Archana berencana pergi ke rumah Arvind setelah kegiatan hari ini. Ia juga berencana menginap di sana, berhubung besok adalah akhir pekan dan tidak ada kegiatan. Ia sudah menghubungi ayahnya dan juga Priya. Arvind senang sekali, putrinya akan mengunjunginya lagi. Arvind memberitahukan hal tersebut kepada Lata dan Raj yang saat itu sedang berada di rumah. Mereka semua tidak sabar ingin bertemu Archana. Sebelum melesat ke rumah Arvind, Archana menghentikan mobilnya di sebuah supermarket. Ia membeli beberapa cokelat, buah, dan camilan sebagai bingkisan untuk keluarganya.
Archana kembali melajukan mobilnya menyusuri jalan raya kota San Fransisco di bawah langit yang cukup cerah sore itu. Archana menghentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Tidak sengaja, ia melirik ke kaca spionnya dan melihat Nisha berjalan sendirian dengan wajahnya yang sedikit tertekuk. Ketika langkah Nisha sejajar dengan posisi mobil Archana, ia membuka kaca mobilnya, memanggil Nisha dan memintanya untuk masuk ke mobilnya.
"Kau baru pulang? Kenapa jalan sendiri?" tanya Archana sambil kembali melajukan mobilnya karena lampu hijau sudah menyala.
Nisha mengangguk. "Memang biasa jalan sendiri, Kak. Teman-temanku tidak ada yang satu arah denganku." Archana mengangguk sementara matanya fokus ke jalan raya yang membentang di hadapannya. Ia merasa Nisha sedang dalam suasana hati yang buruk setelah mendengar nada bicaranya.
"Nisha, apa kau mau mampir ke kafe dulu? Aku yang traktir," ujar Archana dengan harapan hal kecil itu bisa membantu adiknya merasa lebih baik.
Benar saja. Wajah ceria Nisha perlahan kembali terlihat. Ia menyetujui ajakan Archana dengan satu permintaan. Ia ingin ke kafe favoritnya, tidak jauh dari kompleks perumahan mereka. Archana mengangguk dan menuruti permintaan Nisha.
Archana menghentikan mobilnya di depan kafe yang Nisha maksud. Mereka memasuki kafe itu dan segera memesan menu sebelum menempati meja dan kursi yang kosong di sudut ruangan.
"Nisha, apa aku boleh tanya?" kata Archana seraya mengaduk iced cappuccino-nya. Nisha menaikkan alisnya dan terus menyeruput iced latte-nya dengan tenang.
Ia meletakkan gelasnya kembali di atas meja. "Ada apa, Kak?"
Archana tersenyum. "Tidak, hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Waktu jalan sendirian tadi, wajahmu tertekuk. Kenapa?"
Nisha ikut tersenyum, bahkan tertawa kecil. "Oh itu. Sebenarnya tidak ada apa-apa. Hanya saja, ada beberapa hal-hal kecil yang menyebalkan terjadi di kampus. Beberapa bahkan karena diriku sendiri, jadi ya..." Archana mengangguk-angguk mendengar cerita singkat Nisha.
"Tapi sekarang sudah jauh lebih baik, karena ada Kak Archana," lanjut Nisha sambil tersenyum lebar.
Sesekali mereka terdiam. Namun, banyak juga hal yang diperbincangkan pada kesempatan ini.
"Kakak, menginaplah di rumah. Besok 'kan akhir pekan," pinta Nisha.
Archana mendengus pelan dan terkekeh. "Memang aku berencana menginap. Apa Ayah tidak memberitahumu?"
Nisha bersorak girang. "Tapi tidak ada yang memberitahuku. Ayah, Ibu, Raj. Apa ini?" ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya. Mereka menikmati sore di kafe sebelum kembali ke rumah.
***
"Aku pulang!" seru Nisha yang diikuti Archana ketika memasuki rumahnya.
"Kenapa sampai so-" ujar Lata yang baru keluar dari dapurnya. Namun, ucapannya terputus ketika melihat Archana.
"Archana! Selamat datang kembali, Nak," sapa Lata sambil memeluk Archana.
Archana tersenyum dan membalas pelukan ibunya. "Terima kasih, Ma."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE FATE (✔)
Fanfiction[Versi bahasa Indonesia] "Takdirku terhubung denganmu." -Tum Hi Ho Seorang wanita dengan 'hadiah spesial' tidak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki yang memiliki sepasang mata yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sejak saat itu, ada sesuatu y...