Marah

7K 661 211
                                    

Taeyong memijat tengkuk Haechan yang sejak memulai syuting kembali setelah break tadi, muntah-muntah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong memijat tengkuk Haechan yang sejak memulai syuting kembali setelah break tadi, muntah-muntah. Wajah pemuda itu terlihat memucat, dan keningnya mengkerut. Dia berusaha mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya, tapi tidak ada yang keluar.

Kakak-kakaknya yang melihat hanya bisa membantu dengan sebisa mereka. Seperti yang dilakukan oleh Taeyong. Jangan ketinggalan Doyoung. Pemuda bermarga Kim itu memegang sebotol air mineral.

"Bagaimana kalau kita ke rumah sakit aja buat periksain keadaan Haechan?" kata Manager yang juga terlihat khawatir dengan keadaan Haechan.

"Kayanya sih, gak perlu, bang," ucap Yuta. "Ini udah biasa bagi orang yang lagi hamil," lanjutnya. "Mual-mual."

"Hah?" Manager melongo. "Maksud kamu apa, Yuta?" Dia bingung.

Yuta mendengus, yang lain melenges. Haechan masih berusaha mengeluarkan sesuatu tak menyenangkan di perutnya.

"Haechan pacaran sama Jeno. Mereka sering ngelakuin nina ninu tiap malam, wajar kalau perut si beruang berhasil melendung, kan?" jelas Yuta.

"Haechan hamil, bang Manager. Paham gak?" tambah Mark gregetan.

"Hah?" Manager semakin bingung. "Loh, bukannya Haechan itu pihak---"

"Bang, bisa tolong ambilin minyak kayu putih?" potong Haechan. Dia melirik ke arah Manager, terlihat seperti tengah memberi kode.

"O-oke." Manager langsung pergi dari tempat itu, mengikuti apa yang diinginkan oleh Haechan.

"Masih mual, Chan?" tanya Taeyong khawatir.

Haechan mencoba untuk berdiri karena sedari tadi dia berjongkok. "Masih, tapi percuma gue berusaha ngeluarin sesuatu di perut gue, kalau yang keluar cuma angin dan ludah gue sendiri," sahutnya.

Taeyong membantu Haechan berdiri agar pemuda itu tidak terjadi.

"Ini minum dulu, Chan," kata Doyoung.

Haechan menggeleng. "Gak mau, bang. Enek," ucapnya.

"Minum yang anget-anget. Mau gak? Abang bikinin teh," ujar Taeyong. "Atau mau makan?"

"Gue gak mau apa-apa. Gak enak semua, bikin enek," tolak Haechan seraya berjalan ke arah tempat duduk. Kakak-kakaknya mengikuti dari belakang.

Manager datang membawa apa yang diminta oleh Haechan dan memberikan benda tersebut pada pemuda itu yang langsung diterima.

"Minum jahe anget. Mau gak?" tawar Doyoung.

Haechan menggeleng. Dia menutupi hidungnya, lalu meringis. "Bisa pergi gak? Gue gak suka ngeliat orang jelek dan bau kaya kalian," kata pemuda itu.

"Heh!"

Ke delapan kakaknya mendelik. Terlebih Doyoung yang terlihat sudah ingin mengamuk.

"Tolong pergi. Ngeliat wajah kalian bikin gue pengen muntah," kata Haechan lagi.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang