gue gak nyangka loh, Jen."

"Parah banget asli."

"Kok bisa lo ngaku seme tapi kenyataannya bukan?"

"Untungnya apaan lo ngaku-ngaku kaya gitu?"

"Emang jadi uke itu jijikin sampe lo gak mau jujur ke kita?"

"Biar keren?"

"Emang lo keren?"

"Gak, ya!"

"Apa posisi uke menurut lo serendah itu sampe gak mau orang lain tau soal lo?"

"Tapi, bukannya secara gak langsung lo sendiri rendah, Jen?"

"Ngaca, dong! Astaga!"

"Jeno, kecewa gue sama lo."

"Lo gak jujur ke kita sama aja kaya nyiksa Haechan. Tau gak, sih!"

"Chan, putusin dia. Masih banyak yang suka sama lo, yang gak bakalan malu ngakuin diri kalau dia uke lo. Gak kaya Jeno."

"Bener. Tinggalin aja Jeno. Putusin dia. Orang kaya dia gak pantes lo pertahanin."

"Gak guna, Chan."

_

"GAK MAU!"

Jeno membuka kedua mata dengan napas memburu, keringat dingin terlihat di sekitar wajahnya. Netra pemuda itu melirik ke sekitar tempatnya berada saat ini. Kamar sang kekasih di dorm Dream.

Apa maksud semua ini? Jeno yakin jika ia sedang berada di dorm unit 127, menghampiri sang kekasih yang sakit, tapi mengapa bisa ia ke dorm unit dream?

Jeno segera mencari ponselnya, mengutak-atik benda pipih tersebut untuk mengecek pesan dari Mark. Namun, tidak ada satu'pun pesan yang masuk dari pemuda itu.

Apakah sejak tadi Jeno hanya bermimpi? Bahkan tentang dirinya yang kelepasan mengatakan kalau Haechan tidak pernah ia masuki?

Kalau mimpi, kenapa sangat jelas sekali. Bahkan dia bisa mendengar dan melihat pembicaraan anggota lain tentang dirinya. Apa mungkin semua ini ada kaitannya dengan kenyataan jika Renjun tahu soal rahasianya bersama Haechan?

Sepertinya begitu. Jeno hanya terlalu takut anggota lain sampai tahu kebenaran tentang semua rahasia mereka berdua. Hingga akhirnya menjadi bunga tidur untuk dirinya sendiri.

"Kenapa, Jen? Kok teriak-teriak?"

Kepala Renjun menyembul dari balik pintu. Jeno segera menggeleng sebagai jawaban.

"Gak apa-apa."

"Beneran?" Renjun memastikan dan Jeno mengangguk. "Ya, udah kalau gitu." Pemuda itu berlalu dari sana.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang