Happy birthday, Nono!

8.8K 779 14
                                    

"Anjing, Chan! Sakit, woy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjing, Chan! Sakit, woy!"

Yangyang mendelik ketika tiba-tiba mendapat pukulan lagi dari Haechan. Kini di tangannya. Cukup lumayan keras, dan sakit.

"Penganiyayaan ya lo, asu!" gerutu Yangyang.

"Lo yang salah, tolol!" balas Haechan dingin.

Keduanya sedang berada di studio milik Haechan, karena pemuda itu yang menarik Yangyang setelah pelatih mengatakan latihan hari ini selesai.

Tingkah Haechan yang menarik leher Yangyang layaknya anak kucing, menuai tatapan bingung dari penghuni ruang latihan. Sedangkan Jeno cuek-cuek saja. Sudah tahu ada apa di antara keduanya. Sekalian dia juga sedang kesal pada Yangyang.

Jeno sudah paham mengapa pemuda itu mendadak gila hari ini. Biarkan saja sang kekasih memberi hukuman pada Yangyang. Sampai kapok.

"Maaf sih," ujar Yangyang tanpa ada niat benar-benar minta maaf.

"Gue peringatin sama lo buat tetep tutup mulut soal apa yang lo tau tentang gue dan Jeno," kata Haechan. "Gue curhat sama lo sebelum dapetin Jeno, bukan berati buat dicepuin ya, anjir! Termasuk soal posisi. Bisa diputusin Jeno kalau sampe mereka tau yang sebenernya. Lo tau gue bisa gila kalau diputusin Jeno."

"Iya, elah. Tenang aja, sih. Gue juga gak ada niat buat ngasih tau mereka," sahut Yangyang. "Gue gak bisa nahan diri ketawa tadi itu juga ada alasannya, Chan."

"Apaan?" gumam Haechan.

"Posisi hubungan kalian berdua lagi jadi bahan taruhan anak-anak," kata Yangyang.

"Hah?"

Haechan melongo dengan raut wajah yang dalam pandangan Yangyang sangat jelek.

"Jadi, lo udah ngasih pelajaran ke si Kuyang, kan?" tanya Jeno.

Dia berada di mobil bersama Haechan yang menyetir. Ingat, ya. Mereka ingin pergi ke suatu tempat setelah latihan berakhir. Sesuai apa yang Haechan katakan. Sekarang sudah jam sebelas malam lewat sedikit.

"Hm."

Haechan hanya menyahut dengan gumaman. Pemuda itu tengah fokus pada jalanan agar tidak terjadi sesuatu yang buruk.

"Bagus! Lo bikin mukanya jelek gak? Tapi, jangan lebih jelek dari lo," ujar Jeno. "Soalnya muka jelek lo itu muka kesayangan gue."

Haechan iyakan sajalah. Sedang malas bersuara. Terlalu shock dengan informasi dari Yangyang beberapa belas menit lalu. Dia tidak ingin memberi tahu Jeno. Bisa mengamuk tujuh hari tujuh malam padanya. Dia yang kena getahnya lagi.

"Kok lo anteng aja dari tadi? Gak ngebales ledekan gue," ucap Jeno tiba-tiba. "Gue ada salah, ya?" Nah, kan. Raut mukanya berubah dalam seketika. Terlihat sedih.

"Bukan, sayang. Gue cuma capek aja," kata Haechan.

"Beneran?" tanya Jeno.

"Iya, Nono," balas Haechan tanpa menoleh.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang