baik atau buruk?

2.1K 157 22
                                    

Sudah 3 bulan sejak kejadian itu, TTM masih belum mau bangun. Mereka masih tertidur pulas dengan nyenyak, hali, gempa dan yang lainnya sangat berharap TTM bisa bangun lagi.

Berita tentang kematian Lily, Risa dan Karin pun sudah menyebar kemana mana. Namun untung saja kaizo menutupi kesalahan TTM sehingga tidak banyak orang yang tahu kalau TTM lah orang yang sudah membunuh dan jadi pembunuh selama ini.

Sekolah sudah mulai lagi, untung saja saat itu sekolah diliburkan karena ada perbaikan jadi para elemental hanya membolos tanpa kabar selama 1 bulan.

Mereka silih berganti menjaga TTM, siang malam mereka pasti menunggu TTM. Kejadian itu membuat banyak perubahan terutama untuk hali, ice dan solar.

Pukul 22.10 dirumah sakit, kali ini giliran hali dan solar yang menjaga TTM. Solar sudah tidur duluan karena kelelahan menangis, sementara hali tak bisa tidur. Hali hanya memandang kosong kearah luar jendela, ia menatap kendaraan yang berlalu lalang.

'Ayah.. Ibu.. Maafkan hali, hali gagal sebagai kakak pertama. Hali mohon maafkan hali, hali terlalu egois sampai tak memikirkan perasaan yang lainnya. Sekarang hali harus bagaimana?'

Tetesan bening perlahan mulai terjatuh dari sudut mata hali, ia sedikit mendongak agar air matanya tidak turun. Namun sekeras apapun usahanya agar tidak menangis, air mata itu tetapi memaksa keluar. Dimalam yang sepi itu hali hanya ditemani ingatan ingatan kelam dimana ke 3 adik trouble makernya mencoba bunuh diri, suara isak tangisannya terdengar diruangan itu dan untungnya ruangannya kedap suara jika tidak mungkin bisa menimbulkan negatif thinking dari orang orang.

Kelelahan menangis, akhirnya hali pun ketiduran.

.

.

.

.

.

.

'Kak, bangunlah.. Ini sudah siang'

"Uh~"

Iris ruby itu perlahan terbuka, sang empu mengusap matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah pemuda yang tengah menatapnya dengan mata birunya hal itu sontak membuatnya kaget dan langsung terduduk.

"A-apa i-ini? Apa aku masih bermimpi?" tanya hali pada dirinya sendiri

Plakk..

Plak..

Plakk..

"Hey! Hey! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melukai dirimu sendiri?"

Hali terbelalak tak percaya, pipinya memerah karena ia menampar pipinya sendiri. Entah apa yang hali fikirkan, ia langsung menerjang sosok yang ada di depannya, ia kembali menangis, menangis bahagia.

"Hiks.. Hiks.. Kenapa? Hiks.. Hiks.. Kenapa kau lakukan itu?! Aku sudah lama menunggumu bangun.. Hiks.. Hiks.. Aku minta maaf" tangis hali disela pelukannya

Namun setelah beberapa detik hali berkata seperti itu, hali merasa tidak nyaman. Orang yang selama ini ia rindukan tak membalas pelukannya ataupun ucapannya. Apakah dia masih marah?

Hali melepaskan pelukannya dan kemudian menatap lekat sosok itu.

"Taufan ada apa? Apakah kau masih marah padaku karena kejadian itu?" tanya hali pelan

Taufan menggeleng, ia kemudian mundur perlahan dan kembali ke tempat tidurnya, kantung infusnya kembali diletakan di tempatnya.

Kriiett..

"Kak hali aku kem-- EEHH?? KAK TAUFAN!!!HUAA! AKU MINTA MAAF KAK!!" teriak solar yang baru datang

Solar melakukan hal yang sama, ia langsung memeluk taufan. Lagi lagi solar merasakan hal yang sama, taufan terlihat berbeda.

Hidden memories ||MLP2||  {Not Continued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang