Perasaan Jeno

7.6K 651 9
                                    

Jeno memperhatikan Haechan yang tengah berganti pakaian di dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno memperhatikan Haechan yang tengah berganti pakaian di dalam mobil. Dia sudah lebih dulu ganti. Setiap gerak gerik pemuda itu tak pernah lepas dari kedua netranya. Ya, baju mereka berdua tukaran. Sekarang Jeno yang memakai baju biru bergaris cokelat.

Kalau dipikir-pikir, Jeno itu termasuk orang yang beruntung karena dicintai oleh seseorang seperti Lee Haechan, yang bisa menuruti apapun yang dia inginkan. Termasuk soal rahasia tentang siapa yang sebenarnya berperan sebagai pihak yang mendominasi.

Haechan tidak pernah marah atau'pun protes jika Jeno menginginkan sesuatu. Selalu dituruti hari itu juga tanpa banyak kata dan langsung dengan tindakan.

Jangan berpikir Jeno menerima Haechan hanya karena sogokan yang pemuda itu tawarkan. Tapi, dia memang memiliki perasaan yang sama seperti Haechan. Cinta.

Sejak dulu. Jeno menyukai Haechan, mencintainya, berharap pemuda itu bisa menjadi miliknya seorang. Hanya untuk dirinya, bukan orang lain.

Lalu, siang hari itu, saat Jeno sedang asyik dengan jajanan di tangannya, tiba-tiba Haechan mengajaknya berpacaran. Jelas saja ia terkejut dan sempat berpikir jika pemuda itu hanya bergurau seperti biasa. Namun, ketika Haechan terlihat sangat serius, Jeno tidak mungkin melewatkan kesempatan tersebut untuk menerima perasannya.

Keputusan Jeno memang tidak salah, karena dia benar-benar beruntung. Harchan mencintainya dengan tulus. Bahkan sekarang sang kekasih hendak mengenalkan Jeno sebagai pemilik hatinya pada keluarga pemuda itu.

"Sayang?"

Jeno tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara berat Haechan dan pandangan khawatir dari pemuda itu.

"Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Haechan.

Jeno memutuskan untuk mengangguk, lalu tersenyum. Ya, dia memang baik-baik saja.

"Baik, kok."

"Kamu yakin?" tanya Haechan memastikan. "Kamu dari tadi diem terus. Aku panggilin gak disahutin. Bikin khawatir," lanjutnya.

"Gak apa-apa. Serius," sahut Jeno seraya menyandarkan kepalanya di pundak Haechan. "Jalan, yuk! Nanti kemaleman, loh."

"Tapi, beneran gak apa-apa, kan?" ujar Haechan. Tangannya mengusap rambut Jeno dengan lembut.

"Iya, jelek. Dibilangin dari tadi juga," kata Jeno.

Haechan menarik napas. Dia sudah bisa tenang sekarang.

"Duduk yang bener. Aku mau nyetir," ujar Haechan. Dia mengecup kening Jeno singkat.

"Gini aja. Emang gak bisa?" tanya Jeno. Posisinya terlalu nyaman untuk diubah.

"Bisa aja, tapi serius mau kaya gini sepanjang jalan?" ucap Haechan.

"Heem. . . . mau manja dulu sama lo," kata Jeno.

Haechan mendengus, lalu mencubit hidung Jeno beberapa detik. Kekasihnya meringis dan ia hanya terkekeh.

"Jangan keseringan manja gini. Udah tau kalau gue gak bisa nahan diri kalau lo udah manja, kan?" ucap Haechan.

"Gak apa-apa, sih. Ini jadinya ke hotel juga gue gak masalah," balas Jeno. Sepertinya sengaja mancing.

Haechan terkekeh singkat. "Gak dulu, urusan malam ini penting. Gak boleh sampe ditunda," ucapnya.

"Padahal gue nawarin, loh," ujar Jeno seraya menatap Haechan dengan wajahnya yang sengaja menggoda.

Satu ciuman dilayangkan Haechan untuk bibir Jeno.

"Ntar abis kelar yang ini," kata Haechan.

Jeno mencibir. "Emang lo gak bakalan bisa nolak, sih."

"Kan, ditawarin. Masa gue tolak, sih? Sayang, dong," sahut Haechan.

"Sayang siapa?" tanya Jeno.

"Sayang Lee Jeno," jawab Haechan.

"Bucin lo. " Jeno tersenyum.

"Emang," sahut Haechan. "Bucin sama lo."

Jeno tertawa, lalu menampar pipi Haechan pelan dan bekas tamparan tersebut ia usap dengan lembut.

"Ayo, jalan."

"As your wish."

___

Tbc.

Love Scenario (Hyuckno. End ☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang