TTM lagi

921 99 6
                                    

Blaze pov..

Aku tertegun menatap sosok lain dari diriku yang baru saja memanggilku kemari. Dapat kulihat kalau reverse menatap intens padaku seolah mengisyaratkan sesuatu

"Kenapa?"tanyaku mencoba memecah kecanggungan

Reverse menggeleng, ia langsung berbalik membelakangi blaze.

"kau yakin sudah siap?" ujar reverse balik bertanya

Siap?

Siap untuk apa?

"kau bilang ingin membuka ingatan ke 2 bukan? Tapi apa kau yakin dengan semua itu? Aku tahu misi kalian penting, tapi aku tanya sekali lagi karena hal ini beresiko tinggi. Jadi, apa kau siap?"

Aku terkejut, aku tak tahu harus menjawab apa. Memang aku meng inginkan hal ini, tapi sekarang aku tak tahu, kak taufan belum membicarakan hal ini lagi setelah kami kembali sekolah.

"Ah apa bisa ditunda?" tanyaku ragu

"Hmm.. Mungkin bisa"

Mendengar jawaban reverse aku langsung tersenyum senang. Tapi sepertinya reverse terlihat kesal dengan tingkahku. Hahahaha tapi tak apa, dia memang seperti itu, reverse tak sama sepertiku yang hyperactive. Dia cenderung pemalas, tunggu... Pemalas? Ah, kalau difikir fikir dikeluarga ku yang pemalas hanya....... Ice...

Entah kenapa menyebut namanya saja membuat perasaanku tak karuan. Ah lupakan, aku sekarang harus fokus pada tujuanku, ya lebih tepatnya tujuan kak taufan, aku dan thorn untuk membuat seluruh masalah keluarga kami selsai. Baik yang 'tersembunyi' maupun tidak.

Aku fikir ini semua akan mudah, tapi nyatanya tidak. Masalah selalu saja menjadi penghalang untuk misi kami. Bahkan sampai reverse harus mengunci memori kami untuk menyelamatkan kami di misi pertama kami yang 'gagal'. Yang lebih parahnya secara tak langsung kami malah berurusan dengan para mafia.

Hmm, aku memang kehilangan sebagian ingatanku. Tapi aku masih memiliki memori masa lalu walau itu samar samar, makanya aku masih bisa mengingat misi kami, keluarga kami dan yah reverse. Sejujurnya sejak awal kami memang 'bersandiwara' kalau kami amnesia parah. Aku hanya ingin lihat seberapa menyesal mereka.

'Ckh, aku membenci mereka blaze!' batin reverse

Blaze pov end..

Sementara itu disisi lain, diruang oprasi....

'Aku harus cepat meyelsaika semua ini... Aku harus cepat...'

"Liora... Jangan terburu buru, itu berbahaya" tegur seorang dokter

Liora berkeringat dingin, ia mengangguk pelan. Liora melirik kearah suster yang ada disebelahnya, ia terlihat panik

"Gawat... Kita harus segera keluar dari sini... " ujar liora yang memberikan kode kepada 'rekannya'

"Apa? Tapi kenapa? Bukankah vargoba ditugaskan untuk mengulur waktu jika mereka datang?" balas perawat itu yang sama sama memberikan kode

"Aaarrgh! Ini semua tak sesuai rencana... " kesal liora yang tentunya masih menggunakan kode

"Apa maksudmu?"

"Kalian tolong fokus lah!! Pekerjaan kita masih banyak" tegur sang dokter

"Kami kehabisan waktu... Jadi sayonara~"

Buugghh...

Sang dokter langsung ambruk saat di kepalanya dipukul oleh sebuah alat medis yang cukup berat. Saat itu liora mengeluarkan jarum suntik dan menyuntik si dokternya.

Hidden memories ||MLP2||  {Not Continued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang