petugas medis

767 93 7
                                    

Gempa, Sori dan Supra mematung saat dokter menunjukan kertas kepada mereka.

Braakkk...

Mereka semua tersentak kaget saat sori tiba tiba berdiri sambil menggebrak meja, matanya sudah berkaca kaca bahkan tubuhnya mulai bergetar.

"Sori..."

"Dokter jangan menipu kami! Kami tak suka jika dokter membohongi kami seperti ini!!" ucap sori setengah berteriak

"Sori tenangkan dirimu.. Duduk dulu" ujar supra yang mencoba menenangkan sori

Sori kembali duduk, ia langsung terisak dan langsung memeluk supra. Gempa menghela nafas dan kemudian kembali menatap kertas itu.

"Dok, apa dokter yakin magma tak bisa sembuh?" tanya gempa memastikan

Dokter itu menggeleng pelan "maaf gempa, pihak rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin... Tapi penyakit magma sudah cukup parah... Kita hanya bisa berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkan nyawanya" jelas dokter

"HUAAA...!! KAKAKK!!!"

Supra mengusap punggung adiknya yang menangis semakin kencang, melihat hal itu gempa juga jadi ikut untuk menenangkan sori.

"Terimakasih dok.. Kami izin keluar" ujar supra yang perlahan membawa sori keluar ruangan

Dokter mengangguk sambil tersenyum. Gempa yang masih menatap kearah dokter itu malah semakin negatif thinking.

Mereka ber 3 memutuskan untuk melihat kondisi magma.

"Hey magma, kami kembali.. bagaimana kabarmu?" tanya gempa pelan saat melihat magma yang tertidur pulas dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya

Sori berusaha untuk menahan tangisannya, tapi walaupun begitu air matanya terus turun tanpa henti. Berkali kali sori mengusap air matanya..

"Hiks.. Hiks.. Kak magma harus sembuh!" ucap sori

Supra mengelus pelan pundak sori. Supra tak tahu harus bagaimana jika seandainya ia kehilangan keluarganya.

Namun disisi lain, seseorang tengah mengintip mereka dengan tatapan hampa.

"Kau beruntung memiliki keluarga yang menyayangi mu, tak seperti aku yang tak pernah diperdulikan.." ujar orang itu pelan

Sebuah senyuman terukir di wajahnya, ia masih menatap kedalam ruangan magma.
"Karena itu aku membenci keluarga kalian, yah bagaimana ya jika malam ini adalah malam yang spesial untuk kalian?" gumamnya

"Dasar! Seingin itukah kau membunuh mereka, lunar? "

Lunar, orang yang tengah mengintip itu langsung menoleh. Seorang berpakaian putih (bukan kunti woy) tengah berdiri di samping lunar

"Kau berisik sekali liora!"

"Fftt, kenapa lunar? Sekesal itukah kau kepadaku karena ayahmu lebih memilih aku daripada kau?" ejek liora sambil menyikut lunar

Lunar menggeram kesal, ia langsung pergi meninggalkan liora begitu saja.

"Haih, dasar....untung saja aku tak jadi bergabung bersama lily, risa dan karin menjadi anak buah tn.Vargoba jika tidak mungkin aku sudah mati... Tak sia sia aku menjadi anak buat tn.R" gumam liora senang

Liora pov..

Ya mungkin kalian masih belum terlalu mengenalku siapa, aku adalah Liora Nathalia... Aku adalah anak buah dari tuan.R, salah satu anggota mafia yang menyamar sebagai seorang suster

Sebagian dari kalian pasti ingat chap terakhir cerita season 1, saat halilintar dan adik adiknya berhasil selamat dari perangkap maut yang lily, risa dan karin buat.... Saat itu aku ada disana sebagai 'petugas medis' yang pura pura menyelamatkan mereka

Hidden memories ||MLP2||  {Not Continued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang