Bab 13 - Bukan Rahasia Lagi

56 10 22
                                    

Archana menatap Priya sejenak sebelum menjawab pertanyaan ibunya. Ia menceritakan bagaimana ayahnya menghindari tatapan matanya waktu itu dan ketika mata mereka bertemu, Archana menemukan jawabannya. Tentu saja ia tidak percaya begitu saja, apalagi ketika kejadian pesawat yang jatuh. Hari ke hari hingga tahun ke tahun, Archana berusaha mencari tahu kebenarannya dengan segala cara yang ia bisa hingga ia akhirnya menemukan sendiri bukti-bukti itu. Ia menunjukkannya pada Parvati.

Perlahan, Parvati mengembangkan senyum getirnya. "Kalian sudah selesai membicarakan yang ingin kalian bicarakan?" Archana dan Priya mengangguk.

"Baiklah, terima kasih. Terima kasih sudah menceritakan semuanya, terutama kau, Archana. Terima kasih sudah mengonfirmasi kebenaran ini."

Archana tertegun. Lehernya terasa seperti dicekik. Ia tidak memiliki keberanian untuk menatap ibunya. Pandangannya terus tertunduk hingga Parvati mengangkat dagunya agar ia bisa melihat Archana. Mata putri sulungnya yang biasanya bersinar tajam, kini meredup. Hanya ada tatapan lembut yang berusaha tidak mengeluarkan air mata di hadapan ibunya setelah memberi tahu semua ini. Sementara Parvati menatap Archana dengan teduh. Tidak ada gejolak kemarahan di matanya. Tidak ada air mata yang menghalangi kedua bola mata berwarna cokelat kehijauan. Lalu ia beralih menatap Priya, sebelum akhirnya melepas napas lega dan tersenyum.

Dua bersaudara itu saling menatap. Keduanya bingung melihat reaksi ibunya.

"Ibu. Ibu baik-baik saja?" tanya Priya. Parvati mengangguk.

"Sangat baik. Akhirnya aku mendapat kepastian tentang itu."

"Maksud Ibu?" selidik Archana.

"Aku sudah tahu sejak awal-"

"Apa?" sela Archana. Priya juga bingung mendengar itu.

"Itu sebabnya aku sering merasa bersalah pada kalian-"

"Karena Ibu membiarkannya pergi?" sela Archana lagi. Parvati mengangguk.

"Tapi kenapa, Ibu?" kini Priya buka suara.

Parvati menjelaskan segala yang terjadi antara dirinya dengan Arvind. Sedikit kekecewaan kembali muncul dalam binar matanya. Archana dan Priya terdiam, mendengarkan penjelasan ibunya dengan saksama, memastikan tidak ada detail yang terlewat. Setelah Parvati selesai memberi tahu tentang perselingkuhan ayahnya, Archana dan Priya saling melirik.

"Tetap saja ini berarti dia brengsek, Ibu. Dan bagus Ibu membiarkannya pergi. Dan lagi, seharusnya Ibu memberi tahu kami lebih dulu karena kami sudah dewasa. Ibu tidak perlu menyimpannya sendirian. Satu lagi. Tolong sudahi permintaan maaf itu, tidak seharusnya Ibu mengucapkan kata-kata itu," ujar Archana tegas.

"Kami berterima kasih atas itu, Ibu. Aku tidak ingin tinggal di bawah satu atap dengan orang yang tidak bisa menghormati wanita, terlebih istrinya sendiri," sahut Priya.

Parvati sedikit terkejut dengan reaksi kedua putrinya. Ia mengira, mereka akan marah atau bahkan meninggalkannya karena sudah berbohong, menutupi, dan membiarkan Arvind pergi. Tapi ternyata tidak, baik Archana maupun Priya mendukung keputusannya. Sudah cukup ia menyembunyikan hal ini bertahun-tahun. Sudah cukup pula bagi Archana dan Priya menyimpan hal ini rapat-rapat. Sekarang semua sudah jelas.

"Sekarang aku takut kalau semua laki-laki itu seperti ayah," celetuk Priya.

"Sudah kubilang, 'kan," sela Archana.

"Hmm. Ibu tahu? Kakak bahkan berpikir tidak ingin menikah."

Archana membuka mulutnya, tidak percaya Priya akan mengatakan itu di depan ibunya. Mata Parvati terbelalak. Setelah bolak-balik menatap putrinya, kini ia menetapkan pandangannya pada putri sulungnya.

"Benarkah itu, Archana?"

"Hmm, ya... Aku sempat berpikir begitu, Ibu. Aku takut."

Parvati tersenyum, menoleh sejenak ke arah Priya. "Memang tidak ada yang bisa menjamin seseorang akan mendampingimu dan mencintaimu sampai akhir hidupnya, tapi ingat, Sayang. Tidak semua pria seperti itu. Yang sudah terjadi, sudah seharusnya terjadi. Jangan takut jatuh cinta. Ibu tidak bisa menemani kalian selamanya. Setelah Ibu tiada nanti, Ibu berharap ada seseorang yang akan menjaga dan membuat kalian bahagia. Archana, kau punya gift. Kau selalu memanfaatkan itu dengan sangat baik. Aku yakin, kau tidak akan salah kepada siapa kau menjatuhkan hatimu. Begitu pun denganmu, Priya. Aku yakin kau tahu mana yang terbaik untuk dirimu. Aku selalu menginginkan kalian bahagia," ujarnya lembut.

THE FATE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang